Peringati HUT RI, Denok Kenang bersih-bersih museum
A
A
A
Sindonews.com - Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merayakan kemerdekaan. Kemarin puluhan remaja yang tergabung dalam Komunitas Peduli Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, salah satunya Denok Kenang Semarang memperingati HUT RI ke-68 dengan cara resik-resik museum dan penanaman pohon.
Kegiatan tersebut berlangsung di kawasan Museum Mandala Bhakti, kawasan Tugu Muda Kota Semarang. Sejak pagi hari, mereka yang terdiri dari Komunitas Denok Kenang Semarang, Komunitas Hilo Green Semarang dan Komunitas Koentji Kota Semarang, membersihkan gedung Museum dan menanam pohon di area itu.
"Ini baru pertama kali ada generasi muda yang peduli dengan tergerak membersihkan museum ini, tentu saja saya merasa bangga dan senang," kata Sugito, kepala Museum Mandala Bhakti Kota Semarang, Minggu (18/8/2013).
Kegiatan tersebut dimulai sekira pukul 08.00 WIB. Dengan semangat, para peserta menyapu dan mengepel lantai museum. Tak hanya itu, debu-debu yang menempel di kaca pandang berisi lukisan serta foto-foto, juga beberapa barang pajangan seperti meriam dan senapan juga dibersihkan.
"Ini salah satu cara kami menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa di moment HUT RI ke-68. Meski simple, tapi kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat," ujar Aria Wibowo (24), peserta resik-resik museum yang juga seorang Kenang Semarang.
Selain menumbuhkan rasa cinta tanah air, kegiatan itu imbuh Aria juga sangat positif bagi generasi muda sebagai wujud kepedulian terhadap bangunan-bangunan bersejarah. Apalagi, saat ini masih banyak bangunan tersebut di Kota Semarang yang kondisinya masih memprihatinkan.
"Sudah saatnya generasi muda ikut berpartisipasi untuk menyelamatkan bangunan bersejarah, mereka (gedung-gedung tua) adalah saksi sejarah perjuangan pahlawan bangsa," imbuh dia.
Masih memprihatinkannya kondisi gedung bersejarah juga dibenarkan Andre (24), Ketua Komunitas Koentji Kota Semarang. Menurut dia, bangunan-bangunan itu sepertinya dibiarkan mangkrak begitu saja.
"Gedung yang bernilai sejarah di kota ini sebenarnya banyak, namun yang dikelola dengan baik hanya beberapa saja, lainnya dibiarkan dan tidak terurus," kata dia.
Fokus pemerintah saat ini imbuh Andre hanya pada bangunan-bangunan baru dan diminati pengunjung. Sementara bangunan lama yang kurang diminati, tak diurus.
"Padahal bangunan itu tak kalah pentingnya, kalau bisa semuanya diperhatikan dan dirawat, sayang kalau sampai rusak," imbuhnya.
Kegiatan tersebut berlangsung di kawasan Museum Mandala Bhakti, kawasan Tugu Muda Kota Semarang. Sejak pagi hari, mereka yang terdiri dari Komunitas Denok Kenang Semarang, Komunitas Hilo Green Semarang dan Komunitas Koentji Kota Semarang, membersihkan gedung Museum dan menanam pohon di area itu.
"Ini baru pertama kali ada generasi muda yang peduli dengan tergerak membersihkan museum ini, tentu saja saya merasa bangga dan senang," kata Sugito, kepala Museum Mandala Bhakti Kota Semarang, Minggu (18/8/2013).
Kegiatan tersebut dimulai sekira pukul 08.00 WIB. Dengan semangat, para peserta menyapu dan mengepel lantai museum. Tak hanya itu, debu-debu yang menempel di kaca pandang berisi lukisan serta foto-foto, juga beberapa barang pajangan seperti meriam dan senapan juga dibersihkan.
"Ini salah satu cara kami menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap bangsa di moment HUT RI ke-68. Meski simple, tapi kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat," ujar Aria Wibowo (24), peserta resik-resik museum yang juga seorang Kenang Semarang.
Selain menumbuhkan rasa cinta tanah air, kegiatan itu imbuh Aria juga sangat positif bagi generasi muda sebagai wujud kepedulian terhadap bangunan-bangunan bersejarah. Apalagi, saat ini masih banyak bangunan tersebut di Kota Semarang yang kondisinya masih memprihatinkan.
"Sudah saatnya generasi muda ikut berpartisipasi untuk menyelamatkan bangunan bersejarah, mereka (gedung-gedung tua) adalah saksi sejarah perjuangan pahlawan bangsa," imbuh dia.
Masih memprihatinkannya kondisi gedung bersejarah juga dibenarkan Andre (24), Ketua Komunitas Koentji Kota Semarang. Menurut dia, bangunan-bangunan itu sepertinya dibiarkan mangkrak begitu saja.
"Gedung yang bernilai sejarah di kota ini sebenarnya banyak, namun yang dikelola dengan baik hanya beberapa saja, lainnya dibiarkan dan tidak terurus," kata dia.
Fokus pemerintah saat ini imbuh Andre hanya pada bangunan-bangunan baru dan diminati pengunjung. Sementara bangunan lama yang kurang diminati, tak diurus.
"Padahal bangunan itu tak kalah pentingnya, kalau bisa semuanya diperhatikan dan dirawat, sayang kalau sampai rusak," imbuhnya.
(rsa)