AC bus mati, belasan santri asal Bandung pingsan
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 14 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Banoraja, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat pingsan akibat kekurangan oksigen di dalam bus yang mereka tumpangi.
Mereka sempat dilarikan ke RS Dedy Jaya Brebes untuk mendapatkan perawatan pada Jumat malam (16/5/2014).
Informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat empat bus berisi rombongan santri berusia belasan tahun hendak pulang ke Bandung setelah berziarah di makam Sunan Kalijaga, di Kabupaten Demak.
Memasuki Kota Tegal sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan yang sebagian besar adalah santri perempuan beristirahat di sebuah rumah makan yang ada di pinggir jalan pantura perbatasan Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.
Usai beristirahat dan makan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan kembali beriringan. Namun baru sekitar lima menit berjalan, terjadi kepanikan di bus nomor dua bernopol F 7641 WB karena air conditioner (AC) bus mati.
Puluhan santri yang ada di bus tersebut diduga kepanasan dan kekurangan oksigen hingga mengakibatkan belasan di antaranya pingsan.
Mereka yang pingsan kemudian dibawa ke IGD Rumah Sakit (RS) Dedy Jaya, Kabupaten Brebes untuk mendapatkan pertolongan medis.
Tiga di antaranya harus mendapat bantuan selang oksigen di ruang perawatan. Kondisinya ketiganya juga tampak lemas.
Ke-14 santri yang sempat pingsan yakni, Dewi (19), Rina (16), Dina (13), Tuti (14), Siti Rosita (13), Nurkhasanah (17) Noviyanti (14), Septi (14), Risda (15), Icha (13), Enia Aminahtuzahro, Wulan (15), Dewi Anggraeni (15), dan Sofi (14).
"AC bus mati sehingga banyak yang kepanasan dan kekurangan oksigen. Ada yang lemas, pusing, dan mual," kata salah satu anggota rombongan Erwin Mulyana (25), saat ditemui di rumah sakit.
Menurut Erwin, setelah mendapat perawatan beberapa saat, kondisi para santri yang pingsan segera pulih kembali.
"Sudah pulih. Sebentar lagi melanjutkan perjalanan. Kalau yang tiga bus sudah melanjutkan perjalanan dulu," ujarnya.
Anggota rombongan lainnya, Lilis, mengungkapkan, ada 14 anak yang sempat pingsan setelah AC bus tiba-tiba mati tak lama usai berisitirahat.
"Tidak tahu kenapa persisnya karena kebetulan saya lain bus. Kayaknya kepanasan dan kekurangan oksigen," imbuhnya.
Pantauan di RS Dedy Jaya sekitar pukul 19.00 WIB, terdapat satu santri yang masih mendapat bantuan selang oksigen di ruang perawatan.
Sementara santri-santri lainnya terlihat sudah kembali pulih dan duduk-duduk di ruang tunggu rumah sakit.
Dokter di IGD RS Dedy Jaya Dr Endang mengungkapkan, mereka yang pingsan mengalami kekurangan oksigen dan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.
Mereka langsung mendapat bantuan selang oksigen. Sedangkan korban yang diketahui masih lemas dan memiliki penyakit, diberikan obat suntik.
“Beruntung mereka bisa langsung dibawa ke sini (rumah sakit), sebab apabila terlambat sangat dikhawatirkan akan terjadi sesuatu,” ujar Endang.
Mereka sempat dilarikan ke RS Dedy Jaya Brebes untuk mendapatkan perawatan pada Jumat malam (16/5/2014).
Informasi yang dihimpun, peristiwa bermula saat empat bus berisi rombongan santri berusia belasan tahun hendak pulang ke Bandung setelah berziarah di makam Sunan Kalijaga, di Kabupaten Demak.
Memasuki Kota Tegal sekitar pukul 17.00 WIB, rombongan yang sebagian besar adalah santri perempuan beristirahat di sebuah rumah makan yang ada di pinggir jalan pantura perbatasan Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.
Usai beristirahat dan makan, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan kembali beriringan. Namun baru sekitar lima menit berjalan, terjadi kepanikan di bus nomor dua bernopol F 7641 WB karena air conditioner (AC) bus mati.
Puluhan santri yang ada di bus tersebut diduga kepanasan dan kekurangan oksigen hingga mengakibatkan belasan di antaranya pingsan.
Mereka yang pingsan kemudian dibawa ke IGD Rumah Sakit (RS) Dedy Jaya, Kabupaten Brebes untuk mendapatkan pertolongan medis.
Tiga di antaranya harus mendapat bantuan selang oksigen di ruang perawatan. Kondisinya ketiganya juga tampak lemas.
Ke-14 santri yang sempat pingsan yakni, Dewi (19), Rina (16), Dina (13), Tuti (14), Siti Rosita (13), Nurkhasanah (17) Noviyanti (14), Septi (14), Risda (15), Icha (13), Enia Aminahtuzahro, Wulan (15), Dewi Anggraeni (15), dan Sofi (14).
"AC bus mati sehingga banyak yang kepanasan dan kekurangan oksigen. Ada yang lemas, pusing, dan mual," kata salah satu anggota rombongan Erwin Mulyana (25), saat ditemui di rumah sakit.
Menurut Erwin, setelah mendapat perawatan beberapa saat, kondisi para santri yang pingsan segera pulih kembali.
"Sudah pulih. Sebentar lagi melanjutkan perjalanan. Kalau yang tiga bus sudah melanjutkan perjalanan dulu," ujarnya.
Anggota rombongan lainnya, Lilis, mengungkapkan, ada 14 anak yang sempat pingsan setelah AC bus tiba-tiba mati tak lama usai berisitirahat.
"Tidak tahu kenapa persisnya karena kebetulan saya lain bus. Kayaknya kepanasan dan kekurangan oksigen," imbuhnya.
Pantauan di RS Dedy Jaya sekitar pukul 19.00 WIB, terdapat satu santri yang masih mendapat bantuan selang oksigen di ruang perawatan.
Sementara santri-santri lainnya terlihat sudah kembali pulih dan duduk-duduk di ruang tunggu rumah sakit.
Dokter di IGD RS Dedy Jaya Dr Endang mengungkapkan, mereka yang pingsan mengalami kekurangan oksigen dan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.
Mereka langsung mendapat bantuan selang oksigen. Sedangkan korban yang diketahui masih lemas dan memiliki penyakit, diberikan obat suntik.
“Beruntung mereka bisa langsung dibawa ke sini (rumah sakit), sebab apabila terlambat sangat dikhawatirkan akan terjadi sesuatu,” ujar Endang.
(sms)