Warga Kendal keluhkan air PDAM bau & keruh
A
A
A
Sindonews.com - Warga Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengeluhkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kendal.
Sebab, air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari itu berwarna keruh kekuningan, berbau dan membuat gatal-gatal saat mandi.
Muamaroh (29) warga Kecamatan Kaliwungu mengatakan, bahwa dia kesulitan memasak karena air yang bersumber dari PDAM karena tidak bersih dan mengeluarkan bau kurang sedap.
“Bahkan kalau dibuat memasak nasi, nasinya sedikit kekuning-kuningan,” katanya, Jumat (4/4/2014).
Untuk itu, dia memilih menggunakan air mineral isi ulang jika akan memasak. Kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar satu bulan terkahir. Padahal tiap kali isi ulang, harga per galon sekitar Rp13.000.
“Satu galon bisa digunakan selama dua hari. Itu hanya untuk masak dan kebutuhan minum,” lanjutnya.
Umar Faruh (32) warga lain menambahkan, air PDAM dalam tampungan kamar mandi rumahnya selalu keruh.
“Pagi-pagi saat mau salat subuh itu pasti saya lihat di kamar mandi sudah berwarna keruh agak kekuning-kuningan. Jadi rasanya tidak nyaman untuk digunakan,” kata dia.
Selain air berwarna kekuning-kuningan, air juga bau. Terutama saat pagi hari, bisa dipastikan air yang bak maupun dalam tampungan air juga bau busuk menyerupai air hangat. Padahal, menurutnya, bak mandi serngkali dibersihkan.
“Padahal kamar mandi selalu rutin saya bersihkan setiap tiga hari sekali, tapi ya sama saja. Air tetap keruh dan bau,” paparnya.
Kondisi air itu bahkan membuat kulit gatal saat dibuat mandi. Dia pun mengaku menyediakan bedak anti gatal, yang digunakan secara rutin seusai mandi.
Padahal, dia harus mengeluarkan sekitar Rp50 ribu sampai Rp70 ribu buat membayar langganan air PDAM per bulan.
“Habis mandi itu kulit terasa gatal-gatal, jadi buat antisipasi harus memakai bedak dan pelembab anti gatal-gatal,” ungkapnya.
Sementara, Direktur PDAM Kabupaten Kendal, Agus Tri Suharyanto mengaku belum mengetahui penyebab air keruh, bau dan membuat gatal-gatal yang berada di Kaliwungu. Pihaknya berjanji akan segera melakukan pengecekan di lapangan. Sejauh ini diakuinya, banyak keluhan serupa yang masuk ke PDAM.
“Tapi biasanya air keruh itu baru tiga hari, tidak dalam sehari semalam bisa keruh,” jelasnya.
Sedangkan air bau menurutnya karena penampung air atau kran air mengandung bakteri. Sebab, air PDAM mengadung anti septik langsung membunuh bakteri kuman dalam tampungan ataupun air yang mengendap.
“Sehingga saat pagi itu, air pasti bau itu hal wajar. Tapi kami jamin sehat dan tidak masalah untuk digunakan memasak,” kilahnya.
Sebab, air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari itu berwarna keruh kekuningan, berbau dan membuat gatal-gatal saat mandi.
Muamaroh (29) warga Kecamatan Kaliwungu mengatakan, bahwa dia kesulitan memasak karena air yang bersumber dari PDAM karena tidak bersih dan mengeluarkan bau kurang sedap.
“Bahkan kalau dibuat memasak nasi, nasinya sedikit kekuning-kuningan,” katanya, Jumat (4/4/2014).
Untuk itu, dia memilih menggunakan air mineral isi ulang jika akan memasak. Kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar satu bulan terkahir. Padahal tiap kali isi ulang, harga per galon sekitar Rp13.000.
“Satu galon bisa digunakan selama dua hari. Itu hanya untuk masak dan kebutuhan minum,” lanjutnya.
Umar Faruh (32) warga lain menambahkan, air PDAM dalam tampungan kamar mandi rumahnya selalu keruh.
“Pagi-pagi saat mau salat subuh itu pasti saya lihat di kamar mandi sudah berwarna keruh agak kekuning-kuningan. Jadi rasanya tidak nyaman untuk digunakan,” kata dia.
Selain air berwarna kekuning-kuningan, air juga bau. Terutama saat pagi hari, bisa dipastikan air yang bak maupun dalam tampungan air juga bau busuk menyerupai air hangat. Padahal, menurutnya, bak mandi serngkali dibersihkan.
“Padahal kamar mandi selalu rutin saya bersihkan setiap tiga hari sekali, tapi ya sama saja. Air tetap keruh dan bau,” paparnya.
Kondisi air itu bahkan membuat kulit gatal saat dibuat mandi. Dia pun mengaku menyediakan bedak anti gatal, yang digunakan secara rutin seusai mandi.
Padahal, dia harus mengeluarkan sekitar Rp50 ribu sampai Rp70 ribu buat membayar langganan air PDAM per bulan.
“Habis mandi itu kulit terasa gatal-gatal, jadi buat antisipasi harus memakai bedak dan pelembab anti gatal-gatal,” ungkapnya.
Sementara, Direktur PDAM Kabupaten Kendal, Agus Tri Suharyanto mengaku belum mengetahui penyebab air keruh, bau dan membuat gatal-gatal yang berada di Kaliwungu. Pihaknya berjanji akan segera melakukan pengecekan di lapangan. Sejauh ini diakuinya, banyak keluhan serupa yang masuk ke PDAM.
“Tapi biasanya air keruh itu baru tiga hari, tidak dalam sehari semalam bisa keruh,” jelasnya.
Sedangkan air bau menurutnya karena penampung air atau kran air mengandung bakteri. Sebab, air PDAM mengadung anti septik langsung membunuh bakteri kuman dalam tampungan ataupun air yang mengendap.
“Sehingga saat pagi itu, air pasti bau itu hal wajar. Tapi kami jamin sehat dan tidak masalah untuk digunakan memasak,” kilahnya.
(lns)