Bos PT Sritex belum dimakamkan, ini alasan keluarga
A
A
A
Sindonews.com - Jenazah bos tekstil terbesar se-Asia Tenggara Muhammad Lukminto saat ini sudah disemayamkan di rumah duka Thiong Ting.
Meskipun semasa hidup pemilik PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini telah memeluk agama Islam, namun pemakamannya baru dilaksanakan pada 16 Februari 2014 mendatang.
Sumartono, sahabat karib Lukminto sekaligus Humas Persatuan Masyarakat Surakarta (PMS) Solo, Jawa Tengah mengatakan, alasan pihak keluarga tidak segera menguburkan Lukminto lantaran untuk mempertahankan tradisi Tionghoa.
"Ini sesuai dengan tradisi masyarakat Tionghoa saja. Bagaimanapun, almarhum Pak Lukminto itu masih ada keturunan. Meskipun semasa hidup almarhum sudah memeluk agama Islam, namun untuk memberikan kesempatan kepada pihak keluarga maupun rekan almarhum, jenazah beliau disemayamkan dulu," jelas Sumartono saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (7/2/2014).
Dalam tradisi Tionghoa, untuk memberikan kesempatan kepada keluarga sanak saudara, rekan bisnis maupun masyarakat luas, jenazah tidak langsung dimakamkan. Namun terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka.
"Dalam tradisi Tionghoa, jenazah disemayamkan hingga tiga hari, empat hari, lima hari, tujuh hari dan bahkan hingga sepuluh hari ke depan," jelasnya.
Baca:
Ini makam mewah Lukminto pemilik PT Sritex
Meskipun semasa hidup pemilik PT Sri Rejeki Isman (Sritex) ini telah memeluk agama Islam, namun pemakamannya baru dilaksanakan pada 16 Februari 2014 mendatang.
Sumartono, sahabat karib Lukminto sekaligus Humas Persatuan Masyarakat Surakarta (PMS) Solo, Jawa Tengah mengatakan, alasan pihak keluarga tidak segera menguburkan Lukminto lantaran untuk mempertahankan tradisi Tionghoa.
"Ini sesuai dengan tradisi masyarakat Tionghoa saja. Bagaimanapun, almarhum Pak Lukminto itu masih ada keturunan. Meskipun semasa hidup almarhum sudah memeluk agama Islam, namun untuk memberikan kesempatan kepada pihak keluarga maupun rekan almarhum, jenazah beliau disemayamkan dulu," jelas Sumartono saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (7/2/2014).
Dalam tradisi Tionghoa, untuk memberikan kesempatan kepada keluarga sanak saudara, rekan bisnis maupun masyarakat luas, jenazah tidak langsung dimakamkan. Namun terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka.
"Dalam tradisi Tionghoa, jenazah disemayamkan hingga tiga hari, empat hari, lima hari, tujuh hari dan bahkan hingga sepuluh hari ke depan," jelasnya.
Baca:
Ini makam mewah Lukminto pemilik PT Sritex
(rsa)