Kelompok Alif Lam Mim Pancasila bantah disebut sesat
A
A
A
Sindonews.com - Pondok Alif Lam Mim Pancasila yang terletak di wilayah Kecamatan Gondang, Tulungagung belakangan menjadi sorotan karena aktivitasnya yang mencurigakan dan diduga sesat.
Atas sematan sesat yang dialamatkan kepada sekira 70 anggotanya, Ali Makruf (50), seorang anggota mambantah jika ada yang disebutkan sesat dalam ajaran kelompoknya.
Menurutnya, semua yang dibahas dan diindoktrinasikan adalah ajaran Pancasila yang tidak bertentangan dengan dogma agama.
"Tidak ada yang sesat. Semuanya murni Pancasila. Saya masuk sebagai anggota karena merasa prihatin dengan generasi muda yang mulai meninggalkan pancasila," terangnya, Senin (9/9/2013).
Wahyudi selaku imam pondok menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukanya adalah ingin membumikan ajaran Pancasila di dalam kehidupan masyarakat. Jika ada orang yang curiga, kata Wahyudi karena memang kurang memahami isi kegiatan yang dilakukan.
Namun kendati demikian, ia menyatakan tidak akan melawan (pasrah) jika MUI berniat membubarkan kelompoknya.
"Tidak masalah kalau memang akan dibubarkan. Kebenaran akan membuktikanya," tambahnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung menyelidiki sekelompok orang di Desa Tawing, Kecamatan Gondang yang diduga sebagai penganut aliran menyimpang.
Selain bernampilan nyentrik, yakni mengenakan pakaian serba hitam, bersongkok, dan beratribut khusus, orang-orang ini juga berprilaku eksklusif. Secara sosial mereka memilih berinteraksi dengan anggota kelompoknya sendiri daripada bergaul dengan masyarakat pada umumnya.
"Mereka mengklaim sebagai jemaah pondok yang bernama Alif Lam Mim Pancasila," ujar Ketua MUI Tulungagung, KH Agus Hadi Mahfudz kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Dari data yang dihimpun, ada sekira 70 orang yang menjadi anggota kelompok ini. Dalam berkumpul, berbincang dan berdiskusi, mereka dipimpin oleh seorang "imam" yang bernama Wahyudi (35), warga desa setempat. Hal itu yang membuat aktivitas mereka dipandang masyarakat sebagai hal yang aneh dan meresahkan.
Atas sematan sesat yang dialamatkan kepada sekira 70 anggotanya, Ali Makruf (50), seorang anggota mambantah jika ada yang disebutkan sesat dalam ajaran kelompoknya.
Menurutnya, semua yang dibahas dan diindoktrinasikan adalah ajaran Pancasila yang tidak bertentangan dengan dogma agama.
"Tidak ada yang sesat. Semuanya murni Pancasila. Saya masuk sebagai anggota karena merasa prihatin dengan generasi muda yang mulai meninggalkan pancasila," terangnya, Senin (9/9/2013).
Wahyudi selaku imam pondok menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukanya adalah ingin membumikan ajaran Pancasila di dalam kehidupan masyarakat. Jika ada orang yang curiga, kata Wahyudi karena memang kurang memahami isi kegiatan yang dilakukan.
Namun kendati demikian, ia menyatakan tidak akan melawan (pasrah) jika MUI berniat membubarkan kelompoknya.
"Tidak masalah kalau memang akan dibubarkan. Kebenaran akan membuktikanya," tambahnya.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulungagung menyelidiki sekelompok orang di Desa Tawing, Kecamatan Gondang yang diduga sebagai penganut aliran menyimpang.
Selain bernampilan nyentrik, yakni mengenakan pakaian serba hitam, bersongkok, dan beratribut khusus, orang-orang ini juga berprilaku eksklusif. Secara sosial mereka memilih berinteraksi dengan anggota kelompoknya sendiri daripada bergaul dengan masyarakat pada umumnya.
"Mereka mengklaim sebagai jemaah pondok yang bernama Alif Lam Mim Pancasila," ujar Ketua MUI Tulungagung, KH Agus Hadi Mahfudz kepada wartawan, Senin (9/9/2013).
Dari data yang dihimpun, ada sekira 70 orang yang menjadi anggota kelompok ini. Dalam berkumpul, berbincang dan berdiskusi, mereka dipimpin oleh seorang "imam" yang bernama Wahyudi (35), warga desa setempat. Hal itu yang membuat aktivitas mereka dipandang masyarakat sebagai hal yang aneh dan meresahkan.
(rsa)