Sebelum kejadian, kosan Sisca Yofie diawasi polisi

Senin, 20 Januari 2014 - 15:00 WIB
Sebelum kejadian, kosan Sisca Yofie diawasi polisi
Sebelum kejadian, kosan Sisca Yofie diawasi polisi
A A A
Sindonews.com - Sidang kasus tewasnya Sisca Yofie kembali digelar di ruang Sidang VI Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Sidang kembali mengagendakan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

Rencananya, dalam sidang lanjutan yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Parulian Lumban Toruan ini akan memeriksa sembilan orang saksi yang mengetahui seputar tewasnya Sisca Yofie dengan terdakwa Wawan dan Ade.

Kesembilan saksi tersebut adalah Ishak Nana, Deni Abdul Rojak, Entis Sutisna, Deni nurcahya, Eman Cahyadi, Supardi, Zuhiri, Muhammad Sugianto, dan Wawan Setiawan alias Orok.

Saat ketua majelis hakim membawakan biodata para saksi diketahui mereka adalah para warga dan petugas keamanan sekitar yang mengetahui kejadian yang menewaskan Sisca.

Sidang sendiri dimulai sekira pukul 11.00 WIB, di bawah penjagaan ketat pihak kepolisian bersenjata lengkap. Seperti biasanya, tampak hadir keluarga Sisca duduk di bagian paling depan bangku pengunjung sidang.

Sidang diawali dengan kesaksian seorang satpam bernama Ishak Nana, yang bekerja di sebuah Guest House yang jaraknya sekitar dua rumah dari tempat kos korban. Dalam kesaksiannya, Ishak mengungkapkan dirinya pernah menegur dua orang pria yang sering nongkrong di sekitaran lingkungan kos Sisca.

"Pernah ditanya sama saya, tapi katanya lagi mantau pengemudi mobil Karimun merah. Dan saya baru tahu belakangan jika sebelum pakai mobil yang sekarang, Mbak Sisca pakai mobil Karimun merah itu," jelasnya di depan majelis hakim, Senin (20/1/2013).

Saat ditegur, kedua orang itu mengaku sebagai anggota kepolisian yang tengah melengkapi berkas perkara sebuah kasus. Bahkan salah seorang polisi itu pun meminta Ishak untuk ikut memantau kegiatan Sisca.

"Pernah suatu saat keduanya ada dari jam 9 pagi sampai sore hari. Tapi bakangan ini keduanya sudah tidak pernah kelihatan," ucapnya.

Selain mengungkapkan hal itu, Ishak pun menjelaskan sesaat setelah kejadian dia sempat dihampiri pihak kepolisian yang meminta rekaman CCTV yang ada dalam pos jaganya. Namun hasil rekaman kurang jelas dan hanya terlihat sedikit detik-detik awal kejadian yang menimpa Sisca.

Sementara itu, saksi kedua adalah Eman Cahyadi. Dia adalah warga yang pertama kali melihat sisca tergeletak di jalanan sekitar lapangan Abra.

"Waktu itu anak saya beli kembang api, terus dia lihat ada orang di jalan. Saya keluar rumah dan lihat ternyata itu korban," terangnya.

Dengan rasa kemanusiaannya, Eman pun berinisiatif menutupi tubuh korban dengan jaket yang dipakainya. Saat pertama kali dilihat, korban dalam posisi telungkup dengan lengan kanan mengarah kedepan, sementara tangan kirinya terlentang ke belakang.

"Saat itu kondisinya penuh luka. Celana turun sampai bawah, bajunya rusak dan tertarik ke atas. Lukanya hanya di bagian depan, punggungnya tidak ada luka. Pas dibalik, kalung salib korban ditempel di mulutnya," jelasnya.

Saat ditemukan, Sisca masih dalam keadaan hidup. Namun saat Eman mencoba menanyakan apa yang terjadi, korban hanya merintih kesakitan seperti akan menjawabnya, namun tak bisa. Akhirnya, setelah berselang beberapa lama warga sekitar pun berkumpul dan langsung membawa korban ke RS Hasan Sadikin Bandung.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7373 seconds (0.1#10.140)