Ratusan Warga Garut Menderita Gangguan Jiwa

Senin, 19 Mei 2014 - 19:31 WIB
Ratusan Warga Garut Menderita Gangguan Jiwa
Ratusan Warga Garut Menderita Gangguan Jiwa
A A A
GARUT - Ratusan warga di Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menderita penyakit gangguan jiwa. Mereka tersebar pada sejumlah kampung di enam desa kecamatan tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah penderita penyakit ini tercatat sebanyak 116 orang. Enam desa yang warganya mengalami gangguan kejiwaan adalah Desa Kersamanah, Sukamaju, Nanjungjaya, Girijaya, Sukamerang, dan Mekaraya.

Ketua Forum Desa Siaga Kesehatan Jiwa Kecamatan Kersamanah Empon Maesaroh mengatakan, tingginya jumlah warga yang menderita gangguan jiwa di wilayahnya disebabkan oleh sejumlah faktor. Kemiskinan atau ekonomi menjadi salah satu faktor utama penyebab maraknya penyakit jiwa diderita warga.

"Ada juga faktor lain, yaitu faktor genetika, faktor stres, dan lainnya. Namun memang, rata-rata warga yang menderita gangguan kejiwaan ini memiliki latar belakang miskin atau ekonominya kurang mampu," kata Empon saat ditemui Senin (19/5/2014).

Penyakit gangguan kejiwaan di Kecamatan Kersamanah umumnya menjangkiti warga usia produktif hingga usia tua, yaitu antara usia 20 tahun hingga 60 tahun. Pada contoh kasus yang disebabkan oleh faktor genetika, penyakit gangguan kejiwaan menjangkiti beberapa orang yang masih memiliki hubungan keluarga.

"Saya sendiri tidak paham betul akan penjelasan ilmiahnya seperti apa, namun memang ada beberapa kasus yang seperti ini. Misalnya adik dan kakak mengalami gangguan jiwa, atau orangtua dan anaknya. Bahkan ada juga yang seseorang menderita penyakit jiwa, kemudian keponakannya pun mengalami hal yang sama," ujarnya.

Karena ketidakmampuan secara ekonomi, warga yang anggota keluarganya mengalami penyakit gangguan jiwa biasanya terpaksa mengurung penderita penyakit jiwa tersebut. Tujuannya tidak lain agar anggota keluarganya ini tidak membuat kegaduhan di tengah-tengah lingkungan masyarakat.

"Para penderita penyakit ini biasanya berbuat onar di masyarakat. Ada juga penderita yang selalu melakukan hal berbahaya, misalnya lari ke tengah jalan raya atau sebagainya. Makanya keluarga terpaksa mengurung atau merantainya di dalam rumah atau sekitar tempat mereka tinggal," ucapnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7945 seconds (0.1#10.140)