Banjir di Cirebon telan korban jiwa
A
A
A
Sindonews.com - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Selasa 14 Januari 2014 malam, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Cirebon. Banjir mengakibatkan seorang murid TK Ali Nurokhman (6), warga Jalan Olah Raga 1, Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, meninggal dunia.
"Korban tewas akibat tenggelam saat bermain di saluran irigasi yang airnya mengalir deras, sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Kapolsek Gunung Jati AKP Acep Mulyana, kepada wartawan, Rabu (15/1/2014).
Ditambahkan Acep, saat kejadian korban tidak sendiri. Dia sedang bermain dengan teman-temannya. Abi (6), salah seorang teman korban yang melihatnya tenggelam, langsung teriak minta tolong kepada warga sekitar.
Sejumlah warga yang mendengar teriakan Abi langsung menghampiri dan berusaha mencari korban. Selang sekitar satu jam, Ali ditemukan terbawa arus sejauh 10 meter, dari lokasinya korban tenggelam. Saat ditemukan, kondisi Ali sudah tidak bernyawa.
Berdasarkan pengamatan, sejumlah tempat di Kota Cirebon yang sebelumnya tergenang air kini sudah mulai surut. Namun, tidak halnya yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Di kawasan ini, sejumlah sekolah dan ratusan hektare areal persawahan hingga kini masih terendam air.
Seperti terlihat di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Di kawasan ini, banjir masih menggenangi ratusan rumah yang berada di dua desa, yakni Desa Mundu Mundu Mesigit dan Suci. Ketinggian air di lokasi ini mencapai sekira 40-50 centimeter.
Selain memasuki rumah warga, banjir di kawasan ini juga merendam sejumlah sekolah dasar. Hal itu nampak di SD Suci, Kecamatan Mundu. Para siswa di sekolah ini terpaksa tidak belajar pada hari ini, karena ruang kelas mereka tidak bisa digunakan. Namun begitu, para siswa tidak pulang.
Mereka yang telah datang ke sekolah, bekerja bakti membersihkan ruang kelas dari sisa genangan air dan lumpur. “Harus dibersihkan, kalau kotor jadi tidak bisa belajar,” ujar Maman (7), salah seorang siswa.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis mengaku, banjir kali ini merupakan terparah kedua setelah kejadian serupa di tahun 2011 lalu. Dia sempat menyesalkan ketiadaan perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) atas situasi tersebut. “Harusnya mereka cepat tanggap,” tegasnya.
Pihaknya mencatat, sungai yang paling parah luapan airnya adalah Sungai Cikenis, di kawasan Perumnas. Luapan Sungai Cikenis ditambah Sungai Cikalong membuat wilayah Perumnas tampak tenggelam. Azis pun meminta instansi terkait membuat pembuangan air yang jelas.
Selain itu, banjir parah yang terjadi di Kota Cirebon adalah kawasan Cipto, Ciremai Raya, Jalan Bahagia, Pemuda, dan Kalijaga. Banjir di kawasan ini masih cukup tinggi hingga mencapai pinggang orang dewasa.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam kebakaran Kota Cirebon Adam Nuridin menyebutkan, setidaknya terdapat 18 titik banjir di kawasan Cirebon.
“Salah satu titik terparah di Jalan Pemuda dengan ketinggian air satu meter. Tapi mengingat jalan ini tak banyak dilalui, maka tingkat kerawanan bukanlah di sini, melainkan di Perumnas dan Kalijaga, di Kecamatan Harjamukti,” jelasnya.
Meski belum ada korban jiwa, pihaknya mengimbau warga mewaspadai ke-18 titik banjir. Warga pun masih bertahan di rumahnya masing-masing. Untuk ini, pihaknya juga telah membuka posko siaga banjir di kantornya, di kawasan Bima, Kota Cirebon.
Terpisah, Kepala PSDA DPUPESDM Syarif Arifin memastikan, pihaknya akan manfaatkan anggaran yang turun tahun ini untuk melakukan normalisasi saluran. “Akan kami kerjakan begitu anggarannya turun,” janji dia.
"Korban tewas akibat tenggelam saat bermain di saluran irigasi yang airnya mengalir deras, sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Kapolsek Gunung Jati AKP Acep Mulyana, kepada wartawan, Rabu (15/1/2014).
Ditambahkan Acep, saat kejadian korban tidak sendiri. Dia sedang bermain dengan teman-temannya. Abi (6), salah seorang teman korban yang melihatnya tenggelam, langsung teriak minta tolong kepada warga sekitar.
Sejumlah warga yang mendengar teriakan Abi langsung menghampiri dan berusaha mencari korban. Selang sekitar satu jam, Ali ditemukan terbawa arus sejauh 10 meter, dari lokasinya korban tenggelam. Saat ditemukan, kondisi Ali sudah tidak bernyawa.
Berdasarkan pengamatan, sejumlah tempat di Kota Cirebon yang sebelumnya tergenang air kini sudah mulai surut. Namun, tidak halnya yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Di kawasan ini, sejumlah sekolah dan ratusan hektare areal persawahan hingga kini masih terendam air.
Seperti terlihat di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Di kawasan ini, banjir masih menggenangi ratusan rumah yang berada di dua desa, yakni Desa Mundu Mundu Mesigit dan Suci. Ketinggian air di lokasi ini mencapai sekira 40-50 centimeter.
Selain memasuki rumah warga, banjir di kawasan ini juga merendam sejumlah sekolah dasar. Hal itu nampak di SD Suci, Kecamatan Mundu. Para siswa di sekolah ini terpaksa tidak belajar pada hari ini, karena ruang kelas mereka tidak bisa digunakan. Namun begitu, para siswa tidak pulang.
Mereka yang telah datang ke sekolah, bekerja bakti membersihkan ruang kelas dari sisa genangan air dan lumpur. “Harus dibersihkan, kalau kotor jadi tidak bisa belajar,” ujar Maman (7), salah seorang siswa.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis mengaku, banjir kali ini merupakan terparah kedua setelah kejadian serupa di tahun 2011 lalu. Dia sempat menyesalkan ketiadaan perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) atas situasi tersebut. “Harusnya mereka cepat tanggap,” tegasnya.
Pihaknya mencatat, sungai yang paling parah luapan airnya adalah Sungai Cikenis, di kawasan Perumnas. Luapan Sungai Cikenis ditambah Sungai Cikalong membuat wilayah Perumnas tampak tenggelam. Azis pun meminta instansi terkait membuat pembuangan air yang jelas.
Selain itu, banjir parah yang terjadi di Kota Cirebon adalah kawasan Cipto, Ciremai Raya, Jalan Bahagia, Pemuda, dan Kalijaga. Banjir di kawasan ini masih cukup tinggi hingga mencapai pinggang orang dewasa.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam kebakaran Kota Cirebon Adam Nuridin menyebutkan, setidaknya terdapat 18 titik banjir di kawasan Cirebon.
“Salah satu titik terparah di Jalan Pemuda dengan ketinggian air satu meter. Tapi mengingat jalan ini tak banyak dilalui, maka tingkat kerawanan bukanlah di sini, melainkan di Perumnas dan Kalijaga, di Kecamatan Harjamukti,” jelasnya.
Meski belum ada korban jiwa, pihaknya mengimbau warga mewaspadai ke-18 titik banjir. Warga pun masih bertahan di rumahnya masing-masing. Untuk ini, pihaknya juga telah membuka posko siaga banjir di kantornya, di kawasan Bima, Kota Cirebon.
Terpisah, Kepala PSDA DPUPESDM Syarif Arifin memastikan, pihaknya akan manfaatkan anggaran yang turun tahun ini untuk melakukan normalisasi saluran. “Akan kami kerjakan begitu anggarannya turun,” janji dia.
(san)