42 sapi di TTU mati terserang antraks
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pemilik sapi di Desa Hauteas, Kecamatan Biboki Utara, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan hewan piaraan sapi mereka mati tanpa sebab.
Peristiwa itu sudah berlangsung dalam sepekan terakhir. Lantaran panik hewan piaraan mereka terus mati, mereka-pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke dinas peternakan setempat.
"Gejala awal sapi hanya mendengkur atau ngorok, kemudian tidak berselang lama kemudian sapi itu mati," tutur Kepala Desa Hauteas, Timotius Ampolo, kepada wartawan, Jumat, (4/4/2014).
Menurut Timotius, untuk menghindari tertularnya penyakit, bangkai sapi yang mati langsung dikuburkan. Sementara sebagian lagi dibiarkan mati di dalam hutan karena jauh dari pemukiman.
Timotius menambahkan, kemarin sudah ada petugas penyuluh peternakan yang terjun ke lokasi.Menurut pengakuan petugas tersebut, puluhan sapi itu mati karena terserang antraks.
"Petugas bilang sakit antraks, jadi kami buang. Jumlah sapi warga Hauteas yang mati sejumlah 42 ekor, sapi itu milik empat orang warga termasuk saya," ucap Timotius.
Peristiwa itu sudah berlangsung dalam sepekan terakhir. Lantaran panik hewan piaraan mereka terus mati, mereka-pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke dinas peternakan setempat.
"Gejala awal sapi hanya mendengkur atau ngorok, kemudian tidak berselang lama kemudian sapi itu mati," tutur Kepala Desa Hauteas, Timotius Ampolo, kepada wartawan, Jumat, (4/4/2014).
Menurut Timotius, untuk menghindari tertularnya penyakit, bangkai sapi yang mati langsung dikuburkan. Sementara sebagian lagi dibiarkan mati di dalam hutan karena jauh dari pemukiman.
Timotius menambahkan, kemarin sudah ada petugas penyuluh peternakan yang terjun ke lokasi.Menurut pengakuan petugas tersebut, puluhan sapi itu mati karena terserang antraks.
"Petugas bilang sakit antraks, jadi kami buang. Jumlah sapi warga Hauteas yang mati sejumlah 42 ekor, sapi itu milik empat orang warga termasuk saya," ucap Timotius.
(rsa)