DBD renggut 15 nyawa di DIY
A
A
A
Sindonews.com - Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah merenggut 15 nyawa di Provinsi DIY. Jumlah tersebut, naik tajam dibanding tahun sebelumnya yang hanya 2 orang meninggal.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebutkan, DBD pada 2012 lalu sebanyak 931 kasus, dua orang di antaranya meninggal. Sedangkan 2013 sampai akhir Oktober sudah mencapai 2.912 kasus, dan 15 orang meninggal.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY Daryanto Chadorie mengatakan, kasus DBD di DIY tersebar di lima kabupaten/kota. Namun, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta selalu mendominasi.
"Dua daerah itu (Bantul dan Yogyakarta) merupakan daerah endemis DBD," katanya dalam keterangan pers, di Yogyakarta, Kamis
(5/12/2013).
Dua orang meninggal karena DBD pada tahun lalu, semuanya berasal dari Kota Yogyakarta. Sedangkan tahun ini, dari 15 orang yang meninggal karena DBD tersebar merata, masing-masing empat orang dari Yogyakarta, delapan orang dari Bantul, dua orang dari Sleman dan satu orang dari Gunungkidul.
"Hanya di Kulonprogo yang belum ada kasus DBD yang meninggal," ungkapnya.
Menurut dia, melonjaknya DBD baik dari segi kasus maupun jumlah yang meninggal, sepanjang 2013 ini disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu.
"Cuaca yang tidak menentu alias ekstrem itu membuat pola penyakit menjadi ektrem pula. Biasanya DBD muncul pada bulan-bulan tertentu, pada 2013 ini bisa muncul kapan saja," jelasnya.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebutkan, DBD pada 2012 lalu sebanyak 931 kasus, dua orang di antaranya meninggal. Sedangkan 2013 sampai akhir Oktober sudah mencapai 2.912 kasus, dan 15 orang meninggal.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY Daryanto Chadorie mengatakan, kasus DBD di DIY tersebar di lima kabupaten/kota. Namun, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta selalu mendominasi.
"Dua daerah itu (Bantul dan Yogyakarta) merupakan daerah endemis DBD," katanya dalam keterangan pers, di Yogyakarta, Kamis
(5/12/2013).
Dua orang meninggal karena DBD pada tahun lalu, semuanya berasal dari Kota Yogyakarta. Sedangkan tahun ini, dari 15 orang yang meninggal karena DBD tersebar merata, masing-masing empat orang dari Yogyakarta, delapan orang dari Bantul, dua orang dari Sleman dan satu orang dari Gunungkidul.
"Hanya di Kulonprogo yang belum ada kasus DBD yang meninggal," ungkapnya.
Menurut dia, melonjaknya DBD baik dari segi kasus maupun jumlah yang meninggal, sepanjang 2013 ini disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu.
"Cuaca yang tidak menentu alias ekstrem itu membuat pola penyakit menjadi ektrem pula. Biasanya DBD muncul pada bulan-bulan tertentu, pada 2013 ini bisa muncul kapan saja," jelasnya.
(san)