Belasan tahun jadi buruh, ini curhatan Budianti

Kamis, 14 November 2013 - 23:39 WIB
Belasan tahun jadi buruh,...
Belasan tahun jadi buruh, ini curhatan Budianti
A A A
Sindonews.com - Budianti (39), ikut jadi bagian dari aksi buruh di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/11/2013). Lalu apa yang dirasakan Budianti sebagai buruh?

Ia mengaku sudah 13 tahun bekerja sebagai buruh. Saat ini, ia bekerja di salah satu pabrik garmen di kawasan Majalaya, Kabupaten Bandung.

Sebulan, ia digaji Rp1.350.000. "Tapi itu gaji kotor. Kalau di pabrik lain mah ada uang transport atau apa, kalau di pabrik tempat saya kerja sudah segitu saja," kata Budianti.

Ia terpaksa bekerja untuk membantu suaminya dan menghidupi tiga anaknya. "Suami saya juga buruh pabrik. Gajinya malah lebih kecil dari saya," ucapnya.

Tapi itu bukan alasan buat Budianti menjadi tinggi hati pada suaminya. Sebab yang terpenting, dapur tetap ngebul dan anak-anaknya bisa dibiayai.

Soal gaji ia dan suaminya, ia mengaku pas-pasan. Tapi hidup harus tetap dijalani. Rezeki yang diberikan Tuhan pun harus disyukuri. "Ya dipas-pasin saja kang buat hidup walaupun pas-pasan," tuturnya.

Ia pun punya alasan ikut berdemo bersama rekan-rekan sesama buruh yang tergabung di Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Jawa Barat. Ia ingin ikut berjuang agar upah minimum kabupaten/kota (UMK) bagi buruh bisa jauh lebih layak.

"Idealnya sih gaji buat buruh sekira Rp2,4 juta seperti di Jakarta," jelasnya.

Tapi ia kembali menyerahkan sepenuhnya berapa besaran UMK kepada pihak-pihak terkait karena ia tidak memiliki kekuasaan. Setidaknya, ia sudah ikut berjuang bersama sesama buruh lainnya.

Disinggung soal apa yang memberatkannya dengan gaji yang diterima sebagai buruh, ia menyebut salah satunya biaya sekolah. "Anak saya satu sekolah SMA, satu SMP, satu lagi usianya baru tiga tahun," ungkap Budianti.

Ia pun mempertanyakan sekolah gratis yang sudah dijanjikan pemerintah. "Katanya gratis, tapi nyatanya enggak gratis," keluhnya.

Selain membiayai anak, ia dan suaminya juga harus membayar cicilan sepeda motor. "Sebulan cicilannya Rp545.000," paparnya.

Selain pengeluaran untuk sekolah, biaya hidup anaknya, dan sepeda motor, ia dan suaminya jelas harus menjaga dapurnya tetap ngebul serta beragam kebutuhan lainnya.

Dengan berbagai aksi demo buruh soal kenaikan UMK, ia berharap hal itu benar-benar diwujudkan. Sehingga buruh bisa hidup lebih sejahtera.

Sementara itu, aksi buruh di depan Gedung Sate berakhir sekira pukul 13.30 WIB. Aksi itu sempat terganggu hujan dan buruh banyak yang berteduh. Tapi akhirnya buruh kembali turun dan memilih berdemo sambil hujan-hujanan.

Dalam pertemuan dengan perwakilan Pemprov Jawa Barat, ada salah satu poin yang disepakati yaitu pemprov melalui DPRD akan mengusulkan pencabutan Inpres Nomor 9 Tahun 2013 yang dinilai membatasi hak buruh.

Pemprov juga menjanjikan akan membuat perda khusus yang mengatur soal masalah tenaga kerja kontrak dan outsourcing. Sementara soal besaran UMK, pemprov hanya menerima rekomendasi dari kabupaten/kota.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0829 seconds (0.1#10.140)