Ledakan di Tabanan Bali, Kapolri: 5 saksi diperiksa
A
A
A
Sindonews.com - Kepolisian terus mendalami kasus ledakan diduga granat yang menewaskan satu orang anak di Kabupaten Tabanan, Bali, dengan memeriksa lima orang saksi.
Hingga saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap kasus temuan granat yang meledak pada di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Tabanan pada Jumat 4 Oktober sekira pukul 09.30 Wita.
“Masih diselidiki, kita tunggu hasil labfor,” jelas Kapolri Jenderal Timur Pradopo ditemui di Nusa Dua, Bali, Minggu (6/10/2013) malam.
Kapolri menyatakan, jajarannya terus memantapkan penyelidikan dengan mencari barang bukti dan saksi yang dianggap mengetahui dan terkait insiden tersebut.
“Ada beberapa temuan seperti pen, ada beberapa saksi lagi diperiksa diantaranya satu dari korban ledakan yang mengetahui persis peristiwanya,” katanya.
Selain itu, polisi juga meriksa pemilik rumah tempat ditemukannya granat yang masih aktif itu. “Saya kira semua sudah dilaksanakan, sementara TKP dilakukan analisis, ya kita tunggu hasil labfor,” imbuh mantan Kapolda Jabar ini.
Ditanya target waktu pengungkapan kasus ledakan granat itu, Kapolri berujar diplomatis secepatnya mengungkapnya termasuk mengetahui siapa sebenarnya pemilik barang berbahaya itu dan darimana didapatkan.
Dalam kesempatan sama, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, sampai saat ini jajaranya siap mengamankan jalannya KTT APEC dengan pelayanan prima dan nyaman.
Terkait insiden ledakan yang terjadi menjelang pembukaan APEC, Panglima menyatakan kasus tersebut sebenarnya hanya masalah teknis dan bukan suatu ancaman keamanan.
“Itu sebenarnya masalah teknis yang tidak dipahami msyarakat,” tukasnya.
Seperti diketahui korban ledakan ditemukan tewas berbama Yesi Yuspa (14) tukang kebun di lahan milik Puja di Desa Candi Kuning Kecamatan Baturiiti, dengan luka parah pada wajah dan tubuhnya setelah terkena ledakan diduga granat. Sedangkan rekannya Komang Budiasa (13) lolos dari maut dan mengalami luka.
Baca juga: Ledakan di Bali tak pengaruhi KTT APEC
Hingga saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan untuk mengungkap kasus temuan granat yang meledak pada di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Tabanan pada Jumat 4 Oktober sekira pukul 09.30 Wita.
“Masih diselidiki, kita tunggu hasil labfor,” jelas Kapolri Jenderal Timur Pradopo ditemui di Nusa Dua, Bali, Minggu (6/10/2013) malam.
Kapolri menyatakan, jajarannya terus memantapkan penyelidikan dengan mencari barang bukti dan saksi yang dianggap mengetahui dan terkait insiden tersebut.
“Ada beberapa temuan seperti pen, ada beberapa saksi lagi diperiksa diantaranya satu dari korban ledakan yang mengetahui persis peristiwanya,” katanya.
Selain itu, polisi juga meriksa pemilik rumah tempat ditemukannya granat yang masih aktif itu. “Saya kira semua sudah dilaksanakan, sementara TKP dilakukan analisis, ya kita tunggu hasil labfor,” imbuh mantan Kapolda Jabar ini.
Ditanya target waktu pengungkapan kasus ledakan granat itu, Kapolri berujar diplomatis secepatnya mengungkapnya termasuk mengetahui siapa sebenarnya pemilik barang berbahaya itu dan darimana didapatkan.
Dalam kesempatan sama, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan, sampai saat ini jajaranya siap mengamankan jalannya KTT APEC dengan pelayanan prima dan nyaman.
Terkait insiden ledakan yang terjadi menjelang pembukaan APEC, Panglima menyatakan kasus tersebut sebenarnya hanya masalah teknis dan bukan suatu ancaman keamanan.
“Itu sebenarnya masalah teknis yang tidak dipahami msyarakat,” tukasnya.
Seperti diketahui korban ledakan ditemukan tewas berbama Yesi Yuspa (14) tukang kebun di lahan milik Puja di Desa Candi Kuning Kecamatan Baturiiti, dengan luka parah pada wajah dan tubuhnya setelah terkena ledakan diduga granat. Sedangkan rekannya Komang Budiasa (13) lolos dari maut dan mengalami luka.
Baca juga: Ledakan di Bali tak pengaruhi KTT APEC
(rsa)