Siswa di Sidoarjo buat pesawat pemadam kebakaran tanpa awak
A
A
A
Sindonews.com - Sekolah Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo selama ini dikenal dengan hasil karya siswanya di bidang robotik. Yang terbaru, mereka membuat pesawat untuk pemadam kebakaran (PMK).
Pesawat dengan panjang satu sampai dua meter ini didesain untuk memadamkan kebakaran di kawasan padat pemukiman. Dimana tidak mudah mobil PMK menjangkau kawasan itu.
Pesawat Aeromic itu terbagi dari Copter untuk memantau lokasi kebakaran, UAV untuk mendeteksi api dan memadamkan api.
"Pesawat terbagi menjadi tiga, ada yang memantau, mendeteksi dan memadamkan," ujar Dyhan Ramadan, siswa kelas 11 IPA SMAMDA yang membuat pesawat tanpa awak itu, Senin (18/11/2013).
Dyhan mengaku pesawat yang dibuatnya ini masih butuh penyempurnaan. Namun, hasil karyanya ini sudah menyabet juara III dalam 'Pesta Rakyat Fisika' yang digelar Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu.
Pesawat untuk PMK itu, didesain tanpa awak dan cukup ramping sehingga bisa menjangkau kawasan padat penduduk. Pesawat mini ini dikendalikan oleh remote control menggunakan baterai lytium.
Lalu apakah mampu pesawat mini ini membawa bahan untuk memadamkan api?, Dyhan menjelaskan pesawat itu bisa mengangkut karbon dioksida dan dapat memadamkan api dari atas.
Dari pesawat itupula, dapat diketahui kondisi lokasi kebakaran. Karena sudah dilengkapi dengan kamera pengintai yang cukup tajam.
Pesawat Aeromic ini diharapkan bisa menjadi solusi masa depan dibidang penanganan kebakaran. "Ini kan masih project awal. Jadi bisa dikembangkan lebih bagus lagi," pungkas Dyhan.
Bukan hanya hasil karya Dyhan yang menang di kancah nasional. Ada beberapa penghargaan yang diterima siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Diantaranya, saat kontes Robot Terbang Indonesia di ITB, ada dua tim yang menyabet juara dua. Demikian saat Internasional Islamic School Robotik beberapa waktu lalu, tim Smamda mendapat 10 medali.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Hidayatullah, sangat mengapresiasi apa yang sudah diraih siswa-siswinya ini. Dia berharap agar siswanya bisa menelurkan teknologi tepat guna.
"Oleh karena itu kita buat ekstrakulikuler bidang robotic. Dan ternyata siswa yang ikut cukup banyak mencapai 50 siswa," tandasnya.
Pesawat dengan panjang satu sampai dua meter ini didesain untuk memadamkan kebakaran di kawasan padat pemukiman. Dimana tidak mudah mobil PMK menjangkau kawasan itu.
Pesawat Aeromic itu terbagi dari Copter untuk memantau lokasi kebakaran, UAV untuk mendeteksi api dan memadamkan api.
"Pesawat terbagi menjadi tiga, ada yang memantau, mendeteksi dan memadamkan," ujar Dyhan Ramadan, siswa kelas 11 IPA SMAMDA yang membuat pesawat tanpa awak itu, Senin (18/11/2013).
Dyhan mengaku pesawat yang dibuatnya ini masih butuh penyempurnaan. Namun, hasil karyanya ini sudah menyabet juara III dalam 'Pesta Rakyat Fisika' yang digelar Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu.
Pesawat untuk PMK itu, didesain tanpa awak dan cukup ramping sehingga bisa menjangkau kawasan padat penduduk. Pesawat mini ini dikendalikan oleh remote control menggunakan baterai lytium.
Lalu apakah mampu pesawat mini ini membawa bahan untuk memadamkan api?, Dyhan menjelaskan pesawat itu bisa mengangkut karbon dioksida dan dapat memadamkan api dari atas.
Dari pesawat itupula, dapat diketahui kondisi lokasi kebakaran. Karena sudah dilengkapi dengan kamera pengintai yang cukup tajam.
Pesawat Aeromic ini diharapkan bisa menjadi solusi masa depan dibidang penanganan kebakaran. "Ini kan masih project awal. Jadi bisa dikembangkan lebih bagus lagi," pungkas Dyhan.
Bukan hanya hasil karya Dyhan yang menang di kancah nasional. Ada beberapa penghargaan yang diterima siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Diantaranya, saat kontes Robot Terbang Indonesia di ITB, ada dua tim yang menyabet juara dua. Demikian saat Internasional Islamic School Robotik beberapa waktu lalu, tim Smamda mendapat 10 medali.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Hidayatullah, sangat mengapresiasi apa yang sudah diraih siswa-siswinya ini. Dia berharap agar siswanya bisa menelurkan teknologi tepat guna.
"Oleh karena itu kita buat ekstrakulikuler bidang robotic. Dan ternyata siswa yang ikut cukup banyak mencapai 50 siswa," tandasnya.
(rsa)