Selamatkan alam, warga gelar ruwatan
![Selamatkan alam, warga...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2013/12/09/23/814667/xt4KXY3YgE.jpg)
Selamatkan alam, warga gelar ruwatan
A
A
A
Sindonews.com - Gerah terhadap aksi penambangan yang merusak alam dan mengorbankan masyarakat, puluhan warga menggelar ruwat bumi dan resolusi jihad.
Aksi unik para korban penambangan dari berbagai daerah digelar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Warga merasa selama ini telah dijadikan tumbal dan diadu dengan aparat pengamanan jika menolak dilakukan penambangan.
Dalam aksi itu tampak barongan yang merupakan simbol semangat perjuangan warga melawan para pengusaha pertambangan dan berjuang melindungi lingkungan dengan berbagai macam cara.
Mulai dari menanam pepohonan, melindungi dan menjaga dari jarahan dan perusak seperti dilakukan oleh penambang. Sebagai akhir ruwatan, warga menanam air kendi lengkap dengan bunga tujuh rupa ke dalam tanah.
Dengan cara ini, mereka berharap Tuhan akan membantu menjaga alam dan lingkungan. Usai menggelar ruwatan, perwakilan warga dari berbagai daerah ini mengelar orasi secara bergantian.
Mereka mengecam pengambilalihan tanah baik untuk dieksploitasi menjadi daerah industri atau penambangan. Seperti daerah kawasan Urut Sewu Kebumen, Jawa Tengah, lumpur Lapindo Sidoarjo, warga Giriwoyo Wonogiri, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Rembang, Tuban, Bojonegoro dan beberapa daerah lainnya.
Menurut Koordinator aksi Ubaidilah di daerah-daerah tersebut selama ini dijadikan objek eksploitasi alam secara besar-besaran oleh para pengusaha pertambangan yang dampak dan kerusakannya ditanggung oleh warga.
"Sebagian di antaranya masih dalam proses, dan tanah-tanah warga dijaga aparat sehingga warga diadu domba dengan aparat," tutur Ubaidilah, Minggu (8/12/2013).
Melalui aksi yang digelar itu, Ubaidillah berharap pemerintah meninjau ulang izin yang telah diberikan kepada sejumlah perusahaan pertambangan.
"Penambangan selain merusak lingkungan, warga di sekitar lokasi menjadi pihak yang paling dirugikan," tukas dia.
Aksi unik para korban penambangan dari berbagai daerah digelar di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Warga merasa selama ini telah dijadikan tumbal dan diadu dengan aparat pengamanan jika menolak dilakukan penambangan.
Dalam aksi itu tampak barongan yang merupakan simbol semangat perjuangan warga melawan para pengusaha pertambangan dan berjuang melindungi lingkungan dengan berbagai macam cara.
Mulai dari menanam pepohonan, melindungi dan menjaga dari jarahan dan perusak seperti dilakukan oleh penambang. Sebagai akhir ruwatan, warga menanam air kendi lengkap dengan bunga tujuh rupa ke dalam tanah.
Dengan cara ini, mereka berharap Tuhan akan membantu menjaga alam dan lingkungan. Usai menggelar ruwatan, perwakilan warga dari berbagai daerah ini mengelar orasi secara bergantian.
Mereka mengecam pengambilalihan tanah baik untuk dieksploitasi menjadi daerah industri atau penambangan. Seperti daerah kawasan Urut Sewu Kebumen, Jawa Tengah, lumpur Lapindo Sidoarjo, warga Giriwoyo Wonogiri, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Rembang, Tuban, Bojonegoro dan beberapa daerah lainnya.
Menurut Koordinator aksi Ubaidilah di daerah-daerah tersebut selama ini dijadikan objek eksploitasi alam secara besar-besaran oleh para pengusaha pertambangan yang dampak dan kerusakannya ditanggung oleh warga.
"Sebagian di antaranya masih dalam proses, dan tanah-tanah warga dijaga aparat sehingga warga diadu domba dengan aparat," tutur Ubaidilah, Minggu (8/12/2013).
Melalui aksi yang digelar itu, Ubaidillah berharap pemerintah meninjau ulang izin yang telah diberikan kepada sejumlah perusahaan pertambangan.
"Penambangan selain merusak lingkungan, warga di sekitar lokasi menjadi pihak yang paling dirugikan," tukas dia.
(lns)