Terancam banjir, warga relokasi Mipitan ketar-ketir

Senin, 11 November 2013 - 14:43 WIB
Terancam banjir, warga relokasi Mipitan ketar-ketir
Terancam banjir, warga relokasi Mipitan ketar-ketir
A A A
Sindonews.com - Warga Kampung Mipitan Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah terancam dilanda banjir akibat luapan Kali Anyar. Warga relokasi tahun 2011 dari Putat, Kelurahan Sewu ini menjadi kecewa lantaran kepindahannya ke Mipitan masih saja tersandung persoalan sama.

“Volume air di Kali Anyar saat ini mulai deras usai beberapa hari ini hujan. Tahun 2011, rumah-rumah kami terendam luapan Kali Anyar. Apakah sekarang juga bakal terendam lagi?” kata Sri Astuti, 68, warga RT 03/RW IX Kelurahan Mojosongo, Jebres, Senin (11/11/2013).

Jarak antara perkampungan tersebut dengan bibir sungai tak sampai 10 meter. Pada 2011 lalu, sebanyak 56 keluarga direlokasi dari wilayah rawan banjir di Putat ke Mipitan, berdasarkan rekomendasi kelompok kerja (Pokja).

Di tempat relokasinya, puluhan keluarga ini tercatat di RT 03 dan 06. Warga tak menyangka ancaman banjir masih mengikutinya meski sudah pindah ke tempat baru.

“Saya tidak tahu mengapa harus bibir sungai yang dipilih. Memang tidak terlalu parah saat banjir. Hanya jalan lingkungan yang terendam sampai 1 meter, tidak sampai menggenang ke rumah warga. Tapi, lingkungan ini jadi kotor pasca tergenang,” lanjut dia.

Selain terancam banjir Kali Anyar, limpahan air dari jalan raya langsung mengalir ke perkampungan yang berposisi paling rendah di wilayah tersebut. Saat hujan deras beberapa pekan lalu, jalanan perkampungan Mipitan RT 03 tergenang.

Sri mengatakan, sebagian besar warga relokasi tak memiliki bangunan lantai dua untuk mengevakuasi barang-barang jika terjadi banjir. Mereka hanya mengandalkan kesiap-siagaan warga terkait deteksi dini bencana.

Bowo (35) warga relokasi lain mengeluhkan sampah rumah tangga yang tak pernah diambil petugas. Akibatnya, warga terpaksa membuang limbah langsung ke aliran Kali Anyar. Hal ini diakuinya memicu penyumbatan aliran anak sungai Bengawan Solo tersebut.

“Mau bagaimana lagi kita membuang sampah? Petugas pengambilnya saja tak pernah menuntaskan tugasnya di sini. Terpaksa membuang langsung ke sungai,” jelasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6857 seconds (0.1#10.140)