Ratusan awak bus kota hujat politikus PKS
A
A
A
Sindonews.com - Aksi mogok yang dilakukan oleh ratusan awak bus di Yogyakarta dipicu oleh pernyataan Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY Arief Rahman Hakim. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itulah yang awal mula berwacana soal penghapusan bus kota dan diganti dengan Trans Jogja.
Dalam pernyataannya, pria akrab disapa ARH inimenyebutkan, mulai 2015 seluruh bus kota harus dipensiunkan, dimasukkan ke Sekarsuli (tempat rongsokan yang ada di daerah Sleman).
Awak bus pun menganggap pernyataan wakil rakyat tersebut menyakitkan hati. "Itu pernyataan yang sangat tidak pantas," kata Gunawan, salah satu sopir yang ikut menggeruduk DPRD DIY, Senin (11/11/2013).
Tak pelak karena pernyataan itulah, saat ARH ikut menemui ratusan awak bus kota yang berunjuk rasa pun langsung dihujat.
Setiap kata-katanya selalu dicibir peserta aksi. Mereka tidak percaya lagi dengan kata-kata yang diucapkan dalam audiensi tersebut.
"Omongane mencla-mencle. Wis kon mundur wae (kata-katanya tidak bisa
dipercaya. Suruh mundur saja," kata dia.
Sampai saat ini, perwakilan sopir dan kernet masih berdiskusi dengan pimpinan DPRD DIY. Sementara ratusan sopir dan kernet masih memarkir bus kotanya di halaman DPRD mupun di sepanjang Jalan Malioboro. Tak heran di sepanjang jalan tersebut sangat macet.
Seperti diketahui, Pemda DIY akan mengeluarkan kebijakan ratusan bus kota yang masih beroperasi harus diganti dengan bus Trans Jogja. Kebijakan yang akan diberlakukan awal 2015 itu membuat resah 700-an sopir dan kernet yang menggantungkan hidupnya dari bus kota tersebut.
Dalam pernyataannya, pria akrab disapa ARH inimenyebutkan, mulai 2015 seluruh bus kota harus dipensiunkan, dimasukkan ke Sekarsuli (tempat rongsokan yang ada di daerah Sleman).
Awak bus pun menganggap pernyataan wakil rakyat tersebut menyakitkan hati. "Itu pernyataan yang sangat tidak pantas," kata Gunawan, salah satu sopir yang ikut menggeruduk DPRD DIY, Senin (11/11/2013).
Tak pelak karena pernyataan itulah, saat ARH ikut menemui ratusan awak bus kota yang berunjuk rasa pun langsung dihujat.
Setiap kata-katanya selalu dicibir peserta aksi. Mereka tidak percaya lagi dengan kata-kata yang diucapkan dalam audiensi tersebut.
"Omongane mencla-mencle. Wis kon mundur wae (kata-katanya tidak bisa
dipercaya. Suruh mundur saja," kata dia.
Sampai saat ini, perwakilan sopir dan kernet masih berdiskusi dengan pimpinan DPRD DIY. Sementara ratusan sopir dan kernet masih memarkir bus kotanya di halaman DPRD mupun di sepanjang Jalan Malioboro. Tak heran di sepanjang jalan tersebut sangat macet.
Seperti diketahui, Pemda DIY akan mengeluarkan kebijakan ratusan bus kota yang masih beroperasi harus diganti dengan bus Trans Jogja. Kebijakan yang akan diberlakukan awal 2015 itu membuat resah 700-an sopir dan kernet yang menggantungkan hidupnya dari bus kota tersebut.
(lns)