Lokasi pengungsian imigran di Jatim masuk batas limit
A
A
A
Sindonews.com - Terus bertambahnya jumlah imigran asal Timur Tengah, seperti Afganistan, Pakistan, Irak dan Iran yang masuk ke Indonesia kini mulai dikeluhkan pihak imigrasi.
Di Jawa Timur (Jatim), tempat pengungsian imigran Timur Tengah di Rumah Susun Puspa Agro, di Desa Jemundo Taman, Sidoarjo sudah memasuki batas limit.
Dari kapasitas 195 orang, kini sudah terisi 193 orang warga imigran asal Timur Tengah. Meski para imigran ini telah mendapat sertifikat sebagai pencari suaka dari Persatuan Bangsa-Bangsa melalui United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), namun hingga kini jumlah imigran yang diberangkatkan ke negara ketiga seperti Australia, tidak sebanding dengan jumlah imigran yang masuk ke pengungsian.
Sejak pihak imigrasi membuka pengungsian imigran pencari suaka sekira 10 bulan lalu, hanya ada sembilan orang imigran pencari suaka yang sudah diberangkatkan ke negara ketiga Australia.
Selain minimnya tempat pengungsian untuk imigran pencari suaka, pihak imigrasi selaku pihak yang bertanggung jawab atas imigran ini juga mengeluhkan kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku para imigran. Dari 193 orang imigran yang kini tinggal di pengungsian, hanya ada dua petugas yang mengawasi setiap harinya.
"Kami tak bisa berbuat banyak mengatasi masalah imigran asal Timur Tengah ini. Kini kami hanya bisa menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Untuk membantu pengawasan dan pengamanan imigran, pihak imigrasi meminta bantuan dari petugas keamanan pengelola rusun dan aparat kepolisian serta TNI-AD setempat di sekitar pengungsian," jelas Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya, Dahlan Pasaribu, Senin (2/9/2013).
Ia sendiri mengaku tak tahu sampai kapan Indonesia menjadi tempat transit para imigran untuk mencari suaka di negara ketiga. Namun, diakuinya, saat ini pihak imigrasi telah kesulitan mencari tempat pengungsian.
"Ya, terutama bagi para imigran pencari suaka yang telah mendapatkan sertifikat dari PBB melalui UNHCR," paparnya.
Di Jawa Timur (Jatim), tempat pengungsian imigran Timur Tengah di Rumah Susun Puspa Agro, di Desa Jemundo Taman, Sidoarjo sudah memasuki batas limit.
Dari kapasitas 195 orang, kini sudah terisi 193 orang warga imigran asal Timur Tengah. Meski para imigran ini telah mendapat sertifikat sebagai pencari suaka dari Persatuan Bangsa-Bangsa melalui United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), namun hingga kini jumlah imigran yang diberangkatkan ke negara ketiga seperti Australia, tidak sebanding dengan jumlah imigran yang masuk ke pengungsian.
Sejak pihak imigrasi membuka pengungsian imigran pencari suaka sekira 10 bulan lalu, hanya ada sembilan orang imigran pencari suaka yang sudah diberangkatkan ke negara ketiga Australia.
Selain minimnya tempat pengungsian untuk imigran pencari suaka, pihak imigrasi selaku pihak yang bertanggung jawab atas imigran ini juga mengeluhkan kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku para imigran. Dari 193 orang imigran yang kini tinggal di pengungsian, hanya ada dua petugas yang mengawasi setiap harinya.
"Kami tak bisa berbuat banyak mengatasi masalah imigran asal Timur Tengah ini. Kini kami hanya bisa menunggu kebijakan dari pemerintah pusat. Untuk membantu pengawasan dan pengamanan imigran, pihak imigrasi meminta bantuan dari petugas keamanan pengelola rusun dan aparat kepolisian serta TNI-AD setempat di sekitar pengungsian," jelas Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya, Dahlan Pasaribu, Senin (2/9/2013).
Ia sendiri mengaku tak tahu sampai kapan Indonesia menjadi tempat transit para imigran untuk mencari suaka di negara ketiga. Namun, diakuinya, saat ini pihak imigrasi telah kesulitan mencari tempat pengungsian.
"Ya, terutama bagi para imigran pencari suaka yang telah mendapatkan sertifikat dari PBB melalui UNHCR," paparnya.
(rsa)