Kasus penembakan polisi jadi utang besar Sutarman

Kasus penembakan polisi jadi utang besar Sutarman
A
A
A
Sindonews.com - Kasus penembakan anggota polisi yang hingga kini belum terungkap menjadi pekerjaan rumah 'PR' bagi Kabareskrim Komjen Pol Sutarman untuk menjadi Kapolri. Pasalnya, Sutarman harus menuntaskan kasus yang telah menghilangkan empat nyawa anggotnya.
Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane menegaskan, kasus tersebut merupakan utang yang cukup besar yang harus diemban Sutarman selaku pengganti Jenderal Timur Pradopo.
"Tentu sangat memprihatinkan, jika dalam pelantikan nanti, kasus penembakan ini tak kunjung terungkap. Meski demikian IPW berharap, kasus penembakan ini menjadi prioritas Sutarman saat menjadi Kapolri," kata Neta saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (19/10/2013).
Sutarman juga sudah seharusnya menunjukkan kapabilitas dan kemampuan profesionalnya melalui pengungkapan kasus ini. Kasus penembakan Aipda Sukardi di depan Gedung KPK. Lanjutnya, menjadi satu bukti bahwa polisi makin tidak mampu mengendalikan keamanan Jakarta sebagai Ibu Kota.
"Polisi makin kehilangan wibawa. Dari kasus penembakan Sukardi bisa disimpulkan ada modus baru lagi dalam tren penembakan polisi di Jakarta. Bervariasinya modus penembakan ini menunjukkan banyaknya pihak yang menjadi pelaku penembakan tersebut," terangnya.
Neta kemudian menegaskan, polri sudah seharusnya segera membentuk tim khusus, untuk mengungkap dan memburu pelaku penembakan. Hal tersebut lebih penting dibandingkan rencana membentuk Densus Anti Korupsi yang diusulkan Komisi III DPR RI kepadanya.
"Tim itu bisa terdiri dari aparat polda dan aparat mabes polri serta dibantu aparat dari BIN maupun Kodam Jaya. Tujuannya agar kasus penembakan ini bisa segera diungkap, pelakunya ditangkap, dan aksi penembakan disudahi," tegasnya.
Sebab, tambah Neta, maraknya aksi penembakan terhadap polisi seakan menunjukkan bahwa Jakarta seperti wilayah 'penuh teror'.
Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane menegaskan, kasus tersebut merupakan utang yang cukup besar yang harus diemban Sutarman selaku pengganti Jenderal Timur Pradopo.
"Tentu sangat memprihatinkan, jika dalam pelantikan nanti, kasus penembakan ini tak kunjung terungkap. Meski demikian IPW berharap, kasus penembakan ini menjadi prioritas Sutarman saat menjadi Kapolri," kata Neta saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (19/10/2013).
Sutarman juga sudah seharusnya menunjukkan kapabilitas dan kemampuan profesionalnya melalui pengungkapan kasus ini. Kasus penembakan Aipda Sukardi di depan Gedung KPK. Lanjutnya, menjadi satu bukti bahwa polisi makin tidak mampu mengendalikan keamanan Jakarta sebagai Ibu Kota.
"Polisi makin kehilangan wibawa. Dari kasus penembakan Sukardi bisa disimpulkan ada modus baru lagi dalam tren penembakan polisi di Jakarta. Bervariasinya modus penembakan ini menunjukkan banyaknya pihak yang menjadi pelaku penembakan tersebut," terangnya.
Neta kemudian menegaskan, polri sudah seharusnya segera membentuk tim khusus, untuk mengungkap dan memburu pelaku penembakan. Hal tersebut lebih penting dibandingkan rencana membentuk Densus Anti Korupsi yang diusulkan Komisi III DPR RI kepadanya.
"Tim itu bisa terdiri dari aparat polda dan aparat mabes polri serta dibantu aparat dari BIN maupun Kodam Jaya. Tujuannya agar kasus penembakan ini bisa segera diungkap, pelakunya ditangkap, dan aksi penembakan disudahi," tegasnya.
Sebab, tambah Neta, maraknya aksi penembakan terhadap polisi seakan menunjukkan bahwa Jakarta seperti wilayah 'penuh teror'.
(mhd)