DPRD soroti Festival Toraja ditunda
A
A
A
Sindonews.com - Komisi II DPRD Tana Toraja menyayangkan penundaan pelaksanaan Festival Toraja yang baru pertama kali akan dilaksanakan di Toraja.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SINDO di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), sedianya Festival Toraja yang akan digelar 22-24 Agustus, ditunda ke bulan Desember 2013.
“Komisi II DPRD sebagai mitra kerja Disbudpar Tana Toraja belum mendapat informasi pelaksanaan Festival Toraja ditunda. Jika memang benar pelaksanaannya ditunda, itu sangat kami sayangkan,” ujar Sekretaris Komisi II DPRD Tana Toraja, Alexander P Ranteallo kepada SINDO, di Gedung DPRD Tana Toraja, Rabu(14/8/2013).
Dia menyatakan, tertundanya pelaksanaan Festival Toraja akan menyebabkan sejumlah pihak baik dari peserta kegiatan maupun wisatawan merasa kecewa. Pasalnya, mereka sudah mengatur jadwal untuk menghadiri kegiatan Festival Toraja yang dirancang berskala internasional itu.
Dicontohkannya, rombongan dari Kalimantan yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk hadir pada Festival Toraja mengikuti kegiatan sepeda gunung terpaksa batal. Begitu juga ada wisatawan yang sudah menjadwalkan datang ke Toraja melalui biro perjalanan untuk hadir dalam Festival Toraja.
“Dengan adanya penundaan pelaksanaan Festival Toraja, membuat peserta maupun wisatawan sulit lagi mengatur kembali jadwal mereka untuk datang ke Toraja,” jelas Alexander.
Legislator Partai Demokrat itu mengatakan, penundaan pelaksanaan Festival Toraja karena pengerjaan kegiatan bisa satu kali dengan event Lovely Desember agar gaungnya lebih besar kurang beralasan.
Menurutnya, wisatawan akan sulit membedakan kegiatan Festival Toraja dengan kegiatan Lovely Desember. Sebagai daerah pariwisata, pemerintah Toraja didukung dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat harus sesering mungkin menggelar event pariwisata untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Toraja.
"Jika event pariwisata hanya digelar pada waktu-waktu tertentu saja, turis yang datang ke Toraja juga hanya musiman pada bulan-bulan tertentu saja sehingga perkembangan pariwisata Toraja akan lamban. Semakin sering event pariwisata digelar semakin banyak pula wisatawan yang akan datang berkunjung. Itu yang harus dilakukan di Toraja jika pariwisata daerah ingin maju lebih cepat,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tana Toraja, Jidon Sitohang membenarkan jadwal pelaksanaan festival Toraja yang dirancang oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama pemprov Sulsel dan Pemkab Tana Toraja dan Toraja Utara diundur hingga bulan Desember.
Kebijakan Festival Toraja akan digabung dengan event Lovely Desember agar gaungnya bisa besar dan banyak mendatangkan wisatawan.
“Festival Toraja kemungkinan akan digelar pada minggu awal di bulan Desember bersamaan dengan pelaksanaan Lovely Desember,” tandasnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SINDO di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), sedianya Festival Toraja yang akan digelar 22-24 Agustus, ditunda ke bulan Desember 2013.
“Komisi II DPRD sebagai mitra kerja Disbudpar Tana Toraja belum mendapat informasi pelaksanaan Festival Toraja ditunda. Jika memang benar pelaksanaannya ditunda, itu sangat kami sayangkan,” ujar Sekretaris Komisi II DPRD Tana Toraja, Alexander P Ranteallo kepada SINDO, di Gedung DPRD Tana Toraja, Rabu(14/8/2013).
Dia menyatakan, tertundanya pelaksanaan Festival Toraja akan menyebabkan sejumlah pihak baik dari peserta kegiatan maupun wisatawan merasa kecewa. Pasalnya, mereka sudah mengatur jadwal untuk menghadiri kegiatan Festival Toraja yang dirancang berskala internasional itu.
Dicontohkannya, rombongan dari Kalimantan yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri untuk hadir pada Festival Toraja mengikuti kegiatan sepeda gunung terpaksa batal. Begitu juga ada wisatawan yang sudah menjadwalkan datang ke Toraja melalui biro perjalanan untuk hadir dalam Festival Toraja.
“Dengan adanya penundaan pelaksanaan Festival Toraja, membuat peserta maupun wisatawan sulit lagi mengatur kembali jadwal mereka untuk datang ke Toraja,” jelas Alexander.
Legislator Partai Demokrat itu mengatakan, penundaan pelaksanaan Festival Toraja karena pengerjaan kegiatan bisa satu kali dengan event Lovely Desember agar gaungnya lebih besar kurang beralasan.
Menurutnya, wisatawan akan sulit membedakan kegiatan Festival Toraja dengan kegiatan Lovely Desember. Sebagai daerah pariwisata, pemerintah Toraja didukung dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat harus sesering mungkin menggelar event pariwisata untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Toraja.
"Jika event pariwisata hanya digelar pada waktu-waktu tertentu saja, turis yang datang ke Toraja juga hanya musiman pada bulan-bulan tertentu saja sehingga perkembangan pariwisata Toraja akan lamban. Semakin sering event pariwisata digelar semakin banyak pula wisatawan yang akan datang berkunjung. Itu yang harus dilakukan di Toraja jika pariwisata daerah ingin maju lebih cepat,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tana Toraja, Jidon Sitohang membenarkan jadwal pelaksanaan festival Toraja yang dirancang oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama pemprov Sulsel dan Pemkab Tana Toraja dan Toraja Utara diundur hingga bulan Desember.
Kebijakan Festival Toraja akan digabung dengan event Lovely Desember agar gaungnya bisa besar dan banyak mendatangkan wisatawan.
“Festival Toraja kemungkinan akan digelar pada minggu awal di bulan Desember bersamaan dengan pelaksanaan Lovely Desember,” tandasnya.
(rsa)