Petambak diarahkan terapkan budidaya organik
A
A
A
Sindonews.com - Petani diharapkan bisa kembali mengolah tambaknya secara organik. Hal ini dikarenakan permintaan udang organik dari Sidoarjo terus meningkat.
Selama berpuluh-puluh tahun, kebanyakan petambak menerapkan budidaya udang non organik. Padahal, cara kelola seperti itu jangka panjang akan merusak hara tanah (kesuburan tanah).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sidoarjo, H.M. Sholeh, mengatakan, saat ini petambak yang beralih pada budidaya udang organik cukup banyak. Namun, diakui hasil panen belum bisa maksimal.
Sholeh mengatakan, petambak yang sudah menerapkan budidaya udang dan ikan ramah lingkungan berada di Kecamatan Candi dan pesisir Sidoarjo lainnya. "Kita berharap pengelolaan tambak secara organik hasilnya bisa terus meningkat," jelasnya, Jumat (13/12/2013).
Dalam beberapa tahun terakhir, petambak sudah banyak yang beralih ke budidaya udang organik. Hal ini dengan munculnya kelompok tani organik atau budidaya dengan metode ramah lingkungan.
Diantara kelompok tani yang menerapkan budidaya ramah lingkungan, Kelompok tani Sumber Urip dan Karya Makmur, Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi. "Tahun ini Sidoarjo juara 2 tingkat nasional kategori kelembagaan kelompok pembudidaya ikan dan udang," ujar Sekretaris DKP Sidoarjo, Bachruni.
Bachruni optimis perikanan di Sidoarjo bakal lebih maju lagi. Terutama untuk budidaya udang dan ikan ramah lingkungan.
Bahkan, kini luas tambah di Sidoarjo 15.539 hektar hampir 80 persen menerapkan budidata organik. "Kita berharap dua tahun lagi hasil budidaya udang organik bisa lebih besar dari tahun ini," harap Bachruni.
Sementara itu, Sekretaris Kelompok Tani Sumber Urip, Ismail Syarif mengatakan budidaya udang dan ikan ramah lingkungan sudah ada standart yang ditentukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Jadi untuk menerapkan budidaya sesuai standar buruh waktu dan kita mulai menerapkan itu," tegasnya.
Selama ini, lanjut pria yang akrab disapa Syarif ini, kelompok tani sudah menerapkan budidaya ikan dan udang organik. Namun, upaya itu belum bisa sepenuhnya dilakukan karena minimnya hasil panen budidaya dengan metode organik.
Selama berpuluh-puluh tahun, kebanyakan petambak menerapkan budidaya udang non organik. Padahal, cara kelola seperti itu jangka panjang akan merusak hara tanah (kesuburan tanah).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sidoarjo, H.M. Sholeh, mengatakan, saat ini petambak yang beralih pada budidaya udang organik cukup banyak. Namun, diakui hasil panen belum bisa maksimal.
Sholeh mengatakan, petambak yang sudah menerapkan budidaya udang dan ikan ramah lingkungan berada di Kecamatan Candi dan pesisir Sidoarjo lainnya. "Kita berharap pengelolaan tambak secara organik hasilnya bisa terus meningkat," jelasnya, Jumat (13/12/2013).
Dalam beberapa tahun terakhir, petambak sudah banyak yang beralih ke budidaya udang organik. Hal ini dengan munculnya kelompok tani organik atau budidaya dengan metode ramah lingkungan.
Diantara kelompok tani yang menerapkan budidaya ramah lingkungan, Kelompok tani Sumber Urip dan Karya Makmur, Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi. "Tahun ini Sidoarjo juara 2 tingkat nasional kategori kelembagaan kelompok pembudidaya ikan dan udang," ujar Sekretaris DKP Sidoarjo, Bachruni.
Bachruni optimis perikanan di Sidoarjo bakal lebih maju lagi. Terutama untuk budidaya udang dan ikan ramah lingkungan.
Bahkan, kini luas tambah di Sidoarjo 15.539 hektar hampir 80 persen menerapkan budidata organik. "Kita berharap dua tahun lagi hasil budidaya udang organik bisa lebih besar dari tahun ini," harap Bachruni.
Sementara itu, Sekretaris Kelompok Tani Sumber Urip, Ismail Syarif mengatakan budidaya udang dan ikan ramah lingkungan sudah ada standart yang ditentukan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Jadi untuk menerapkan budidaya sesuai standar buruh waktu dan kita mulai menerapkan itu," tegasnya.
Selama ini, lanjut pria yang akrab disapa Syarif ini, kelompok tani sudah menerapkan budidaya ikan dan udang organik. Namun, upaya itu belum bisa sepenuhnya dilakukan karena minimnya hasil panen budidaya dengan metode organik.
(rsa)