Pemuda 20 tahun babak belur dikeroyok puluhan orang

Minggu, 04 Mei 2014 - 20:27 WIB
Pemuda 20 tahun babak...
Pemuda 20 tahun babak belur dikeroyok puluhan orang
A A A
Sindonews.com - Nasib apes dialami Bagas Aditya Prayoga (20) warga Jalan Srikaton Barat III Rt2/6 Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.

Pemuda ini babak belur setelah menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan orang tak dikenal saat sedang menikmati malam minggu di Kota Semarang.

Akibatnya, Agus mengalami luka-luka cukup serius di bagian tubuhnya. Dia terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Dr Kariadi Semarang untuk mendapatkan bertolongan karena mengalami pendarahan cukup serius.

Saat ditemui di Mapolrestabes Semarang, Bagas mengatakan jika kejadian itu terjadi pada Sabtu, 3 Mei 2014 sekitar pukul 23.15 WIB.

Dirinya yang sedang nongkrong di warung angkringan kawasan Simpanglima tiba-tiba didatangi oleh dua orang tak dikenal dan langsung memukulnya di bagian wajah.

“Saya tidak tahu, waktu itu saya sedang nongkrong di warung angkringan setelah menonton acara di Simpanglima, tiba-tiba datang dua orang tak dikenal dan langsung memukuli saya,” ujarnya, Minggu (4/5/2014).

Tak terima diperlakukan seperti itu, Bagas yang saat itu bersama satu orang rekannya melakukan perlawanan.

Namun nahas, saat itu juga muncul puluhan orang yang merupakan teman-teman dari dua orang tadi. Mereka pun ikut menghajar Bagas juga temannya hingga babak belur.

“Saya berusaha mempertahankan diri dengan memberikan perlawanan, tapi kemudian datang puluhan orang sepertinya lebih dari 30 orang yang menghajar kami berdua. Sepertinya mereka itu teman dari dua orang tadi,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, setelah puas mengeroyok Bagas, puluhan orang itu juga merampas tas milik Bagas.

Akibatnya, seluruh isi tas yakni dompet berisi surat-surat penting dan uang Rp100 ribu serta empat buah handphone yakni Blacberry Bellagio, Sony Experia, Oppo Smartphone dan Samsung Tab yang ada di dalam tas lenyap dibawa kabur pelaku.

“Semuanya ada dalam tas itu, mereka mengambil dan membawa semuanya. Kami sudah berusaha mengejar, namun karena kondisi tubuh yang terluka akibat dikeroyok, kami tidak dapat mengejarnya,” pungkas Bagas yang mengalami luka sobek pada bagian kepala dan punggung memar itu.

Pakar Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang M Akung mengatakan, mudahnya orang melakukan tindak kriminalitas berupa pengeroyokan tersebut merupakan bukti jika amarah yang tidak terkontrol dengan baik.

Sehingga, kadang orang akan melampiaskan kemarahannya kepada siapapun meskipun orang tidak dikenalnya.

“Mungkin karena amarah yang sudah meledak, maka orang itu akan cenderung melakukan tindakan agresif termasuk melakukan penganiayaan terhadap orang lain,” kata dia.

Akung menuturkan, sebenarnya kejadian tersebut dapat dihindari jika setiap orang mencoba mengontrol amarahnya dengan baik.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengelola amarah dengan cara mendalami norma, agama, hukum, etika dan sistem nilai.

“Jika semuanya dapat dipelajari, maka seseorang pasti akan mampu mengendalikan emosinya. Berusahalah untuk selalu berfikir jernih, pertimbangkan akibat dari setiap perilaku kita,” pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8324 seconds (0.1#10.140)