Tiket elektrik sulit diterapkan

Jum'at, 01 November 2013 - 15:13 WIB
Tiket elektrik sulit diterapkan
Tiket elektrik sulit diterapkan
A A A
Sindonews.com - Pengoperasian Batik Solo Trans Koridor Dua dipastikan bakal menggunakan sistem pembayaran manual. Pasalnya penerapan tiket elektrik seperti pada BST Koridor Satu masih sulit dilakukan.

Kepala Bidang (Kabid) Angkutan, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Infotmatika Kota Solo, Sri Indarjo, menyebutkan penerapan tiket elektrik tersebut menggunakan biaya yang cukup besar.

Sehingga pelayanan tiket masih menggunakan sistem manual atau dengan kata lain penumpang membayar saat di atas bus.

Ia menyebutkan kesiapan konsorsium PT Bengawan Solo Transport (BST) untuk menerapkan tiket tersebut masih dipertanyakan. Untuk menerapkan sistem tiket elektrik, konsorsium harus menyediakan petugas lapangan yang berjaga di selter-selter pemberhentian BST.

“Saya kira belum siap PT BST menerapkan sistem itu, jadi nantinya ya langsung bayar di bus,” ucapnya ketika ditemui di ruangannya, Jumat (1/11/2013).

Indarjo menambahkan sebenarnya penerapan tiket elektrik tersebut lebih mudah dan lebih simpel. Para penumpang tinggal menempelkan tiket tersebut pada alat yang ada di bus. Tiket tersebut sistemnya seperti pulsa handphone yang bisa diisi ulang jika saldonya sudah habis.

Ia mengatakan meskipun saat ini belum bisa menyediakan sistem tiket elektrik, ke depannya pihak PT BST harus menyediakan peralatan tersebut. Hal itu dilakukan demi memberikan pelayanan yang optimal bagi para penumpang.

“Ya nantinya harus diterapkan tiket elektrik, kalau yang menyediakan peralatan dan SDM dari pihak pemerintah kan ya tidak mungkin. Hela wong yang untuk Koridor satu saja semua peralatan sudah dari pemerintah,” ucapnya.

Seperti diketahui, Koridor Dua BST segera beroperasi pada akhir November atau Desember mendatang. Koridor Dua tersebut nantinya bakal melintasi Kartasura-Gendengan-Kota Barat-Monumen Pers-Balapan-Panggung, hingga berakhir di Palur.

Sedangkan armada yang digunakan nantinya sekitar 16 bus yang saat ini dalam proses finishing di karoseri.

Sementara itu, sejumlah pemilik tiket elektrik, BST Koridor Satu menyesalkan belum siapnya peralatan tersebut. pasalnya tiket yang mereka miliki tidak bisa digunakan di koridor dua, sehingga isi ulang
yang dilakukan tidak begitu berpengaruh karena masih harus mengeluarkan uang RP3.500 untuk sekali naik.

“Ya buat apa kartunya kalau cuman bisa dipakai di satu jalur saja, kan rugi kalau seperti ini,” ucap seorang pemilik tiket Primaryanto.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5886 seconds (0.1#10.140)