Foto gagah Andik jadi kenangan terakhir
A
A
A
Sindonews.com - Kawan dekat Andik Wahyu Hermawan, yakni Muhammad Ali Sadewo (21), nampaknya sudah memiliki firasat akan kematian sahabat yang sudah dikenalnya sejak zaman SD dulu.
"Firasatnya waktu kemarin Magrib, dia (Andik) ganti profile picture BBM pake seragam taruna lengkap dengan pangkat. Dia keren," tuturnya saat ditemui di rumah duka, Senin (23/12/2013).
Di saat itu, Ali merasa ingin bertemu langsung dengan Andik. Tak hanya itu, Ali pun seolah-olah terhipnotis dengan foto itu dan ingin selalu melihatnya.
Meski kini Ali dan Andik tak lagi satu kelas, namun keduanya selalu menempatkan diri untuk berkumpul dan bermain bersama. Terakhir, kata dia, pertemuan antara keduanya terjadi pada satu bulan lalu, dan selanjutnya komunikasi terjalin melalui BBM.
"Sejak SD kita sudah berteman, walau pun SMP dan SMA-nya pisah tapi saya sering main ke rumahnya. Kita sudah seperti keluarga. Bahkan kita punya cita-cita yang sama sebagai penerbang, tapi nasib beda, saya jadi pilot dan kerja di Jakarta dan Andik di AAU," jelasnya.
Di mata Ali, Andik adalah orang yang pintar dan taat pada agamanya. Namun yang membuatnya terkesan adalah sifat Andik yang sangat friendly.
"Dia itu orangnya rela menolong. Misal kita main tapi dia lagi tidak punya uang, dia tetap mencoba menemani. Yang penting kebersamaannya," ucapnya.
Kini, persahabatannya dengan Andik tinggal kenangan. Ali hanya bisa berharap agar pihak berwajib bisa bertindak cepat untuk menangkap dan mengadili pelaku penusuk Andik.
"Firasatnya waktu kemarin Magrib, dia (Andik) ganti profile picture BBM pake seragam taruna lengkap dengan pangkat. Dia keren," tuturnya saat ditemui di rumah duka, Senin (23/12/2013).
Di saat itu, Ali merasa ingin bertemu langsung dengan Andik. Tak hanya itu, Ali pun seolah-olah terhipnotis dengan foto itu dan ingin selalu melihatnya.
Meski kini Ali dan Andik tak lagi satu kelas, namun keduanya selalu menempatkan diri untuk berkumpul dan bermain bersama. Terakhir, kata dia, pertemuan antara keduanya terjadi pada satu bulan lalu, dan selanjutnya komunikasi terjalin melalui BBM.
"Sejak SD kita sudah berteman, walau pun SMP dan SMA-nya pisah tapi saya sering main ke rumahnya. Kita sudah seperti keluarga. Bahkan kita punya cita-cita yang sama sebagai penerbang, tapi nasib beda, saya jadi pilot dan kerja di Jakarta dan Andik di AAU," jelasnya.
Di mata Ali, Andik adalah orang yang pintar dan taat pada agamanya. Namun yang membuatnya terkesan adalah sifat Andik yang sangat friendly.
"Dia itu orangnya rela menolong. Misal kita main tapi dia lagi tidak punya uang, dia tetap mencoba menemani. Yang penting kebersamaannya," ucapnya.
Kini, persahabatannya dengan Andik tinggal kenangan. Ali hanya bisa berharap agar pihak berwajib bisa bertindak cepat untuk menangkap dan mengadili pelaku penusuk Andik.
(lns)