Banjir landa kawasan Dayeuhkolot-Baleendah Bandung
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan rumah di kawasan Dayeuh Kolot-Baleendah kembali terendam banjir dengan ketinggian air mencapai lebih dari satu meter.
Banjir terjadi akibat buruknya drainase luapan air Sungai Citarum, Kabupaten Bandung yang terus meninggi setelah hujan deras yang mengguyur pada Jumat (25/4) malam kemarin.
Banjir juga menyebabkan ruas jalan di kawasan tersebut ikut terendam bahkan sempat memutuskan akses yang menghubungkan antara Dayeuhkolot-Baleendah menuju Kota Bandung.
Pantauan di lapangan, sedikitnya tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir yakni Bojongsoang, Dayeuh Kolot, dan Baleendah.
Seorang warga Dayeuh Kolot Solihin (45) mengatakan, banjir yang menerjang daerahnya terjadi sejak malam akibat hujan deras selama lebih dari empat jam. Awalnya, lanjut dia, air hanya semata kaki namun kurang dari sejam air yang meluap dari sungai Citarum malah semakin meninggi.
"Meski memang kawasan ini menjadi lokasi langganan banjir namun harusnya pemerintah segera mencari solusi," ucapnya, kemarin.
Menurut dia, dirinya beserta warga yang telah puluhan tahun menetap di wilayah Dayeuhkolot sebenarnya sudah jenuh karena bencana banjir ini selalu terjadi saat musim hujan tiba.
Padahal, bila ada upaya serius dari pemerintah setempat dan penanganannya maksimal bencana yang rutin terjadi ini dapat diminimalisasi. "Kalau melihat hingga sejauh ini, saya rasa belum ada langkah yang jitu dilakukan pemerintah dalam menuntaskan permasalahan banjir," ujarnya.
Dia menambahkan, kendati sudah dilakukan upaya normalisasi yang telah menelan dana yang tidak sedikit akan tetapi kenyataanya di lapangan hal tersebut belum memberikan pengaruh apapun bahkan bencana banjir ini semakin meluas.
Diwilayah Dayeuh kolot saja lebih dari 200 rumah apalagi sekarang bencana banjir ini merendam sekitar 3 kecamatan. "Beberapa warga juga ada yang mulai mengungsi ketempat yang lebih aman karena bencana banjir masih mengancam," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, akibat hujan deras yang mengguyur Jumat malam kemarin bencana banjir memang terjadi di beberapa titik di Kabupaten Bandung.
Sesuai dengan data kawasan Baleendah, Dayeuhkolot, hingga kawasan Soreang pun ikut terkena imbas banjir. "Hal itu selain karena adanya luapan sungai yang debitnya tinggi buruknya drainase menjadi salah satu penyebab lainnya," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk di kawasan Dayeuh Kolot-Baleendah ketinggian air kini sudah mulai berangsur surut. Namun ada beberapa wilayah yang masih terendam hingga 50 sentimeter di antaranya Andir dan Cieunteung. Beberapa warga juga ada yang mengungsi dikawasan Baleendah.
"Sebanyak 38 KK dari Desa Andir, dan 15 KK dari Desa Cieunteung masih berada dipengungsian. Namun beberapa warga lainnya sudah kembali. Disisi lain kami juga terus melakukan pantauan seandainya bencana banjir kembali terjadi dan siaga untuk mengevakuasi," tuturnya.
Banjir terjadi akibat buruknya drainase luapan air Sungai Citarum, Kabupaten Bandung yang terus meninggi setelah hujan deras yang mengguyur pada Jumat (25/4) malam kemarin.
Banjir juga menyebabkan ruas jalan di kawasan tersebut ikut terendam bahkan sempat memutuskan akses yang menghubungkan antara Dayeuhkolot-Baleendah menuju Kota Bandung.
Pantauan di lapangan, sedikitnya tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir yakni Bojongsoang, Dayeuh Kolot, dan Baleendah.
Seorang warga Dayeuh Kolot Solihin (45) mengatakan, banjir yang menerjang daerahnya terjadi sejak malam akibat hujan deras selama lebih dari empat jam. Awalnya, lanjut dia, air hanya semata kaki namun kurang dari sejam air yang meluap dari sungai Citarum malah semakin meninggi.
"Meski memang kawasan ini menjadi lokasi langganan banjir namun harusnya pemerintah segera mencari solusi," ucapnya, kemarin.
Menurut dia, dirinya beserta warga yang telah puluhan tahun menetap di wilayah Dayeuhkolot sebenarnya sudah jenuh karena bencana banjir ini selalu terjadi saat musim hujan tiba.
Padahal, bila ada upaya serius dari pemerintah setempat dan penanganannya maksimal bencana yang rutin terjadi ini dapat diminimalisasi. "Kalau melihat hingga sejauh ini, saya rasa belum ada langkah yang jitu dilakukan pemerintah dalam menuntaskan permasalahan banjir," ujarnya.
Dia menambahkan, kendati sudah dilakukan upaya normalisasi yang telah menelan dana yang tidak sedikit akan tetapi kenyataanya di lapangan hal tersebut belum memberikan pengaruh apapun bahkan bencana banjir ini semakin meluas.
Diwilayah Dayeuh kolot saja lebih dari 200 rumah apalagi sekarang bencana banjir ini merendam sekitar 3 kecamatan. "Beberapa warga juga ada yang mulai mengungsi ketempat yang lebih aman karena bencana banjir masih mengancam," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, akibat hujan deras yang mengguyur Jumat malam kemarin bencana banjir memang terjadi di beberapa titik di Kabupaten Bandung.
Sesuai dengan data kawasan Baleendah, Dayeuhkolot, hingga kawasan Soreang pun ikut terkena imbas banjir. "Hal itu selain karena adanya luapan sungai yang debitnya tinggi buruknya drainase menjadi salah satu penyebab lainnya," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk di kawasan Dayeuh Kolot-Baleendah ketinggian air kini sudah mulai berangsur surut. Namun ada beberapa wilayah yang masih terendam hingga 50 sentimeter di antaranya Andir dan Cieunteung. Beberapa warga juga ada yang mengungsi dikawasan Baleendah.
"Sebanyak 38 KK dari Desa Andir, dan 15 KK dari Desa Cieunteung masih berada dipengungsian. Namun beberapa warga lainnya sudah kembali. Disisi lain kami juga terus melakukan pantauan seandainya bencana banjir kembali terjadi dan siaga untuk mengevakuasi," tuturnya.
(lns)