Ditanya politik dinasti, Gubernur Riau: P*nt**!
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan mahasiswa dari Unievrsitas Riau (UNRI) menuntut Gubernur Riau Annas Maamun untuk meminta maaf. Hal itu terkait sikapnya yang mengucapkan kata kotor, ketika diwawancarai terkait dinasti politik keluarganya.
Aksi turun ke jalan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Riau (AlMaRi) ini dilakukan di depan Kantor Gubernur Riau, di Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru.
"Tuntutan kita adalah agar Gubernur Riau Annas Maamun meminta maaf, kepada seluruh warga Riau, atas ucapannya yang mengucapkan kata kotor ketika diwawancarai media," kata Kordinator Aksi Rasyid Ahmad, kepada wartawan, Selasa (22/4/2014).
Menurut mahasiswa, apa yang diucapkan Gubernur Riau dengan mengucapkan kata makian Pant..k (bahasa Minang artinya Pantat) bukanlah mencerminkan seorang pemimpin.
"Karena pemimpin itu adalah orang yang dihormati dan menjadi contoh banyak orang. Tapi kalau sudah seperti itu, itukan tidak pantas. Gubernur harus menjaga nama baik, apalagi di Bumi Melayu yang terkenal dengan adat istiadatnya yang kental," terangnya.
Aksi demo mahasiswa ini dilakukan sekitar 30 menit. Mahasiswa tidak bisa masuk Kantor Gubernur Riau, karena pintu pagar terkunci dan dihalangi petugas Satpol PP.
Gubernur Riau Annas Maamun sekitar sepekan lalu mencaci maki wartawan. Hal itu terjadi saat jurnalis mewawancarai terkait pengangkatan sejumlah anak, ipar, saudara, dan kerabatnya jadi pejabat penting, di lingkungan Pemprov Riau.
Dengan nada tinggi mantan Bupati Rohil ini membantah membentuk dinasti, di Riau, terkait pengangkatan keluarganya jadi pejabat. Menurut gubernur yang baru menjabat dua bulan ini, pengangkatan anak, ipar, dan saudaranya, itu sudah sesuai dengan kemampuannya.
Sangking kesalnya, diapun mengucapkan kata-kata kotor kepada wartawan yang mewawancarainya, dengan mengucapkan kata maaf Pantek dalam bahasa Minang artinya pantat.
Di Riau, bahasa yang umum diucapkan selain bahasa Indonesia, adalah bahasa Melayu dan Bahasa Minang, Sumatera Barat.
Aksi turun ke jalan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Riau (AlMaRi) ini dilakukan di depan Kantor Gubernur Riau, di Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru.
"Tuntutan kita adalah agar Gubernur Riau Annas Maamun meminta maaf, kepada seluruh warga Riau, atas ucapannya yang mengucapkan kata kotor ketika diwawancarai media," kata Kordinator Aksi Rasyid Ahmad, kepada wartawan, Selasa (22/4/2014).
Menurut mahasiswa, apa yang diucapkan Gubernur Riau dengan mengucapkan kata makian Pant..k (bahasa Minang artinya Pantat) bukanlah mencerminkan seorang pemimpin.
"Karena pemimpin itu adalah orang yang dihormati dan menjadi contoh banyak orang. Tapi kalau sudah seperti itu, itukan tidak pantas. Gubernur harus menjaga nama baik, apalagi di Bumi Melayu yang terkenal dengan adat istiadatnya yang kental," terangnya.
Aksi demo mahasiswa ini dilakukan sekitar 30 menit. Mahasiswa tidak bisa masuk Kantor Gubernur Riau, karena pintu pagar terkunci dan dihalangi petugas Satpol PP.
Gubernur Riau Annas Maamun sekitar sepekan lalu mencaci maki wartawan. Hal itu terjadi saat jurnalis mewawancarai terkait pengangkatan sejumlah anak, ipar, saudara, dan kerabatnya jadi pejabat penting, di lingkungan Pemprov Riau.
Dengan nada tinggi mantan Bupati Rohil ini membantah membentuk dinasti, di Riau, terkait pengangkatan keluarganya jadi pejabat. Menurut gubernur yang baru menjabat dua bulan ini, pengangkatan anak, ipar, dan saudaranya, itu sudah sesuai dengan kemampuannya.
Sangking kesalnya, diapun mengucapkan kata-kata kotor kepada wartawan yang mewawancarainya, dengan mengucapkan kata maaf Pantek dalam bahasa Minang artinya pantat.
Di Riau, bahasa yang umum diucapkan selain bahasa Indonesia, adalah bahasa Melayu dan Bahasa Minang, Sumatera Barat.
(san)