Chikungunya serang puluhan warga Banyusari
A
A
A
Sindonews.com - Warga RT 03/05, Kampung Kiaraeunyeuh, Desa Banyusari, Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung diserang chikungunya. Setidaknya 30 orang terserang nyamuk aedes aegypti itu.
Seorang warga setempat Entai Taryana (58) yang ikut terjangkit chikungunya menuturkan, seluruh persendian dan sekujur tubuhnya tiba-tiba ngilu dan tak bisa digerakan.
Ibu rumah tangga itu juga demam tinggi dan pusing. Keesokan harinya, dia pun harus berobat ke dokter. "Dari hasil pemeriksaan ternyata saya positif chikungunya yang kata dokter disebabkan gigitan nyamuk," ujar Entai di kediamannya, Jumat (16/5/2014).
Menurut dia, penyakit yang dideritanya itu ternyata sama persis dengan yang dialami oleh puluhan warga di daerahnya sejak tiga pekan lalu.
Dirinya juga tidak menyangka bila penyakit ini ikut menyerangnya. Entai juga mengaku sehari sebelumnya dia baik-baik saja tanpa merasa keanehan.
"Saya rasa chikungunya kini tengah melanda desa kami bahkan hal itu terjadi memasuki pileg bulan April yang awalnya terjadi di RW 04 dan kini mulai menyerang beberapa RW lain," katanya.
Ketua RW 05 Asep Sugian menjelaskan, di RW nya sebanyak 30 orang kini telah terserang chikungunya. Dari informasi yang diterima, penyakit ini juga ikut menyerang beberapa warga lain di antaranya yang berada di RW04, dan RW 06.
"Bila dihitung-hitung mungkin jumahnya lebih dari 50 warga. Baik itu yang kini telah positif terserang chikungunya maupun hanya berupa gejala saja. Karena ada pula yang didalam satu KK semuanya ikut terjangkit," ujarnya.
Pihaknya telah melaporkan hal tersebut pada Desa dan sudah diajukan ke pemerintah daerah untuk segera ditindaklanjuti. Namun, kenyataannya hingga kini belum ada upaya apapun termasuk peninjauan sesuai yang diharapkan warga setempat.
"Untuk itu, kami meminta masalah ini segera ditangani mengingat potensi bertambahnya jumlah warga yang terjangkit chikungunya sangat besar," ungkapnya.
Ketika disinggung kapan terakhir kali daerah ini menerima program fogging, Asep menyebutkan kegiatan itu sudah lama tidak dilaksanakan dan terkahir sekitar tahun 2012.
Padahal, dirinya sempat mengajukan agar daerahnya dapat menjadi lokasi dari program fogging. Serangan chikungunya, lanjut dia, merupakan kali pertama dan belum pernah terjadi sebelumnya."Ini jelas cukup membuat warga cemas. Apalagi bila dilihat jumlah warga yang terjangkit sangat banyak dan terus bertambah," katanya.
Asep menambahkan, saat ini warga setempat masih menunggu kapan bantuan dan penanganan dari pemerintah dapat direalisasikan. Dari data yang dimiliki mayoritas warga yang terjangkit chikungunya merupakan orang dewasa.
Akan tetapi, beberapa balita juga ada pula yang terserang."Kami menilai pemerintah seolah melakukan pembiaran padahal membutuhkan penanganan serius. Ini pun yang menjadi pertanyaan," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M Naser akan segera menginstrusikan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat untuk melakukan penanganan.
Terkait belum adanya tanggapan dari instansi yang bersangkutan meski telah dilakukan pengajuan, dirinya menilai kemungkinan prosedurnya yang belum lengkap.
"Tapi yang pasti pemerintah akan segera menindaklajutinya. Kasus chikungunya ini sendiri bisa jadi karena faktor cuaca yang kini melanda. Untuk itu, masyarakat diminta untuk menjaga pola hidup termasuk kebersihan lingkungan," paparnya.
Seorang warga setempat Entai Taryana (58) yang ikut terjangkit chikungunya menuturkan, seluruh persendian dan sekujur tubuhnya tiba-tiba ngilu dan tak bisa digerakan.
Ibu rumah tangga itu juga demam tinggi dan pusing. Keesokan harinya, dia pun harus berobat ke dokter. "Dari hasil pemeriksaan ternyata saya positif chikungunya yang kata dokter disebabkan gigitan nyamuk," ujar Entai di kediamannya, Jumat (16/5/2014).
Menurut dia, penyakit yang dideritanya itu ternyata sama persis dengan yang dialami oleh puluhan warga di daerahnya sejak tiga pekan lalu.
Dirinya juga tidak menyangka bila penyakit ini ikut menyerangnya. Entai juga mengaku sehari sebelumnya dia baik-baik saja tanpa merasa keanehan.
"Saya rasa chikungunya kini tengah melanda desa kami bahkan hal itu terjadi memasuki pileg bulan April yang awalnya terjadi di RW 04 dan kini mulai menyerang beberapa RW lain," katanya.
Ketua RW 05 Asep Sugian menjelaskan, di RW nya sebanyak 30 orang kini telah terserang chikungunya. Dari informasi yang diterima, penyakit ini juga ikut menyerang beberapa warga lain di antaranya yang berada di RW04, dan RW 06.
"Bila dihitung-hitung mungkin jumahnya lebih dari 50 warga. Baik itu yang kini telah positif terserang chikungunya maupun hanya berupa gejala saja. Karena ada pula yang didalam satu KK semuanya ikut terjangkit," ujarnya.
Pihaknya telah melaporkan hal tersebut pada Desa dan sudah diajukan ke pemerintah daerah untuk segera ditindaklanjuti. Namun, kenyataannya hingga kini belum ada upaya apapun termasuk peninjauan sesuai yang diharapkan warga setempat.
"Untuk itu, kami meminta masalah ini segera ditangani mengingat potensi bertambahnya jumlah warga yang terjangkit chikungunya sangat besar," ungkapnya.
Ketika disinggung kapan terakhir kali daerah ini menerima program fogging, Asep menyebutkan kegiatan itu sudah lama tidak dilaksanakan dan terkahir sekitar tahun 2012.
Padahal, dirinya sempat mengajukan agar daerahnya dapat menjadi lokasi dari program fogging. Serangan chikungunya, lanjut dia, merupakan kali pertama dan belum pernah terjadi sebelumnya."Ini jelas cukup membuat warga cemas. Apalagi bila dilihat jumlah warga yang terjangkit sangat banyak dan terus bertambah," katanya.
Asep menambahkan, saat ini warga setempat masih menunggu kapan bantuan dan penanganan dari pemerintah dapat direalisasikan. Dari data yang dimiliki mayoritas warga yang terjangkit chikungunya merupakan orang dewasa.
Akan tetapi, beberapa balita juga ada pula yang terserang."Kami menilai pemerintah seolah melakukan pembiaran padahal membutuhkan penanganan serius. Ini pun yang menjadi pertanyaan," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M Naser akan segera menginstrusikan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat untuk melakukan penanganan.
Terkait belum adanya tanggapan dari instansi yang bersangkutan meski telah dilakukan pengajuan, dirinya menilai kemungkinan prosedurnya yang belum lengkap.
"Tapi yang pasti pemerintah akan segera menindaklajutinya. Kasus chikungunya ini sendiri bisa jadi karena faktor cuaca yang kini melanda. Untuk itu, masyarakat diminta untuk menjaga pola hidup termasuk kebersihan lingkungan," paparnya.
(lns)