Komisi E DPRD Jatim prihatin sistem pendidikan ITN
A
A
A
Sindonews.com - Komisi E Bidang Pendidikan DPRD Jatim menyayangkan tewasnya Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam program pengenalan mahasiswa baru.
"Kalau Qspeknya bagus tapi kontennya harus diubah. yang dilakukan pengkajian ulang dalam setiap orientasi. Disiplin boleh tapi khan nggak harus dengan beradu fisik," ujar Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Sugiri Sancoko, kepada wartawan, Rabu (11/12/2013).
Dia juga mengatakan, sejauh ini memang tidak ada lembaga yang bisa mengintervensi segala kebijakan internal kampus. Berbeda dengan pendidikan atas, menengah dan dasar. Kebijakan di kampus yang bisa menentukan adalah kampus itu sendiri, karena ada otonomi kampus.
"Nah, terkait kebijakkan dalam masa orientasi, harusnya pihak rektorat kampus yang tegas dalam kebijakkan agar tidak muncul lagi korban meninggal saat ospek," ujarnya.
Konten yang harus diubah itu, adalah munculnya aksi niat balas dendam dari senior kepada junior. Biasanya, seorang senior mem-bully juniornya saat ospek. Kemudian, aksi ini berlangusng secara turun temurun.
"Setiap penerimaan mahasiswa baru harus dipikirkan polanya. Dan yang bisa melakukannya adalah pihak kampus yang bersangkutan. sementara atas kejadian di ITN itu, kati sangat menyayangkan," terangnya.
Sebelumnya, Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tewas saat menjalani ospek Kemah Bakti Desa jurusan Planologi, pada Oktober 2013. Dia diduga tewas akibat kekerasan fisik seniornya.
"Kalau Qspeknya bagus tapi kontennya harus diubah. yang dilakukan pengkajian ulang dalam setiap orientasi. Disiplin boleh tapi khan nggak harus dengan beradu fisik," ujar Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Sugiri Sancoko, kepada wartawan, Rabu (11/12/2013).
Dia juga mengatakan, sejauh ini memang tidak ada lembaga yang bisa mengintervensi segala kebijakan internal kampus. Berbeda dengan pendidikan atas, menengah dan dasar. Kebijakan di kampus yang bisa menentukan adalah kampus itu sendiri, karena ada otonomi kampus.
"Nah, terkait kebijakkan dalam masa orientasi, harusnya pihak rektorat kampus yang tegas dalam kebijakkan agar tidak muncul lagi korban meninggal saat ospek," ujarnya.
Konten yang harus diubah itu, adalah munculnya aksi niat balas dendam dari senior kepada junior. Biasanya, seorang senior mem-bully juniornya saat ospek. Kemudian, aksi ini berlangusng secara turun temurun.
"Setiap penerimaan mahasiswa baru harus dipikirkan polanya. Dan yang bisa melakukannya adalah pihak kampus yang bersangkutan. sementara atas kejadian di ITN itu, kati sangat menyayangkan," terangnya.
Sebelumnya, Fikri Dolasmantya Surya mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tewas saat menjalani ospek Kemah Bakti Desa jurusan Planologi, pada Oktober 2013. Dia diduga tewas akibat kekerasan fisik seniornya.
(san)