Sawah terendam, Pantura Tengah tenggelam

Selasa, 21 Januari 2014 - 01:04 WIB
Sawah terendam, Pantura Tengah tenggelam
Sawah terendam, Pantura Tengah tenggelam
A A A
Sindonews.com - Ribuan hektar sawah di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon terendam banjir hingga menyebabkan petani merugi jutaan rupiah. Selain sawah dan pemukiman, jalur Pantura Tengah pun turut terendam.

Areal sawah yang terendam di antaranya di Kecamatan Suranenggala, Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Losari, maupun Jamblang. Di Kecamatan Suranenggala, petani harus menelan pil pahit karena padi yang baru ditanam harus terendam. Situasi itu membuat mereka harus melakukan tanam ulang berkali-kali (re-planting).

Areal persawahan yang terendam di Kecamatan Suranenggala di antaranya berada di Desa Kertasura, Sura Lor, maupun Sura Kidul. Sementara di Kecamatan Gegesik, banjir yang melanda sejak Minggu (19/1) hingga kemarin belum menunjukkan tanda-tanda surut dan menyebabkan sejumlah warga terserang penyakit.

Banjir menyebabkan areal persawahan layaknya permukaan laut. Meski begitu, beberapa di antaranya masih menampakkan tanaman padi yang dapat diselamatkan.

“Sudah satu minggu terakhir ini sawah kena banjir, padahal padinya baru ditanam. Kami jadi harus tanam berulang-ulang, ada yang sampai tanam tiga kali karena lagi-lagi terendam air,” ungkap salah seorang petani, Guna (42), warga Blok I RT 1/1, Desa Kertasura, Kecamatan Suranenggala, Senin (20/1/2014).

Menurut dia, banjir yang merendam sawah petani disebabkan meluapnya saluran irigasi Tirtawana yang membelah areal yang satu dengan lainnya. Guna sendiri saat ini tengah menanti tanaman padinya yang telah dia tanam dua kali. Kali pertama ditanam, banjir telah merendamnya sehingga gagal. Padahal, saat itu tanaman padinya baru berusia satu hari saja.

Saat ini, tanaman padinya telah berusia sekira satu minggu di atas lahan seluas satu hektar miliknya. Meski terendam air akibat hujan turun terus menerus, dia mengaku optimistis padinya dapat diselamatkan. Untuk itu, dia berharap genangan air segera surut.

Sementara itu, banjir masih merendam pemukiman warga maupun areal persawahan di 11 desa di Kecamatan Gegesik. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon Zainal Abidin menyebutkan, tercatat 1.920 rumah tergenang air.

“Sedangkan untuk areal persawahan yang terendam banjir sekitar 1.123 hektar,” tutur dia.

Banjir yang belum surut sejak Minggu (19/1) itu kini menyebabkan sekitar 150 warganya terserang penyakit. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon R Triyani Judawinata menyebut, warga terutama mengalami gatal-gatal dan meriang.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon Ali Efendi menyebutkan, selain Suranenggala dan Gegesik, areal persawahan di kecamatan lain yang terendam terletak di Kapetakan sekitar 800 hektar, Jamblang 180 hektar, Kaliwedi 100 hektar, dan Losari 40 hektar. “Rata-rata usia tanam masih muda, sekitar seminggu hingga tiga minggu,” jelas dia.

Dia tak menampik, jika tak surut dalam dua hari maka petani harus re-planting. Parahnya, saat ini laut pun tengah pasang sehingga air semakin sulit mengalir ke laut.

Selain areal persawahan, banjir juga merendam jalur pantura tengah di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Kondisi itu mengakibatkan semua kendaraan, baik yang menuju Kabupaten Indramayu maupun Cirebon, harus berjalan mengantri di satu jalur yakni Indramayu menuju Cirebon.

Jalur pantura Cirebon yang terendam air tepatnya berada di Blok Penganjur, Desa/Kecamatan Kapetakan. Jalur yang terendam berupa jalur Cirebon menuju Indramayu dengan ketinggian 30-50 cm.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5192 seconds (0.1#10.140)