Relokasi Syiah Sampang bagian dari Operasi Kubah Hijau?
A
A
A
Sindonews.com - Relokasi pengungsi Syiah dari rumah susun (Rusun) Jemundo, Desa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo, ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, terus memicu kontroversi. Muncul tudingan relokasi tersebut adalah bagian dari Operasi Kubah Hijau (OKH) yang dilakukan pemerintah.
Kordinator Presedium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur, Aan Anshori, menuding proses relokasi pengungsi Syiah ke Asrama Haji semata-mata untuk memperlancar OKH. Terlebih lagi, pernyataan Kemenag Jatim yang menuduh, selama ini pengungsi Syiah telah disusupi berbagai kelompok yang tidak menginginkan perdamaian.
"Kemenag Jatim juga menuding kelompok-kelompok yang didukung dana internasional sering mengacaukan upaya pemerintah mengembalikan pengungsi ke "jalan yang benar" (dari Syiah ke Sunni)," kata Aan, Senin (11/11/2013).
Aan juga menyebut, aksi tersebut adalah bagian dari OKH. Asrama haji yang ketat penjagaannya akan digunakan sebagai Kamp pencucian otak untuk mengkonversi keyakinan dari Syiah ke Sunni. Ketatnya sistem pengamanan ini akan memberikan keleluasaan bagi pemerintah dan kelompok antiSyiah untuk menjalankan misinya.
JIAD meminta Presiden dalam hal ini Kemenag agar menghentikan OKH kepada pengungsi Syiah. Aan menjelaskan, OKH ini beroperasi dengan target memaksa para pengungsi Syiah Sampang kembali ke Sunni sebagai syarat mutlak untuk bisa kembali ke kampung halaman.
"OKH tidak hanya melibatkan jajaran aparat penegak hukum dan birokrasi dari pusat hingga daerah, operasi ini juga menggandeng akademisi dan tokoh agama serta secara tidak langsung bersinergi dengan berbagai organisasi masyarakat yang didanai lembaga-lembaga asing dari kawasan Timur Tengah," jelas pria berkacamata ini.
Lembaga penyandang dana ini memang bertujuan untuk mengkampanyekan Jargon Islam Transnasional. Sebuah faham yang tidak toleran terhadap keberagaman keyakinan di Indonesia. Menurut Kordinator Gusdurian Jatim ini, OKH sangat aktif melakukan kampanye anti syiah dengan tokoh-tokoh agama di tingkat lokal. Tujuan jangka pendeknya adalah mengeksekusi keyakinan Syiah agar menjadi Sunni.
Sebagai catatan, pada akhir Oktober 2012, sekitar 30 warga Syiah 'ditobatkan' dan disaksikan oleh otoritas lokal Sampang. Pada tanggal 6 Agustus 2013 lebih dari 6 orang Syiah juga ditobatkan di hadapan pejabat lokal dan ulama setempat.
"Kami menuntut pemerintah agar mengembalikan seluruh pengungsi Syiah Sampang ke kampung halamannya tanpa syarat. Sebab, konstitusi negri ini secara tegas bahwa setiap individu dijamin kebebasannya dalam menentukan dan menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing," tukasnya.
Kordinator Presedium Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) Jawa Timur, Aan Anshori, menuding proses relokasi pengungsi Syiah ke Asrama Haji semata-mata untuk memperlancar OKH. Terlebih lagi, pernyataan Kemenag Jatim yang menuduh, selama ini pengungsi Syiah telah disusupi berbagai kelompok yang tidak menginginkan perdamaian.
"Kemenag Jatim juga menuding kelompok-kelompok yang didukung dana internasional sering mengacaukan upaya pemerintah mengembalikan pengungsi ke "jalan yang benar" (dari Syiah ke Sunni)," kata Aan, Senin (11/11/2013).
Aan juga menyebut, aksi tersebut adalah bagian dari OKH. Asrama haji yang ketat penjagaannya akan digunakan sebagai Kamp pencucian otak untuk mengkonversi keyakinan dari Syiah ke Sunni. Ketatnya sistem pengamanan ini akan memberikan keleluasaan bagi pemerintah dan kelompok antiSyiah untuk menjalankan misinya.
JIAD meminta Presiden dalam hal ini Kemenag agar menghentikan OKH kepada pengungsi Syiah. Aan menjelaskan, OKH ini beroperasi dengan target memaksa para pengungsi Syiah Sampang kembali ke Sunni sebagai syarat mutlak untuk bisa kembali ke kampung halaman.
"OKH tidak hanya melibatkan jajaran aparat penegak hukum dan birokrasi dari pusat hingga daerah, operasi ini juga menggandeng akademisi dan tokoh agama serta secara tidak langsung bersinergi dengan berbagai organisasi masyarakat yang didanai lembaga-lembaga asing dari kawasan Timur Tengah," jelas pria berkacamata ini.
Lembaga penyandang dana ini memang bertujuan untuk mengkampanyekan Jargon Islam Transnasional. Sebuah faham yang tidak toleran terhadap keberagaman keyakinan di Indonesia. Menurut Kordinator Gusdurian Jatim ini, OKH sangat aktif melakukan kampanye anti syiah dengan tokoh-tokoh agama di tingkat lokal. Tujuan jangka pendeknya adalah mengeksekusi keyakinan Syiah agar menjadi Sunni.
Sebagai catatan, pada akhir Oktober 2012, sekitar 30 warga Syiah 'ditobatkan' dan disaksikan oleh otoritas lokal Sampang. Pada tanggal 6 Agustus 2013 lebih dari 6 orang Syiah juga ditobatkan di hadapan pejabat lokal dan ulama setempat.
"Kami menuntut pemerintah agar mengembalikan seluruh pengungsi Syiah Sampang ke kampung halamannya tanpa syarat. Sebab, konstitusi negri ini secara tegas bahwa setiap individu dijamin kebebasannya dalam menentukan dan menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing," tukasnya.
(rsa)