Bengawan Solo & Kali Lamong meluap, 4.874 rumah kebanjiran
A
A
A
Sindonews.com - Hujan berintensitas tinggi di bagian hulu dan tengah DAS Bengawan Solo dan DAS Lamong menyebabkan debit air sungai meluap.
Tak pelak jika beberapa wilayah seperti di Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik, Jawa Timur, banjir sejak Sabtu, pekan lalu.
"Banjir di Bojonegoro dan Tuban disebabkan kombinasi antara hujan lokal dan kiriman dari hulu Bengawan Solo yaitu Wonogiri, Solo, Sragen, Ngawi, Ponorogo dan Madiun. Sedangkan banjir di Mojokerto dan Gresik akibat meluapnya Kali Lamong di Jawa Timur," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (16/12/2013) .
Banjir di Bojonegoro merendam 30 desa di tujuh kecamatan. Akibatnya 1.705 KK dan 1.727 hektar sawah terendam banjir. Banjir terparah di Kecamatan Padangan yang merendam sembilan desa dengan 823 KK dan 250 ha sawah. Sedangkan di Kecamatan Bojonegoro merendam tiga desa meliputi 585 KK dan 28 ha sawah.
Tinggi muka air Bengawan Solo di titik pantau Karangnongko (barat laut Bojonegoro) pada posisi 29,30 m atau siaga satu pada Minggu, siang kemarin.
"BNPB dan BPBD Bojonegoro telah membangun shelter untuk pengungsi banjir di Bojonegoro sehingga dapat digunakan menampung sebagian pengungsi," terang Sutopo.
Di Tuban, banjir merendam 13 desa di empat kecamatan yaitu Kecamatan Semanding, Suko, Parengan, dan Singgahan. Banjir menyebabkan 2.249 rumah terendam. Di desa Sambung Rejo, Kecamatan Semanding, sekira 800 rumah terendam. Sedangkan di Mojokerto dan Gresik banjir di enam kecamatan dengan 920 rumah terendam.
"Satu orang hanyut di Kecamatan Benjeng. Hingga saat ini belum ditemukan," terangnya.
Kata Sutopo, BPBD Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik bersama TNI, Polri, SKPD dan relawan telah melakukan penanganan darurat. Sebagian masyarakat telah dievakuasi. Dapur umum telah didirikan dan makan siap saji dibagikan. Pendataan masih dilakukan.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan ancaman banjir dan longsor. Puncak hujan sebagian besar wilayah Indonesia pada Januari-Februari," tutupnya.
Tak pelak jika beberapa wilayah seperti di Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik, Jawa Timur, banjir sejak Sabtu, pekan lalu.
"Banjir di Bojonegoro dan Tuban disebabkan kombinasi antara hujan lokal dan kiriman dari hulu Bengawan Solo yaitu Wonogiri, Solo, Sragen, Ngawi, Ponorogo dan Madiun. Sedangkan banjir di Mojokerto dan Gresik akibat meluapnya Kali Lamong di Jawa Timur," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (16/12/2013) .
Banjir di Bojonegoro merendam 30 desa di tujuh kecamatan. Akibatnya 1.705 KK dan 1.727 hektar sawah terendam banjir. Banjir terparah di Kecamatan Padangan yang merendam sembilan desa dengan 823 KK dan 250 ha sawah. Sedangkan di Kecamatan Bojonegoro merendam tiga desa meliputi 585 KK dan 28 ha sawah.
Tinggi muka air Bengawan Solo di titik pantau Karangnongko (barat laut Bojonegoro) pada posisi 29,30 m atau siaga satu pada Minggu, siang kemarin.
"BNPB dan BPBD Bojonegoro telah membangun shelter untuk pengungsi banjir di Bojonegoro sehingga dapat digunakan menampung sebagian pengungsi," terang Sutopo.
Di Tuban, banjir merendam 13 desa di empat kecamatan yaitu Kecamatan Semanding, Suko, Parengan, dan Singgahan. Banjir menyebabkan 2.249 rumah terendam. Di desa Sambung Rejo, Kecamatan Semanding, sekira 800 rumah terendam. Sedangkan di Mojokerto dan Gresik banjir di enam kecamatan dengan 920 rumah terendam.
"Satu orang hanyut di Kecamatan Benjeng. Hingga saat ini belum ditemukan," terangnya.
Kata Sutopo, BPBD Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Mojokerto dan Gresik bersama TNI, Polri, SKPD dan relawan telah melakukan penanganan darurat. Sebagian masyarakat telah dievakuasi. Dapur umum telah didirikan dan makan siap saji dibagikan. Pendataan masih dilakukan.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan ancaman banjir dan longsor. Puncak hujan sebagian besar wilayah Indonesia pada Januari-Februari," tutupnya.
(rsa)