1.000 hektare sawah terendam air
A
A
A
Sindonews.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kendal beberapa hari terakhir ini telah merendam sedikitnya 1.000 hektare sawah. Petani pun terancam tidak dapat menikmati hasil panen.
Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kendal Tardi SP mengatakan, 1.000 hektare sawah yang terendam air tersebut terjadi di tiga kecamatan dengan kerusakan sawah terbesar di Kendal.
"Ada tiga kecamatan terparah yang terendam banjir, di antaranya adalah di Kecamatan Kendal dengan kerusakan sebesar 548 hektar, Brangsong, 480 hektar dan Patebon sebesar 447 hektar," ujarnya Selasa (21/1/2014).
Pihaknya khawatir, para petani akan merugi lantaran baru saja melakukan penanaman padi beberapa hari sebelum banjir. Sementara, air merendam sawah hampir lima hari terakhir.
"Baru saja tanam padi, paling dua minggu lalu. Pastinya mereka akan merugi karena terncam puso dan tanaman padi busuk karena terlalu lama terendam air. Selain itu pasti hama padi seperti keong emas akan banyak bermunculan," lanjutnya.
Salah seorang petani, Abazain (43) warga Desa Rejosari, Kecamatan Brangsong menuturkan, air yang merendam sawah cukup lama akan menimbulkan popularitas keong emas, yang dapat merusak tanaman.
"Jelas petani rugi, banyak tanaman padi yang mati. Kalau harus tanam ulang saya membutuhkan 50 kilogram bibit untuk satu petak, itu belum termasuk pekerjanya. Belum lagi hama keong emas yang banyak kalau hujan tiba yang bisa memakan tanaman padi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal Sri Purwati, mengatakan, pihaknya belum mendata secara detil wilayah persawahan yang direndam air.
“Belum mendata secara detil, tapi hampir semua areal persawahan yang ada di Kendal terendam banjir. Kami juga sedang mendata tanaman apa saja yang terendam air,” tandasnya.
Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kendal Tardi SP mengatakan, 1.000 hektare sawah yang terendam air tersebut terjadi di tiga kecamatan dengan kerusakan sawah terbesar di Kendal.
"Ada tiga kecamatan terparah yang terendam banjir, di antaranya adalah di Kecamatan Kendal dengan kerusakan sebesar 548 hektar, Brangsong, 480 hektar dan Patebon sebesar 447 hektar," ujarnya Selasa (21/1/2014).
Pihaknya khawatir, para petani akan merugi lantaran baru saja melakukan penanaman padi beberapa hari sebelum banjir. Sementara, air merendam sawah hampir lima hari terakhir.
"Baru saja tanam padi, paling dua minggu lalu. Pastinya mereka akan merugi karena terncam puso dan tanaman padi busuk karena terlalu lama terendam air. Selain itu pasti hama padi seperti keong emas akan banyak bermunculan," lanjutnya.
Salah seorang petani, Abazain (43) warga Desa Rejosari, Kecamatan Brangsong menuturkan, air yang merendam sawah cukup lama akan menimbulkan popularitas keong emas, yang dapat merusak tanaman.
"Jelas petani rugi, banyak tanaman padi yang mati. Kalau harus tanam ulang saya membutuhkan 50 kilogram bibit untuk satu petak, itu belum termasuk pekerjanya. Belum lagi hama keong emas yang banyak kalau hujan tiba yang bisa memakan tanaman padi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kendal Sri Purwati, mengatakan, pihaknya belum mendata secara detil wilayah persawahan yang direndam air.
“Belum mendata secara detil, tapi hampir semua areal persawahan yang ada di Kendal terendam banjir. Kami juga sedang mendata tanaman apa saja yang terendam air,” tandasnya.
(lns)