Demi ijazah SMP, pasutri ajak anak ikut ujian
A
A
A
Sindonews.com - Menuntut ilmu tidak mengenal waktu dan usia. Pepatah bijak inipula yang dilakoni pasangan suami istri Fuad Jamal Zuhri, 35 dan Luluk Hidayati, 30.
Keduanya begitu tekun mengikuti ujian nasional kelompok belajar (Kejar) Paket B (setara SMP) bersama 20 siswa lainnya di SDN Purworejo III Kota Pasuruan.
Pasutri asal Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan ini bahkan harus rela berbagi konsentrasi saat mengerjakan soal-soal unas dengan sang buah hati.
Selama tiga hari mengikuti ujian, putri semata wayangnya, Atika, 2, harus turut serta dalam ruangan ujian.
Atika yang duduk sebangku dengan ibunya, tak pernah berhenti bergerak. Selembar kertas dan pensil yang sempat dicorat coret akhirnya ditinggalkan.
Dia memilih berjalan-jalan di antara siswa peserta unas tersebut. Beruntung selama ujian berlangsung, ia tidak pernah rewel dan merengek kepada orangtuanya dan mengganggu peserta ujian lainnya.
"Kami terpaksa mengajaknya saat mengikuti ujian. Neneknya yang biasanya menemaninya sedang sakit. Alhamdulillah, ia tidak pernah rewel saat kami sedang ujian," kata Fuad seusai mengikuti unas kejar paket B.
Pasutri ini sejak SD, tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Keduanya adalah alumni madrasah diniyah pondok pesantren disekitar tempat tinggalnya.
Dia berharap, dengan menempuh sekolah formal dapat memperoleh ijazah yang bisa dipergunakan untuk melamar pekerjaan.
Kepala sekolah penyelenggara Kejar Paket B, Luluk Maslukah, menyatakan, pihaknya sengaja memberikan toleransi kepada peserta ujian yang membawa serta anaknya.
Kelonggaran ini dimaksudkan agar pasutri tersebut bisa menyelesaikan pendidikan penyetaraan yang selama ini diikutinya.
"Kami sangat memahami kondisi peserta ujian penyetaraan. Kami sangat fleksibel agar mereka bisa menyelesaikan ujian pada waktunya. Alhamdulillah, semua berjalan lancar," kata Luluk Maslukah.
Selain di SDN Purworejo, ada empat lembaga pendidikan lainnya yang menjadi penyelenggara Kejar Paket B di Kota Pasuruan, yakni di SDN Purutrejo, Pohjentrek, Panggungrejo dan Karang Anyar. Selama ini mereka juga menempuh pendidikan sekolah tiga hari dalam seminggu.
"Mereka sekolah mulai kelas 7. Hanya waktu belajarnya lebih longgar, yakni tiga hari dalam seminggu pada malam hari. Tingkat kesulitannya sama dengan unas reguler. Yang membedakan, materi paket soalnya lebih sedikit," kata Luluk Maslukah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, Suhariyanto, menyatakan, jumlah peserta didik Kejar Paket B mencapai 458 siswa.
Mereka sebagian besar berusia setingkat pelajar SMA hingga usia 40 tahun. Faktor usia peserta didik tersebut, menjadi salah satu pertimbangan bagi pengawas ujian untuk memberikan kelonggaran.
"Usia peserta ujian paket B sangat bervariatif. Kami meminta agar para pengawas bisa memahami kondisi tersebut," kata Suhariyanto.
Keduanya begitu tekun mengikuti ujian nasional kelompok belajar (Kejar) Paket B (setara SMP) bersama 20 siswa lainnya di SDN Purworejo III Kota Pasuruan.
Pasutri asal Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan ini bahkan harus rela berbagi konsentrasi saat mengerjakan soal-soal unas dengan sang buah hati.
Selama tiga hari mengikuti ujian, putri semata wayangnya, Atika, 2, harus turut serta dalam ruangan ujian.
Atika yang duduk sebangku dengan ibunya, tak pernah berhenti bergerak. Selembar kertas dan pensil yang sempat dicorat coret akhirnya ditinggalkan.
Dia memilih berjalan-jalan di antara siswa peserta unas tersebut. Beruntung selama ujian berlangsung, ia tidak pernah rewel dan merengek kepada orangtuanya dan mengganggu peserta ujian lainnya.
"Kami terpaksa mengajaknya saat mengikuti ujian. Neneknya yang biasanya menemaninya sedang sakit. Alhamdulillah, ia tidak pernah rewel saat kami sedang ujian," kata Fuad seusai mengikuti unas kejar paket B.
Pasutri ini sejak SD, tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Keduanya adalah alumni madrasah diniyah pondok pesantren disekitar tempat tinggalnya.
Dia berharap, dengan menempuh sekolah formal dapat memperoleh ijazah yang bisa dipergunakan untuk melamar pekerjaan.
Kepala sekolah penyelenggara Kejar Paket B, Luluk Maslukah, menyatakan, pihaknya sengaja memberikan toleransi kepada peserta ujian yang membawa serta anaknya.
Kelonggaran ini dimaksudkan agar pasutri tersebut bisa menyelesaikan pendidikan penyetaraan yang selama ini diikutinya.
"Kami sangat memahami kondisi peserta ujian penyetaraan. Kami sangat fleksibel agar mereka bisa menyelesaikan ujian pada waktunya. Alhamdulillah, semua berjalan lancar," kata Luluk Maslukah.
Selain di SDN Purworejo, ada empat lembaga pendidikan lainnya yang menjadi penyelenggara Kejar Paket B di Kota Pasuruan, yakni di SDN Purutrejo, Pohjentrek, Panggungrejo dan Karang Anyar. Selama ini mereka juga menempuh pendidikan sekolah tiga hari dalam seminggu.
"Mereka sekolah mulai kelas 7. Hanya waktu belajarnya lebih longgar, yakni tiga hari dalam seminggu pada malam hari. Tingkat kesulitannya sama dengan unas reguler. Yang membedakan, materi paket soalnya lebih sedikit," kata Luluk Maslukah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, Suhariyanto, menyatakan, jumlah peserta didik Kejar Paket B mencapai 458 siswa.
Mereka sebagian besar berusia setingkat pelajar SMA hingga usia 40 tahun. Faktor usia peserta didik tersebut, menjadi salah satu pertimbangan bagi pengawas ujian untuk memberikan kelonggaran.
"Usia peserta ujian paket B sangat bervariatif. Kami meminta agar para pengawas bisa memahami kondisi tersebut," kata Suhariyanto.
(ilo)