Cegah teroris, ratusan polisi jaga pelabuhan tikus
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 133 personel Pol Air Polda Bali disiagakan mengantisipasi berbagai potensi dan gangguan di wilayah perairan Bali termasuk ancaman masuknya teroris.
Direktur Pol Air Polda Bali, Kombes Pol Tubuh Musyareh, menegaskan kesiapan jajarannya dalam melakukan pengamanan secara ketat di wilayah perairan Bali.
Hal itu semata dilakukan guna langkah antisipasi sejak dini. Sebab, bukan tidak mungkin ada potensi gangguan baik individu atau kelompok orang yang akan berbuat kekacauan atau tindak kejahatan lewat jalur laut. Untuk itu pihaknya akan memberi perhatian serius di semua pintu masuk seperti di pelabuhan tidak umum maupun jalur-jalur tikus.
"Tentunya kita juga mengantisipasi masuknya terorisme ke Bali melalui pelabuhan tikus," ujar Musyareh di Denpasar , Jumat (2/8/2013).
Selain memantau arus mudik, pihaknya akan menyiagakan personel sejak H-7 dan juga mengantisipasi aksi penyelundupan dan kerawanan lainnya.
Untuk fokus pengamanan, pihaknya tetap memantau tiga pelabuhan utama di Bali, yakni Pelabuhan Gilimanuk, Celukan Bawang dan Padangbai.
Selama ini, Ketiga pelabuhan ini menjadi titik rawan kemacetan terlebih saat pergerakan kendaraan dan orang saat arus mudik baik yang keluar dari Bali atau pun yang transit dan datang ke Bali.
Untuk Pelabuhan Benoa, pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua unsur dan kekuatan samping seperti Pelni, Pelindo, serta TNI AL.
Dia menambahkan, saat ini sudah ada tiga kapal yang disiagakan oleh Pelni untuk mengangkut pemudik jika kemudian terjadi lonjakan penumpang di Pelabuhan Benoa.
Koordinasi juga dilakukan dengan unsur lainnya seperti Babinkamtibas, Pamswakarsa, Babinsa, aparat intelijen hingga nelayan ikut mengawasi pergerakan setiap penduduk atau orang tak dikenal di sekitar wilayah mereka termasuk di pelabuhan tikus.
Disebutkan, beberapa pelabuhan tikus yang dianggap rawan terletak di sepanjang kawasan wisata Sanur, Kedongan, Jimbaran di Kabupaten Badung. Pengaman tersebut termasuk sebagian besar pantai di wilayah Bali Utara.
"Itu semua menjadi fokus perhatian kami, mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tutup Musyareh.
Direktur Pol Air Polda Bali, Kombes Pol Tubuh Musyareh, menegaskan kesiapan jajarannya dalam melakukan pengamanan secara ketat di wilayah perairan Bali.
Hal itu semata dilakukan guna langkah antisipasi sejak dini. Sebab, bukan tidak mungkin ada potensi gangguan baik individu atau kelompok orang yang akan berbuat kekacauan atau tindak kejahatan lewat jalur laut. Untuk itu pihaknya akan memberi perhatian serius di semua pintu masuk seperti di pelabuhan tidak umum maupun jalur-jalur tikus.
"Tentunya kita juga mengantisipasi masuknya terorisme ke Bali melalui pelabuhan tikus," ujar Musyareh di Denpasar , Jumat (2/8/2013).
Selain memantau arus mudik, pihaknya akan menyiagakan personel sejak H-7 dan juga mengantisipasi aksi penyelundupan dan kerawanan lainnya.
Untuk fokus pengamanan, pihaknya tetap memantau tiga pelabuhan utama di Bali, yakni Pelabuhan Gilimanuk, Celukan Bawang dan Padangbai.
Selama ini, Ketiga pelabuhan ini menjadi titik rawan kemacetan terlebih saat pergerakan kendaraan dan orang saat arus mudik baik yang keluar dari Bali atau pun yang transit dan datang ke Bali.
Untuk Pelabuhan Benoa, pihaknya tetap berkoordinasi dengan semua unsur dan kekuatan samping seperti Pelni, Pelindo, serta TNI AL.
Dia menambahkan, saat ini sudah ada tiga kapal yang disiagakan oleh Pelni untuk mengangkut pemudik jika kemudian terjadi lonjakan penumpang di Pelabuhan Benoa.
Koordinasi juga dilakukan dengan unsur lainnya seperti Babinkamtibas, Pamswakarsa, Babinsa, aparat intelijen hingga nelayan ikut mengawasi pergerakan setiap penduduk atau orang tak dikenal di sekitar wilayah mereka termasuk di pelabuhan tikus.
Disebutkan, beberapa pelabuhan tikus yang dianggap rawan terletak di sepanjang kawasan wisata Sanur, Kedongan, Jimbaran di Kabupaten Badung. Pengaman tersebut termasuk sebagian besar pantai di wilayah Bali Utara.
"Itu semua menjadi fokus perhatian kami, mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tutup Musyareh.
(rsa)