Wujud syukur, umat Konghuchu kirab dewa bumi

Kamis, 19 September 2013 - 20:03 WIB
Wujud syukur, umat Konghuchu...
Wujud syukur, umat Konghuchu kirab dewa bumi
A A A
Sindonews.com – Ribuan umat Tionghoa dari berbagai kelenteng di Semarang menggelar kirab budaya dewa bumi atau Hok Tik Tjing Sien di kawasan Pecinan Kota Semarang.

Kirab tersebut dilakukan sebagai wujud syukur dan terima kasih terhadap rejeki yang diberikan oleh dewa bumi.

Arak-arakan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam arak-arakan tersebut, Kongco Dewa Bumi diarak ribuan pejimsin (umat yang sembahyang di kelenteng) dari Kelenteng Tay Kak Sie di gang Lombok Pecinan Semarang menuju berbagai kelenteng yang ada di kawasan Pecinan.

Rombongan peserta pawai menyusuri jalan-jalan yang ada di kawasan itu. Kirab budaya itu menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat sekitar.

Mereka rela berpanas-panasan berdiri di tepi jalan untuk menyaksikan arak-arakan Dewa Bumi dan beberapa kesenian lainnya seperti seperti Barongsai, kesenian Ular Naga, drum band, pasukan prajurit china, ondel-ondel dan lain sebagainya.

Saat kongco Hok Tik Tjing Sien melewati mereka, ribuan warga Tionghoa yang menonton nampak menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat.

“Bagus ya, ramai sekali acaranya. Saya sengaja datang ke sini untuk menyaksikan kirab dewa Bumi ini, sebagai wujud syukur saya atas rejeki yang ia berikan kepada saya dan keluarga,” kata Trisna,39, warga Graha Padma Kota Semarang, Kamis (19/9/2013).

Hal senada juga diungkapkan, Anna Maria (53), salah satu peserta kirab. Anna mengaku mengikuti ritual kirab Dewa Bumi ini sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan kepada dirinya.

"Saya ikut acara ini karena sebagai ungkapan rasa syukur saya sebagai manusia kepada Kongco Hok Tik Tjing Sien, karena telah memerikan kebaikan berupa rejeki kepada saya," ujarnya sambil tersenyum.

Menurut keterangan ketua panitia kegiatan Ferry Hidayat, kegiatan kirab Dewa Bumi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap setahun sekali, yakni pada bulan 8 tanggal 15 penanggalan Imlek.

“Kegiatan ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah yang selalu diberikan kepada umatnya. Sebagai ungkapan terimakasih, sukacita dan kebahagiaan atas berkah yang diberikannya, kami mengarak Kongco Dewa Bumi ini,” kata dia.

Selain wujud syukur, Ferry mengatakan bahwa kirab budaya ini dilakukan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya tradisional. Dengan kirab tersebut, masyarakat diharapkan tetap mengingat berbagai tradisi yang ada saat ini dan melestarikannya.

“Harapannya masyarakat terus melestarikan budaya ini, karena budaya ini adalah warisan nenek moyang yang bernilai luhur,” imbuhnya.

Ferry menambahkan, sebelum kegiatan kirab ini dilakukan, ada ritual-ritual yang dilakukan para pejimsin. Terlebih dahulu umat bersembayang kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilanjutkan dengan sembayang kepada kongco Hok Tik Tjing Sien dengan pembacaan parita suci.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1024 seconds (0.1#10.140)