Pasca bentrok Syiah, 1.800 aparat disiagakan di lokasi
A
A
A
Sindonews.com - Situasi dan kondisi Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember pasca bentrok berangsur-angsur kondusif. Namun untuk menjaga keamanan aparat TNI dan Polri masih bersiaga di lokasi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, saat ini warga sudah beraktivitas seperti biasanya. Meski demikian, Polri dan TNI masih dikerahkan untuk mengantisipasi munculnya gesekan susulan.
"Dari unsur kepolisian ada seribu personel ditambah 800 personel dari TNI," kata Awi Kamis (12/9/2013).
Ia merinci, personel yang disiagakan terdiri dari empat SSK Dalmas Polda Jatim, Empat SSK Brimob polda Jatim dan dua SSK Personel TNI.
Pengamanan ini bertujuan untuk menjamin keselamatan warga dan meredam kericuhan. Polda Jatim juga telah menggelar dialog dengan sejumlah tokoh di Jember.
Pihaknya tengah melakukan upaya hukum seperti pemeriksaan saksi atas peristiwa itu. Namun polisi belum menetapkan tersangka atas aksi pembunuhan yang dilakukan pihak pesantren.
Awi juga belum bisa memastikan sampai kapan personel keamanan disiagakan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.
"Tentunya melihat sampai kondisi lokasi benar-benar kondusif baru ada penarikkan pasukan," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang beda paham antara Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga bernama Eko Mardi harus tewas karena dikeroyok oleh massa.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut paham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, saat ini warga sudah beraktivitas seperti biasanya. Meski demikian, Polri dan TNI masih dikerahkan untuk mengantisipasi munculnya gesekan susulan.
"Dari unsur kepolisian ada seribu personel ditambah 800 personel dari TNI," kata Awi Kamis (12/9/2013).
Ia merinci, personel yang disiagakan terdiri dari empat SSK Dalmas Polda Jatim, Empat SSK Brimob polda Jatim dan dua SSK Personel TNI.
Pengamanan ini bertujuan untuk menjamin keselamatan warga dan meredam kericuhan. Polda Jatim juga telah menggelar dialog dengan sejumlah tokoh di Jember.
Pihaknya tengah melakukan upaya hukum seperti pemeriksaan saksi atas peristiwa itu. Namun polisi belum menetapkan tersangka atas aksi pembunuhan yang dilakukan pihak pesantren.
Awi juga belum bisa memastikan sampai kapan personel keamanan disiagakan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.
"Tentunya melihat sampai kondisi lokasi benar-benar kondusif baru ada penarikkan pasukan," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kekerasan berlatar belakang beda paham antara Sunni-Syiah pecah di Desa Puger Kulon. Akibat bentrokkan itu, seorang warga bernama Eko Mardi harus tewas karena dikeroyok oleh massa.
Bentrokkan ini melibatkan massa Ponpes Darus Sholihin yang disinyalir menganut paham Syiah melawan Kelompok Pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi.
(lns)