Polri malu akui kesalahan Densus 88
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto malu mengakui kesalahannya dengan menyatakan Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror tidak salah tangkap dua terduga teroris Tulungagung, Sapari (49) dan Mugi Hartanto (38).
"Kalau ada pernyataan Densus salah tangkap, itu kecil kemungkinan, bahkan tidak mungkin," kata Agus di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2013).
Dia menyatakan, dalam penyergapan terduga teroris tersebut, Densus 88 sudah sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan. Selain itu, ditambah dengan dukungan peralatan yang canggih dan ketepatan informasi dinilai oleh tim intelijen, membuat Densus 88 tidak mungkin salah tangkap.
"Densus dalam pelaksanaan tugas tentu sudah melalui mekanisme peralatan pendukung, ditambah informasi yang tepat, sehingga info yang didapat dan dimiliki sudah pasti akurat. Jadi kalau dibilang salah tangkap, kemungkinannya tidak," ungkapnya.
Namun begitu, dia mengakui, kendati secara tidak langsung, bahwa alat pendukung untuk membuktikan terduga teroris itu benar jaringan Poso. "Hanya dukungan bukti yang kita miliki belum kuat untuk kita proses lebih lanjut," ungkap Agus.
Dia menambahkan, dua terduga teroris yang telah ditembak mati pun diyakini oleh Agus sebagai teroris sungguhan, karena terdapat dua barang bukti yang mendukung.
"Karena saat kita lakukan penangkapan itu, ada dua lainnya yang sesuai data kami dan patut diduga terlibat dalam suatu jaringan. Walau yang dua meninggal, tapi barang bukti yang kita temukan mendukung, dan data yang kita miliki, bahwa yang bersangkutan terkait dengan kelompok teroris," tukasnya.
"Kalau ada pernyataan Densus salah tangkap, itu kecil kemungkinan, bahkan tidak mungkin," kata Agus di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2013).
Dia menyatakan, dalam penyergapan terduga teroris tersebut, Densus 88 sudah sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan. Selain itu, ditambah dengan dukungan peralatan yang canggih dan ketepatan informasi dinilai oleh tim intelijen, membuat Densus 88 tidak mungkin salah tangkap.
"Densus dalam pelaksanaan tugas tentu sudah melalui mekanisme peralatan pendukung, ditambah informasi yang tepat, sehingga info yang didapat dan dimiliki sudah pasti akurat. Jadi kalau dibilang salah tangkap, kemungkinannya tidak," ungkapnya.
Namun begitu, dia mengakui, kendati secara tidak langsung, bahwa alat pendukung untuk membuktikan terduga teroris itu benar jaringan Poso. "Hanya dukungan bukti yang kita miliki belum kuat untuk kita proses lebih lanjut," ungkap Agus.
Dia menambahkan, dua terduga teroris yang telah ditembak mati pun diyakini oleh Agus sebagai teroris sungguhan, karena terdapat dua barang bukti yang mendukung.
"Karena saat kita lakukan penangkapan itu, ada dua lainnya yang sesuai data kami dan patut diduga terlibat dalam suatu jaringan. Walau yang dua meninggal, tapi barang bukti yang kita temukan mendukung, dan data yang kita miliki, bahwa yang bersangkutan terkait dengan kelompok teroris," tukasnya.
(san)