Akses menuju Pantai Cahaya rusak parah
A
A
A
Sindonews.com - Jalur utama menuju obyek wisata Pantai Cahaya Wersut Seguni Indonesia (WSI) Rowosari, Kendal rusak parah. Kerusakan tersebut dinilai menjadi penyebeb minimnya pengunjung wisata.
Dari pantauan Koran SINDO, obyek wisata Pantai Cahaya WSI berjarak sekitar empat kilometer dari Kecamatan Weleri. Kerusakan jalan terjadi di beberapa titik di antaranya satu titik di Desa Gempol Sewu dan tiga titik lain berada di Desa Sendang Sikucing, dengan kedalaman lubang mencapai lima centimeter dan berdiameter lebih dari 50 centimeter.
Jalan yang berlubang itu juga digenangi air yang sudah bercampur dengan lumpur. Kondisi tersebut sangat menghambat laju kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Budi Sukoco (45), warga Nyatnyono, Ungaran mengatakan, dia bersama keluarga senang liburan di wisata pantai. Untuk itu, momen tahun baru 2014 dia menghabiskan waktu libur di Pantai Cahaya.
Namun, dia menyayangkan, perjalanan menuju lokasi tidak nyaman karena akses jalan rusak parah.
"Jalannya yang kurang diperhatikan. Seharusnya cepat sampai di lokasi, tapi karena rusak, akhirnya lama di perjalanan," katanya, kemarin.
Selain itu, petunjuk arah dinilai masih kurang maksimal. Menurutnya, adanya penunjuk arah akan sangat membantu pengunjung menuju lokasi.
"Ada penunjuk arah, tapi kurang begitu membantu," lanjutnya.
Mashudi (40), warga asli Tega juga mengeluhkan akses jalan yang rusak menuju ke Pantai Cahaya. Dia pun mengaku enggan datang kembali Kendal jika akses jalan belum juga diperbaiki.
"Kebetulan pas libur panjang dari rumah saudara yang ada di Kendal, denger-denger ada obyek wisata bagus dan mencoba mampir. Ternyata jalannya rusak, mobil saya sempat kecantol lubang. Kalau obyek wisatanya bagus, tapi akses kalan harus diperbaiki," keluhnya.
Dia berharap, pada hari libur mendatang pemkab setempat bisa memperbaiki akses jalan sehingga tidak mengganggu perjalanan wisatawan.
"Jalannya rusak, sayang banget, padahal obyek ini tak kalah dengan ada yang di Jakarta. Semoga saja tahun depan bisa diperbaiki," harapnya.
Sementara itu, General Manager Pantai Cahaya Wersut Seguni Indonesia, Ade Kusmana mengaku sudah berusaha memperbaiki jalan dengan dana pribadi. Pihaknya meminta Pemkab Kendal bisa mengganggarkan dana perbaikan jalan menuju ke obyek wisata Desa Sendang sikucing.
"Kita sudah perbaiki jalan dengan dana pribadi dengan menambal lubang-lubang dan melakukan pengaspalan. Total kita keluarkan uang Rp315 juta. Harusnya Pemkab Kendal peduli, di sini desa ini juga ada obyek wisata pantai Sendang Sikucing yang notabene milik Pemkab. Kita salah satu obyek penyetor pajak tertinggi ke Pemkab, namun mereka enggak peduli dengan jalan yang rusak," katanya.
Diterangkan Ade, WSI dikenai pajak sekitar 22 persen per item tiket. Padahal untuk amsuk ke WSI, pengunjung paling tidak harus merogok kantong sekitar 60 ribu.
"Harusnya ada kepedulian lah, wong kita paling tidak harus menyetor pajak ke Pemkab 22 persen per item tiket, padahal untuk masuk ke WSI ada 3 item tiket. Rp10.000 untuk tiket masuk, Rp25.000 untuk wahana lumba-lumba dan Rp 25.000 untuk water king. Itu semua dikali pengunjung yang datang setiap tahun sebanyak 150.00 orang. Jelas pemasukan pemkab Kendal sangat besar dari sektor pajak yang kami setorkan," terangnya.
Dia berharap, Bupati Kendal bisa peduli dengan memperbaiki akses jalan yang rusak. Menurutnya dengan perbaikan akses jalan, bisa membuat Pendapatan Asli Daerah(PAD) akan naik.
"Sudah beberapa kali kami sampaikan keluhan tentang rusaknya jalan, bupati hanya janji-janji namun tidak ada realisasi. Kami harap bupati bisa memperbaiki akses jalan agar PAD Kendal bisa naik," tandasnya.
Dari pantauan Koran SINDO, obyek wisata Pantai Cahaya WSI berjarak sekitar empat kilometer dari Kecamatan Weleri. Kerusakan jalan terjadi di beberapa titik di antaranya satu titik di Desa Gempol Sewu dan tiga titik lain berada di Desa Sendang Sikucing, dengan kedalaman lubang mencapai lima centimeter dan berdiameter lebih dari 50 centimeter.
Jalan yang berlubang itu juga digenangi air yang sudah bercampur dengan lumpur. Kondisi tersebut sangat menghambat laju kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Budi Sukoco (45), warga Nyatnyono, Ungaran mengatakan, dia bersama keluarga senang liburan di wisata pantai. Untuk itu, momen tahun baru 2014 dia menghabiskan waktu libur di Pantai Cahaya.
Namun, dia menyayangkan, perjalanan menuju lokasi tidak nyaman karena akses jalan rusak parah.
"Jalannya yang kurang diperhatikan. Seharusnya cepat sampai di lokasi, tapi karena rusak, akhirnya lama di perjalanan," katanya, kemarin.
Selain itu, petunjuk arah dinilai masih kurang maksimal. Menurutnya, adanya penunjuk arah akan sangat membantu pengunjung menuju lokasi.
"Ada penunjuk arah, tapi kurang begitu membantu," lanjutnya.
Mashudi (40), warga asli Tega juga mengeluhkan akses jalan yang rusak menuju ke Pantai Cahaya. Dia pun mengaku enggan datang kembali Kendal jika akses jalan belum juga diperbaiki.
"Kebetulan pas libur panjang dari rumah saudara yang ada di Kendal, denger-denger ada obyek wisata bagus dan mencoba mampir. Ternyata jalannya rusak, mobil saya sempat kecantol lubang. Kalau obyek wisatanya bagus, tapi akses kalan harus diperbaiki," keluhnya.
Dia berharap, pada hari libur mendatang pemkab setempat bisa memperbaiki akses jalan sehingga tidak mengganggu perjalanan wisatawan.
"Jalannya rusak, sayang banget, padahal obyek ini tak kalah dengan ada yang di Jakarta. Semoga saja tahun depan bisa diperbaiki," harapnya.
Sementara itu, General Manager Pantai Cahaya Wersut Seguni Indonesia, Ade Kusmana mengaku sudah berusaha memperbaiki jalan dengan dana pribadi. Pihaknya meminta Pemkab Kendal bisa mengganggarkan dana perbaikan jalan menuju ke obyek wisata Desa Sendang sikucing.
"Kita sudah perbaiki jalan dengan dana pribadi dengan menambal lubang-lubang dan melakukan pengaspalan. Total kita keluarkan uang Rp315 juta. Harusnya Pemkab Kendal peduli, di sini desa ini juga ada obyek wisata pantai Sendang Sikucing yang notabene milik Pemkab. Kita salah satu obyek penyetor pajak tertinggi ke Pemkab, namun mereka enggak peduli dengan jalan yang rusak," katanya.
Diterangkan Ade, WSI dikenai pajak sekitar 22 persen per item tiket. Padahal untuk amsuk ke WSI, pengunjung paling tidak harus merogok kantong sekitar 60 ribu.
"Harusnya ada kepedulian lah, wong kita paling tidak harus menyetor pajak ke Pemkab 22 persen per item tiket, padahal untuk masuk ke WSI ada 3 item tiket. Rp10.000 untuk tiket masuk, Rp25.000 untuk wahana lumba-lumba dan Rp 25.000 untuk water king. Itu semua dikali pengunjung yang datang setiap tahun sebanyak 150.00 orang. Jelas pemasukan pemkab Kendal sangat besar dari sektor pajak yang kami setorkan," terangnya.
Dia berharap, Bupati Kendal bisa peduli dengan memperbaiki akses jalan yang rusak. Menurutnya dengan perbaikan akses jalan, bisa membuat Pendapatan Asli Daerah(PAD) akan naik.
"Sudah beberapa kali kami sampaikan keluhan tentang rusaknya jalan, bupati hanya janji-janji namun tidak ada realisasi. Kami harap bupati bisa memperbaiki akses jalan agar PAD Kendal bisa naik," tandasnya.
(lns)