Cagar budaya ambruk, turunkan kredibilitas Semarang

Selasa, 26 November 2013 - 01:01 WIB
Cagar budaya ambruk, turunkan kredibilitas Semarang
Cagar budaya ambruk, turunkan kredibilitas Semarang
A A A
Sindonews.com - Pemerhati Kota Lama sekaligus Budayawan Semarang Djawahir Muhammad menyesalkan ambruknya salah satu bangunan di Kota Lama.

Sebab selain menghilangkan salah satu bangunan bersejarah, robohnya bangunan itu juga dapat menurunkan kredibilitas Kota Semarang di mata dunia.

“Itu merupakan sebuah kerugian yang sangat besar bagi Kota Semarang. Selain karena bangunan di sana adalah bangunan bersejarah tinggi, Kota Semarang juga dapat dicap sebagai kota yang tidak menghargai sejarah dan juga budaya di mata dunia,” ujarnya, Senin (25/11/2013).

Djawahir menambahkan, Pemkot Semarang harus segera mengambil tindakan kongkret untuk mengatasi permasalahan itu. Sebab menurutnya, peristiwa itu dapat kembali terjadi mengingat masih banyak bangunan yang rawan roboh.

“Pemkot harus merevisi Perda mengenai cagar budaya di tempat itu. Sebab selama ini para pemilik enggan merenovasi atau merawat bangunan karena izin yang ribet juga takut menyalahi aturan-aturan yang ditetapkan,” imbuhnya.

Selain itu imbuh dia, pemkot harus tegas melakukan nasionalisasi terhadap beberapa bangunan yang tidak berpemilik. Hal itu dirasa penting karena sebagian besar bangunan yang kondisinya rusak parah itu tidak diketahui pemiliknya.

“Nasionalisasi terhadap bangunan-bangunan kosong itu harus berani dilakukan. Jika tidak, maka pasti bangunan-bangunan itu akan kembali roboh dan semakin banyak sejarah yang akan hilang,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Semarang Adi Tri Hananto saat ditemui KORAN SINDO membantah bahwa Pemkot menelantarkan bangunan Kota Lama. Selama ini imbuh dia, sudah banyak hal yang dilakukan untuk menyelamatkan kawasan itu.

“Kami sudah banyak melakukan berbagai hal untuk menyelamatkannya, termasuk membentuk Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) yang secara khusus menangani hal itu. Namun memang APBD belum bias masuk ke sana karena bangunan-bangunan itu dimiliki oleh pihak lain,” ujarnya.

Menanggapi usulan nasionalisasi bangunan Kota Lama, Adi mengaku hal itu merupakan wacana yang selama ini sedang dibicarakan di kalangan pemkot. Namun ia mengaku jika wacana tersebut membutuhkan proses yang panjang dan tidak mungkin dilakukan secara cepat.

“Butuh proses yang panjang karena dari sisi penganggaran harus kita bicarakan jauh-jauh hari. Meski begitu kami akan terus mengupayakan hal itu demi menyelamatkan kawasan Kota Lama. Karena sepengetahuan saya, di Negara manapun semua kota tua peninggalan sejarah dikuasai oleh pemerintah,” pungkasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4560 seconds (0.1#10.140)