19 kawasan pemukiman di Makassar terancam banjir
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 19 kawasan pemukiman penduduk di Kota Makassar kembali terancam banjir saat puncak musim hujan yang diperkirakan turun Desember 2013 dan Januari 2014.
Kawasan tersebut menjadi langganan banjir setiap puncak musim hujan. Sebanyak 16.324 jiwa dari 4.866 kepala keluarga (KK) yang menghuni kawasan itu juga menjadi korban banjir Januari 2013 lalu.
Saat itu, pemukiman mereka terendam banjir setinggi 1-2 meter selama 14 hari.
Pemukiman rawan banjir ini sebagian besar di wilayah timur Makassar yakni Kecamatan Manggala meliputi, BTN Tritura RW, Makassar Indah RW16, Jalan Tamangapa Raya III, Kampung Bontoa RW05, Romang Tangaya RW06, Blok X dan Kompleks Pemda RW11, Perumnas Antang Blok VIII RW08, Kompleks IDI Jalan Laimena RW02 dan RW05, dan Jalan Swadaya Mas RW03.
Selanjutnya, Kecamatan Biringkanaya yang terdiri atas Kelurahan Paccerakkang Kampung Sipala RW04, BTN Mangga Tiga RW012, Katimbang RW015, Nusa Harapan Permai RW019, Bukkang Mata RW020, BTN Kodam III RW022. Kecamatan Tamalanrea meliputi Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC, AD, AE, AF, Perumahan Bung. Sedangkan kawasan banjir Kecamatan Panakukang yakni Asrama Polisi Panaikang RW1, RW2 dan RW7, serta belakang Kodam VII Wirabuana RW02 dan RW05.
"Titik-titik ini yang kembali kita waspadai karena wilayah mereka memang relatif rendah. Tahun lalu warka di kawasan ini terpaksa mengungsi karena rumah mereka tergenang air setinggi 1-2 meter," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Muhammad Danibal di Makassar, kemarin.
Bahkan menurut dia, tidak menutup kemungkinan, titik banjir akan meluas pada kawasan lain jika curah hujan di Makassar, Maros dan Gowa meningkat serta air laut di selat Makassar pasang.
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperkirakan intensitas hujan pada Januari 2014 tinggi yakni 700-800 milimeter (mm). Sama dengan intensitas hujan Januari 2013 yang juga 700 mm.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Muhammad Ismounandar mengemukakan, meski wilayah barat kota hanya tergenang saat musim hujan, pihaknya tetap waspada. Alasannya tiga ruas saluran utama pembuangan barat masing-masing, kanal Sinrijala, Pannampu dan Jongaya mengalami pendangkalan hebat dan dipenuhi sampah.
Menurut dia, pemukiman langganan banjir di kawasan timur disebabkan daerah rendah dan berada di pinggir kanal. Pemkot Makassar lanjut dia, sudah pernah mengupayakan relokasi seperti warga yang tinggal Kampung Romang Tangaya Antang namun warga tidak menggubris.
Ismounandar menambahkan telah mensiagakan 160 personel tanggap bencana yang sewaktu-waktu diterjunkan ke lokasi bencana. Personel tersebut terdiri atas anggota Search And Rescue (SAR) dari perguruan tinggi, ormas, dan sukarelawan yang telah mengikuti diklat siaga bencana di BPBD Makassar.
"Belum termasuk tim dari BPBD yang setiap hari siaga," ucapnya.
Sedangkan untuk peralatan tanggap bencana, BPBD Makassar memiliki empat perahu karet termasuk 1 bantuan mantan Wapres Jusuf Kalla, 1 perahu polyethylene, 100 tarpal berukuran 5X7 meter dan 6X8 meter, 4 tenda induk untuk pengungsi dengan kapasitas masing-masing 50 orang, 60 tenda kecil juga untuk pengungsi dengan kapasitas masing-masing 10 orang atau satu keluarga.
Sedangkan, anggaran operasional bencana di BPBD Makassar untuk November dan Desember 2013 diusulkan sebesar Rp180 juta yang dialokasikan pada APBD Perubahan 2013. BPBD Makassar menyatakan siaga darurat banjir mulai Desember 2013 sampai Januari 2014.
Selain siaga banjir BPBD Makassar juga siaga angin putting beliung yang diperkirakan terjadi menjelang dan sesudah puncak musim hujan. Daerah yang sering dilanda putting beliuang di Makassar yakni, kampong Buloa, Kecamatan Tallo dan pulau-pulau di Kecamatan Ujung Tanah.
Kawasan tersebut menjadi langganan banjir setiap puncak musim hujan. Sebanyak 16.324 jiwa dari 4.866 kepala keluarga (KK) yang menghuni kawasan itu juga menjadi korban banjir Januari 2013 lalu.
Saat itu, pemukiman mereka terendam banjir setinggi 1-2 meter selama 14 hari.
Pemukiman rawan banjir ini sebagian besar di wilayah timur Makassar yakni Kecamatan Manggala meliputi, BTN Tritura RW, Makassar Indah RW16, Jalan Tamangapa Raya III, Kampung Bontoa RW05, Romang Tangaya RW06, Blok X dan Kompleks Pemda RW11, Perumnas Antang Blok VIII RW08, Kompleks IDI Jalan Laimena RW02 dan RW05, dan Jalan Swadaya Mas RW03.
Selanjutnya, Kecamatan Biringkanaya yang terdiri atas Kelurahan Paccerakkang Kampung Sipala RW04, BTN Mangga Tiga RW012, Katimbang RW015, Nusa Harapan Permai RW019, Bukkang Mata RW020, BTN Kodam III RW022. Kecamatan Tamalanrea meliputi Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC, AD, AE, AF, Perumahan Bung. Sedangkan kawasan banjir Kecamatan Panakukang yakni Asrama Polisi Panaikang RW1, RW2 dan RW7, serta belakang Kodam VII Wirabuana RW02 dan RW05.
"Titik-titik ini yang kembali kita waspadai karena wilayah mereka memang relatif rendah. Tahun lalu warka di kawasan ini terpaksa mengungsi karena rumah mereka tergenang air setinggi 1-2 meter," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Muhammad Danibal di Makassar, kemarin.
Bahkan menurut dia, tidak menutup kemungkinan, titik banjir akan meluas pada kawasan lain jika curah hujan di Makassar, Maros dan Gowa meningkat serta air laut di selat Makassar pasang.
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memperkirakan intensitas hujan pada Januari 2014 tinggi yakni 700-800 milimeter (mm). Sama dengan intensitas hujan Januari 2013 yang juga 700 mm.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Muhammad Ismounandar mengemukakan, meski wilayah barat kota hanya tergenang saat musim hujan, pihaknya tetap waspada. Alasannya tiga ruas saluran utama pembuangan barat masing-masing, kanal Sinrijala, Pannampu dan Jongaya mengalami pendangkalan hebat dan dipenuhi sampah.
Menurut dia, pemukiman langganan banjir di kawasan timur disebabkan daerah rendah dan berada di pinggir kanal. Pemkot Makassar lanjut dia, sudah pernah mengupayakan relokasi seperti warga yang tinggal Kampung Romang Tangaya Antang namun warga tidak menggubris.
Ismounandar menambahkan telah mensiagakan 160 personel tanggap bencana yang sewaktu-waktu diterjunkan ke lokasi bencana. Personel tersebut terdiri atas anggota Search And Rescue (SAR) dari perguruan tinggi, ormas, dan sukarelawan yang telah mengikuti diklat siaga bencana di BPBD Makassar.
"Belum termasuk tim dari BPBD yang setiap hari siaga," ucapnya.
Sedangkan untuk peralatan tanggap bencana, BPBD Makassar memiliki empat perahu karet termasuk 1 bantuan mantan Wapres Jusuf Kalla, 1 perahu polyethylene, 100 tarpal berukuran 5X7 meter dan 6X8 meter, 4 tenda induk untuk pengungsi dengan kapasitas masing-masing 50 orang, 60 tenda kecil juga untuk pengungsi dengan kapasitas masing-masing 10 orang atau satu keluarga.
Sedangkan, anggaran operasional bencana di BPBD Makassar untuk November dan Desember 2013 diusulkan sebesar Rp180 juta yang dialokasikan pada APBD Perubahan 2013. BPBD Makassar menyatakan siaga darurat banjir mulai Desember 2013 sampai Januari 2014.
Selain siaga banjir BPBD Makassar juga siaga angin putting beliung yang diperkirakan terjadi menjelang dan sesudah puncak musim hujan. Daerah yang sering dilanda putting beliuang di Makassar yakni, kampong Buloa, Kecamatan Tallo dan pulau-pulau di Kecamatan Ujung Tanah.
(lns)