Shelter BRT koridor IV jauh dari nyaman
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi Shelter Bus Rapid Transit (BRT) Koridor IV Cangkiran-Bandara Ahmad Yani, Semarang, memprihatinkan. Selain tidak layak, kondisi shelter tersebut sangat jauh dari kata nyaman.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, shelter-shelter yang baru dibangun itu belum selesai 100 persen. Kondisi shelter itu terbuka tanpa ada dinding yang melindungi penumpang.
Tidak hanya itu, ada beberapa shelter yang belum dipasang atapnya. Juga, hamper semua shelter yang ada tersebut tidak memiliki fasilitas seperti shelter lainnya, yakni bangku tunggu penumpang dan papan informasi.
Kondisi tersebut dikeluhkan banyak penumpang. Menurut mereka, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, tidak serius dalam menjalankan BRT Koridor IV itu.
“Shelternya sangat memprihatinkan, seperti shelter ini saja, atapnya masih bolong. Jika hujan pasti kehujanan, begitu juga kalau panas. Sungguh tidak nyaman sama sekali,” ujar Juni Astuti (30), warga Klampisan Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu (14/12/2013).
Hal senada juga dikatakan Teguh (28), warga Ngaliyan lainnya. Selain belum jadi, shelter-shelter yang dibangun itu mengabaikan kenyamanan penumpang karena tidak dilengkapi dengan bangku dan papan informasi.
“Padahal kan armada yang melayani koridor ini masih sedikit, sehingga kita membutuhkan waktu lama untuk menunggunya. Kalau tidak dilengkapi bangku seperti ini, kami terpaksa berdiri untuk menunggu bus,” kata dia.
Teguh berharap Pemkot serius memperhatikan sarana prasaran pendukung BRT koridor IV itu. Sebab menurutnya, sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan sarana BRT sebagai sarana transportasi umum.
“Sudah banyak masyarakat yang mengidolakan layanan BRT ini. Seharusnya ini disertai dengan pelayanan yang prima. Jika tidak, apa bedanya BRT dengan bus angkutan lainnya,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) BRT Trans Semarang Bambang Kuntarso saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pengguna BRT atas ketidaknyamanan itu.
Menurutnya, ketidaknyamanan atas shelter itu dikarenakan shelter yang digunakan saat ini baru bersifat semi permanen. “Kami benar-benar meminta maaf atas ketidaknyamanan itu. Hal itu karena shelter yang kita gunakan saat ini baru bersifat sementara. Nanti kalau jalan sudah diperbaiki, kami akan membuatkan shelter yang permanent dan lebih nyaman,” kata dia.
Mengenai shelter yang tidak memiliki atap, pihaknya mengaku akan segera menyelesaikannya. Dia memastikan bahwa akhir tahun ini, semua shelter sudah memiliki atap sehingga dapat melindungi pengguna dari panas dan hujan. “Atapnya saat ini sedang dalam proses penyelesaian, secepatnya akan kami pasang,” imbuhnya.
Sementara menanggapi keluhan masyarakat mengenai tidak adanya bangku untuk menunggu BRT, Bambang mengaku jika bangku itu baru bisa dipasang saat shelter sudah berbentuk permanent. Sebab, bangku yang nantinya dipasang juga merupakan bangku paten yang tidak dapat dipindahkan.
“Untuk bangku tunggu, hanya bisa dibangun saat shelter sudah permanen. Kalau saat ini dikasih bangku yang tidak permanent, kami khawatir akan hilang. Sebab pengalaman pada shelter koridor II beberapa waktu lalu, banyak bangku yang kita pasang hilang,” pungkasnya.
Pantauan KORAN SINDO di lapangan, shelter-shelter yang baru dibangun itu belum selesai 100 persen. Kondisi shelter itu terbuka tanpa ada dinding yang melindungi penumpang.
Tidak hanya itu, ada beberapa shelter yang belum dipasang atapnya. Juga, hamper semua shelter yang ada tersebut tidak memiliki fasilitas seperti shelter lainnya, yakni bangku tunggu penumpang dan papan informasi.
Kondisi tersebut dikeluhkan banyak penumpang. Menurut mereka, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, tidak serius dalam menjalankan BRT Koridor IV itu.
“Shelternya sangat memprihatinkan, seperti shelter ini saja, atapnya masih bolong. Jika hujan pasti kehujanan, begitu juga kalau panas. Sungguh tidak nyaman sama sekali,” ujar Juni Astuti (30), warga Klampisan Ngaliyan, Kota Semarang, Sabtu (14/12/2013).
Hal senada juga dikatakan Teguh (28), warga Ngaliyan lainnya. Selain belum jadi, shelter-shelter yang dibangun itu mengabaikan kenyamanan penumpang karena tidak dilengkapi dengan bangku dan papan informasi.
“Padahal kan armada yang melayani koridor ini masih sedikit, sehingga kita membutuhkan waktu lama untuk menunggunya. Kalau tidak dilengkapi bangku seperti ini, kami terpaksa berdiri untuk menunggu bus,” kata dia.
Teguh berharap Pemkot serius memperhatikan sarana prasaran pendukung BRT koridor IV itu. Sebab menurutnya, sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan sarana BRT sebagai sarana transportasi umum.
“Sudah banyak masyarakat yang mengidolakan layanan BRT ini. Seharusnya ini disertai dengan pelayanan yang prima. Jika tidak, apa bedanya BRT dengan bus angkutan lainnya,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) BRT Trans Semarang Bambang Kuntarso saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pengguna BRT atas ketidaknyamanan itu.
Menurutnya, ketidaknyamanan atas shelter itu dikarenakan shelter yang digunakan saat ini baru bersifat semi permanen. “Kami benar-benar meminta maaf atas ketidaknyamanan itu. Hal itu karena shelter yang kita gunakan saat ini baru bersifat sementara. Nanti kalau jalan sudah diperbaiki, kami akan membuatkan shelter yang permanent dan lebih nyaman,” kata dia.
Mengenai shelter yang tidak memiliki atap, pihaknya mengaku akan segera menyelesaikannya. Dia memastikan bahwa akhir tahun ini, semua shelter sudah memiliki atap sehingga dapat melindungi pengguna dari panas dan hujan. “Atapnya saat ini sedang dalam proses penyelesaian, secepatnya akan kami pasang,” imbuhnya.
Sementara menanggapi keluhan masyarakat mengenai tidak adanya bangku untuk menunggu BRT, Bambang mengaku jika bangku itu baru bisa dipasang saat shelter sudah berbentuk permanent. Sebab, bangku yang nantinya dipasang juga merupakan bangku paten yang tidak dapat dipindahkan.
“Untuk bangku tunggu, hanya bisa dibangun saat shelter sudah permanen. Kalau saat ini dikasih bangku yang tidak permanent, kami khawatir akan hilang. Sebab pengalaman pada shelter koridor II beberapa waktu lalu, banyak bangku yang kita pasang hilang,” pungkasnya.
(maf)