BSM disunat, SD Dukuh diprotes wali murid
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya delapan orang tua siswa SD SD Dukuh di Dusun XII, Desa Krembangan, Panjatan, mendatangi kepala sekolah, Senin (9/9/2013) pagi. Mereka memprotes pemotongan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) hingga 50 persen.
Salah satu orangtua siswa, Riyanto (36), mengatakan, sebanyak delapan anak di SD Dukuh tahun ini mendapat BSM. Setiap anak, seharusnya menerima dana BSM sebesar Rp360 ribu. Namun siswa ternyata hanya menerima separuhnya saja, Rp180 ribu, sementara sisanya diambil pihak sekolah.
“Dulu waktu mau diberi bantuan itu yang datang ke sekolah ibu-ibu. Jadi tidak berani membantah. Padahal kepala sekolah mengancam, kalau yang Rp180 ribu itu dipersoalkan, bantuannya malah akan ditarik, tidak dapat bantuan lagi,” ungkapnya, Senin (9/9/2013).
Kepala SD Dukuh, Trisukismiyatun, mengakui jika pihak sekolah memang memotong 50 persen dana BSM tersebut. Namun dana itu digunakan untuk membantu enam siswa miskin lainnya yang memang benar-benar membutuhkan. Kebijakan itu, kata dia, sudah dimusyawarahkan dengan orangtua siswa dan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan.
“Uang Rp180 ribu dari delapan itu diberikan kepada enam siswa lain yang benar-benar membutuhkan. Dan bantuan diberikan dlam bentuk tabungan maupun perlengkapan sekolah. Saya juga sudah menjelaskan ini kepada orangtua siswa, mereka menerima,” kilahnya.
Salah satu orangtua siswa, Riyanto (36), mengatakan, sebanyak delapan anak di SD Dukuh tahun ini mendapat BSM. Setiap anak, seharusnya menerima dana BSM sebesar Rp360 ribu. Namun siswa ternyata hanya menerima separuhnya saja, Rp180 ribu, sementara sisanya diambil pihak sekolah.
“Dulu waktu mau diberi bantuan itu yang datang ke sekolah ibu-ibu. Jadi tidak berani membantah. Padahal kepala sekolah mengancam, kalau yang Rp180 ribu itu dipersoalkan, bantuannya malah akan ditarik, tidak dapat bantuan lagi,” ungkapnya, Senin (9/9/2013).
Kepala SD Dukuh, Trisukismiyatun, mengakui jika pihak sekolah memang memotong 50 persen dana BSM tersebut. Namun dana itu digunakan untuk membantu enam siswa miskin lainnya yang memang benar-benar membutuhkan. Kebijakan itu, kata dia, sudah dimusyawarahkan dengan orangtua siswa dan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan.
“Uang Rp180 ribu dari delapan itu diberikan kepada enam siswa lain yang benar-benar membutuhkan. Dan bantuan diberikan dlam bentuk tabungan maupun perlengkapan sekolah. Saya juga sudah menjelaskan ini kepada orangtua siswa, mereka menerima,” kilahnya.
(rsa)