Digunakan riset, Danau Ranu Tompe ditutup untuk wisatawan

Kamis, 14 November 2013 - 11:49 WIB
Digunakan riset, Danau Ranu Tompe ditutup untuk wisatawan
Digunakan riset, Danau Ranu Tompe ditutup untuk wisatawan
A A A
Sindonews.com - Danau Ranu Tompe yang baru saja menjadi tujuan ekspedisi tim Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) tidak bisa dinikmati wisatawan. Sebab, TNBTS hanya mengijinkan kawasan ini untuk lokasi penelitian atau riset.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Ayu Dewi Utari, menegaskan, akses ke kawasan Danau Ranu Tompe tidak untuk umum karena berada di kawasan inti taman nasional. Selain itu, aneka flora dan fauna di sana juga sangat dilindungi sehingga hanya diijinkan untuk keperluan ilmu pengetahuan.

"Ada sekira 50 jenis flora dan fauna yang ditemukan di sana," Kata Ayu, Kamis (14/11/2013).

Koordinator ekspedisi Ranu Tompe, Toni Artaka, menambahkan di kawasan danau seluas 0,7 hektare ini juga ditemukan jenis pohon pinang yang hanya ada di Bali. Selain itu, ada juga jenis capung jaru yang belum diketahui namanya.

"Kami sudah kirim foto capung ke ahli capung di Belanda untuk mengetahui jenisnya," kata Toni.

Tak hanya itu, dalam ekspedisi selama sepekan ini, tim juga menemukan jejak cakar yang sebelumnya diperkirakan cakar Harimau Jawa. Namun, setelah dikonsultasikan, ternyata itu cakar jenis Macan Kumbang atau Panthera Pardus Melas.

"Jejak cakar di batang pohon panjang 13,5 cm dan diameter seluas 13 cm, sedangkan cakaran harimau jawa memiliki diameter lebih besar dari 13 cm," ujarnya.

Sebelum ada ekspedisi, danau yang berada di sebelah Gunung Tompe ini hanya diketahui melalui foto satelit saja. Danau ini merupakan danau tadah hujan. Selain Ranu Tompe, beberapa danau di kawasan TNBTS adalah Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan dan Ranu Kuning.

Ekspedisi ke lokasi Danau Ranu Tompe dilakukan tim BB TNBTS bersama sejumlah organisasi yang fokus terhadap konservasi alam dan satwa seperti mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Raptor Indonesia Malang (RAIN) serta koordinator lapangan JICA-RECA (Japan International Cooperation Agency-Restoration of Ecosystems in Conservation Areas).
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5886 seconds (0.1#10.140)