Perebutan tahta di Kesultanan Ternate berujung bentrok
A
A
A
Sindonews.com - Pasukan permaisuri Keraton Ternate Boki Ratu Nita Budi Susanti dan keluarga kesultanan Ternate, masyarakat adat, sejumlah kerabat, dan anak Sultan Mudaffar Sjah, terlibat bentrok dan saling serang dengan menggunakan batu, tombak, dan parang.
Bentrokan terjadi terjadi di lapangan Ngaralomo yang menjadi perbatasan dua kelurahan Soa-sio dan Salero, Kota Ternate Utara, pada Selasa 15 Oktober 2013 malam, sekira pukul 23.30 WIT.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, bentrokan dipicu oleh penobatan dua putra kembar pasangan Sultan Mudafar Syah dan permaisurinya Boki Ratu Nita Budi Susanti sebagai Kolano Madoru atau sultan muda, mengantikan Mudafar Syah sebagai sultan ke-49.
Berawal dari perusakan baliho milik Boki Nita yang bertulisan Boki Nita sebagai ratu kesultanan dan dua putra kembar yang baru berusia tiga bulan sebagai sultan muda ke-49 yang baru dipasang tiba-tiba dirusak oleh keluarga kesultanan Ternate, masyarakat adat, sejumlah kerabat, dan anak Sultan Mudaffar.
Massa adat pro Boki Nita yang sedang melakukan penjagaan di gerbang keraton kesultanan pun tersulut emosi ketika mengetahui adanya perusakan baliho itu.
Massa adat yang berada dalam keraton marah dan keluar, kemudian merusak sejumah warung yang berada di seputaran lapangan Ngaralamo dan Jembatan dodoku Ali Kesultanan Ternate.
Perusakan itu memancing kemarahan warga dari beberapa kelurahan yang berada di seputaran Kedaton, yakni Kelurahan Soa Sio-Soa dan Salero, Kota Ternate Utara. Kemudian, mereka pun melakukan perlawanan terhadap aksi keraton.
Ribuan massa dari beberapa kelurahan ini kemudian melakukan penyerangan ke Keraton Ternate. Sebelum bentrokan bertambah hebat, ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap dari Polres Ternate dibantu Polda Malut, terlebih dahulu sampai ke lokasi kejadian dan melakukan upaya pencegahan.
Akibat pengawalan ini, bentrokan kericuhan tidak berlangsung lama. Namun, adu mulut diantara kedua massa tetap tidak bisa dihindarkan. Ketika suasana memanas dan bentrokan kembali nyaris pecah, polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke udara dan membubarkan paksa kerumunan massa.
Hingga kini, situasi di lokasi bentrokan masih panas. Tampak ratusan personel TNI dan polisi masih berjaga-jaga di lokasi mengantisipasi bentrok susulan.
Bentrokan terjadi terjadi di lapangan Ngaralomo yang menjadi perbatasan dua kelurahan Soa-sio dan Salero, Kota Ternate Utara, pada Selasa 15 Oktober 2013 malam, sekira pukul 23.30 WIT.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, bentrokan dipicu oleh penobatan dua putra kembar pasangan Sultan Mudafar Syah dan permaisurinya Boki Ratu Nita Budi Susanti sebagai Kolano Madoru atau sultan muda, mengantikan Mudafar Syah sebagai sultan ke-49.
Berawal dari perusakan baliho milik Boki Nita yang bertulisan Boki Nita sebagai ratu kesultanan dan dua putra kembar yang baru berusia tiga bulan sebagai sultan muda ke-49 yang baru dipasang tiba-tiba dirusak oleh keluarga kesultanan Ternate, masyarakat adat, sejumlah kerabat, dan anak Sultan Mudaffar.
Massa adat pro Boki Nita yang sedang melakukan penjagaan di gerbang keraton kesultanan pun tersulut emosi ketika mengetahui adanya perusakan baliho itu.
Massa adat yang berada dalam keraton marah dan keluar, kemudian merusak sejumah warung yang berada di seputaran lapangan Ngaralamo dan Jembatan dodoku Ali Kesultanan Ternate.
Perusakan itu memancing kemarahan warga dari beberapa kelurahan yang berada di seputaran Kedaton, yakni Kelurahan Soa Sio-Soa dan Salero, Kota Ternate Utara. Kemudian, mereka pun melakukan perlawanan terhadap aksi keraton.
Ribuan massa dari beberapa kelurahan ini kemudian melakukan penyerangan ke Keraton Ternate. Sebelum bentrokan bertambah hebat, ratusan aparat kepolisian bersenjata lengkap dari Polres Ternate dibantu Polda Malut, terlebih dahulu sampai ke lokasi kejadian dan melakukan upaya pencegahan.
Akibat pengawalan ini, bentrokan kericuhan tidak berlangsung lama. Namun, adu mulut diantara kedua massa tetap tidak bisa dihindarkan. Ketika suasana memanas dan bentrokan kembali nyaris pecah, polisi mengeluarkan tembakan peringatan ke udara dan membubarkan paksa kerumunan massa.
Hingga kini, situasi di lokasi bentrokan masih panas. Tampak ratusan personel TNI dan polisi masih berjaga-jaga di lokasi mengantisipasi bentrok susulan.
(san)