Kesiapan warga Pariaman hadapi ancaman megatrust

Rabu, 06 November 2013 - 07:30 WIB
Kesiapan warga Pariaman hadapi ancaman megatrust
Kesiapan warga Pariaman hadapi ancaman megatrust
A A A
Sindonews.com - Sejumlah penelitian para ahli memprediksi akan terjadi gempa besar dan tsunami di sepanjang pantai Sumatera Barat. Menurut para peneliti masih ada energi tersimpan di lempeng Eurasia yang belum keluar. Namun kapan waktunya, tidak ada yang bisa meramalkan.

Lalu bagaimana kesiapan warga menyambut kedatangan bencana akibat hempasan sunda megatrust itu?

Wakil Ketua PMI cabang Pariaman Jose Rizal mengatakan, Pariaman merupakan salah satu daerah yang diperkirakan juga akan tersapu oleh tsunami jika gempa berkekuatan 8,9 skala richter benar-benar itu terjadi.

Kota kecil terletak sebelah barat Padang itu menurutnya, pada 30 September 2009 juga telah diguncang gempa menyebabkan kerusakan dan korban jiwa serta harta benda.

Dari pengalaman itu lah saat ini rata-rata masyarakat Pariaman memiliki cukup mental untuk menghadapi bencana selanjutnya. Bakal terjadi gempa dan tsunami besar di sepanjang pantai barat Sumatera sudah dipahami kebanyakan warga di Pariaman.

"Tentu masyarkat lebih waspada dan siap. Gempa 30 September 2009 lalu sudah cukup membuat trauma, bahkan ada warga yang sampai sekarang tidak berani masuk ke dalam mal," tutur Jose Rizal.

Kesiapan warga berupa skenario untuk menghadapi bencana itu sedikit demi sedikit telah disiapkan.

"Misalnya, masyarakat sekarang ini membangun rumahnya sudah memakai rangka besi. Karena kebanyakan masyarakat dulu membangun rumah hanya dengan menyandingkan batu dengan batu, sehingga tidak tahan gempa," tukasnya.

Menurut dia, minggu lalu pihaknya sudah membuat rencana kontigensi untuk menghadapi megatrust tersebut. Rencana kontigensi, merupakan dokumen daerah, yang memuat tentang kebijakan, strategi, manajemen dan upaya-upaya dalam penanggulangan dampak bencana nanti.

"Kami kerja sama dengan BPBD dan elemen masyarakarat lain juga dilibatkan, memberikan sosialisai ke masyaraat untuk siap kapan saja dengan megatrust tersebut," tukasnya.

Karena diprediksi menimbulkan tsunami, maka pihaknya juga telah menandai daerah-daerah yang diperkirakan tidak terjangkau tsunami sebagai posko dan tempat pengungsian.

"Tapi ini masih berupa asumsi akan terjadi gempa 8,9 SR lalu ada tsunami. Bagaimana jika kejadiannya malam atau siang hari, apa tindakan selanjutnya, ini yang selalu kami bahas," jelasnya.

Apabila semua telah dirumuskan, maka pembahasan itu akan disampaikan ke masyarakat.
"Nanti juga akan digabungkan dengan teman - teman di Padang," tukasnya.

Menurut Jose, berdasarkan penelitian megatrust itu akan menyapu Pariaman, Padang, sebagian Padang Pariaman dan sebagian Agam. Penelitian adanya megatrust juga muncul sejak 2010 lalu, sehingga kala itu masyarakat sempat panik dan berupaya mencari tempat tingal di daerah ketinggian.

"Namun alhamdulillah sampai sekarang tidak terjadi, kami berharap tidak terjadi," tukasnya.

Namun demikian lanjutnya, masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan bersiap untuk menghadapi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7310 seconds (0.1#10.140)