Pemkab Muratara dibakar, masyarakat dirugikan
Pemkab Muratara dibakar, masyarakat dirugikan
A
A
A
Sindonews.com - Dandim 0406 Kabupaten Muratara Letkol CZI Widyo Hartanto melalui Kasdim Mayor Inf Khairul menyesalkan tindakan pengerusakan dan pembakaran di ruangan Bagian Hukum dan Kepegawaian Pemkab Muratara, pada Senin 31 Maret 2014.
"Itu simbol pemerintahan negara di daerah, dan bangunan itu aset negara. Wajib dilindungi bersama-sama komponen pembangunan di Muratara," tegas Khairul, kepada wartawan, Selasa (1/3/2014).
Dia menjelaskan, seharusnya masyarakat mengawal pemerintahan Muratara yang diemban bupati sekarang. Karena, jika melihat pembentukan awal Kabupaten Muratara, sudah banyak pahlawan yang berguguran. Kenapa harus diciderai seperti sekarang?
"Saya imbau seluruh komponen pembangunan di Muratara untuk mendukung pemerintahan yang berjalan sekarang. Jangan sampai aksi-aksi seperti ini merusak nama dan memberikan preseden buruk tidak hanya di Muratara tetapi di tingkat nasional," pungkasnya.
Sebelum diberitakan, ruang bagian Hukum, Kepegawaian dan Arsip Pemkab Muratara, dirusak dan dibakar dua orang tidak dikenal. Aksi pembakaran dilakukan sangat cepat, hingga tidak diketahui petugas Satpol PP yang berjaga di depan.
Berdasarkan informasi yang tekumpul, pelaku diduga berjumlah dua orang. Mereka masuk ke Kantor Pemkab Muratara dengan menggunakan sepeda motor. Para pelaku, diduga masuk melalui pintu belakang ruang Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Arsip.
Setelah berhasil masuk, mereka langsung melempar kayu yang diduga telah dibakar ke dalam ruangan. Akibatnya, kaca jendela pecah dan sejumlah arsip penting dan mobiler kantor yang berada di dalam ruangan ikut terbakar.
Aksi para pelaku tidak diketahui petugas Satpol PP yang melakukan penjagaan di ruang depan pintu utama Pemkab Muratara. Mengetahui adanya asap dan api yang menyala besar, para petugas yang barjaga baru bergerak memadamkan api.
Setelah kejadian, aparat kepolisian langsung memasang garis polisi (police line) dan Tim Identifikasi Polres Mura melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca juga:
Kantor Pemkab Muratara dirusak & dibakar
9 CCTV rekam aksi pembakaran Pemkab Muratara
Pembakaran Pemkab Muratara jadi preseden buruk
"Itu simbol pemerintahan negara di daerah, dan bangunan itu aset negara. Wajib dilindungi bersama-sama komponen pembangunan di Muratara," tegas Khairul, kepada wartawan, Selasa (1/3/2014).
Dia menjelaskan, seharusnya masyarakat mengawal pemerintahan Muratara yang diemban bupati sekarang. Karena, jika melihat pembentukan awal Kabupaten Muratara, sudah banyak pahlawan yang berguguran. Kenapa harus diciderai seperti sekarang?
"Saya imbau seluruh komponen pembangunan di Muratara untuk mendukung pemerintahan yang berjalan sekarang. Jangan sampai aksi-aksi seperti ini merusak nama dan memberikan preseden buruk tidak hanya di Muratara tetapi di tingkat nasional," pungkasnya.
Sebelum diberitakan, ruang bagian Hukum, Kepegawaian dan Arsip Pemkab Muratara, dirusak dan dibakar dua orang tidak dikenal. Aksi pembakaran dilakukan sangat cepat, hingga tidak diketahui petugas Satpol PP yang berjaga di depan.
Berdasarkan informasi yang tekumpul, pelaku diduga berjumlah dua orang. Mereka masuk ke Kantor Pemkab Muratara dengan menggunakan sepeda motor. Para pelaku, diduga masuk melalui pintu belakang ruang Bagian Hukum, Kepegawaian, dan Arsip.
Setelah berhasil masuk, mereka langsung melempar kayu yang diduga telah dibakar ke dalam ruangan. Akibatnya, kaca jendela pecah dan sejumlah arsip penting dan mobiler kantor yang berada di dalam ruangan ikut terbakar.
Aksi para pelaku tidak diketahui petugas Satpol PP yang melakukan penjagaan di ruang depan pintu utama Pemkab Muratara. Mengetahui adanya asap dan api yang menyala besar, para petugas yang barjaga baru bergerak memadamkan api.
Setelah kejadian, aparat kepolisian langsung memasang garis polisi (police line) dan Tim Identifikasi Polres Mura melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca juga:
Kantor Pemkab Muratara dirusak & dibakar
9 CCTV rekam aksi pembakaran Pemkab Muratara
Pembakaran Pemkab Muratara jadi preseden buruk
(san)
Explore More