Warga Wates terserang DB
A
A
A
Sindonews.com – Puluhan orang warga di dusun di Wates Kulonprogo terserang demam berdarah. Untuk menghindari penyebarannya, Dinas Kesehatan melakukan pengasapan atau fogging di dua lokasi tersebut.
Penyebaran demam berdarah terjadi di enam Rukun Tetangga (RT) yang ada di wilayah Dusun Dipan dan Wonosidi Lor yakni RT 76 (9 orang), RT 75 (1 orang), RT 62 (2 orang) dan wilayah RT 63 (2 orang).
Ketua RT 76 Aris Prilanto mengatakan, penyebaran kasus demam berdarah di wilayahnya terjadi sejak sebulan terakhir. Dari sembilan warga yang terjangkit, dua di antaranya masih mondok (opname) di RS Kharisma Paramedika, Wates.
Keduanya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yakni Moh Sidiq, 13, dan Adella, 11.
“Kasus demam berdarah terjadi sejak sebulan terakhir. Sebenarnya warga sudah rutin melakukan kerja bhakti tapi masih ada yang terjangkit,” katanya, Selasa (30/7/2013).
Dia menjelaskan, kedua pasien anak-anak sempat menjalani perawatan secara intensif di Intensive Care Unit (ICU) di RS Kharisma Paramedika, Wates. Untuk menekan penyebaran yang semakin meluas, pihaknya kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging.
“Kami memang sengaja meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging, karena wilayah Dipan memang termasuk wilayah endemik demam berdarah,” jelasnya.
Sahlani (38) orang tua Moh Sidiq dan Adelia mengatakan, kasus demam berdarah pertama kali terdeteksi pada anak pertamanya kemudian disusul anak kedua seminggu kemudian.
Diawali dengan panas dan demam selama tiga hari, hasil tes laboratorium juga menunjukkan jika trombosit hanya 90.000
“Saat ini tinggal anak pertama yang masih mondok, anak saya yang kedua sudah keluar. Sebenarnya kami sudah beberapa kali mengajukan penyemprotan melalui RT tapi baru direspons sekarang,” katanya.
Penyebaran demam berdarah terjadi di enam Rukun Tetangga (RT) yang ada di wilayah Dusun Dipan dan Wonosidi Lor yakni RT 76 (9 orang), RT 75 (1 orang), RT 62 (2 orang) dan wilayah RT 63 (2 orang).
Ketua RT 76 Aris Prilanto mengatakan, penyebaran kasus demam berdarah di wilayahnya terjadi sejak sebulan terakhir. Dari sembilan warga yang terjangkit, dua di antaranya masih mondok (opname) di RS Kharisma Paramedika, Wates.
Keduanya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yakni Moh Sidiq, 13, dan Adella, 11.
“Kasus demam berdarah terjadi sejak sebulan terakhir. Sebenarnya warga sudah rutin melakukan kerja bhakti tapi masih ada yang terjangkit,” katanya, Selasa (30/7/2013).
Dia menjelaskan, kedua pasien anak-anak sempat menjalani perawatan secara intensif di Intensive Care Unit (ICU) di RS Kharisma Paramedika, Wates. Untuk menekan penyebaran yang semakin meluas, pihaknya kemudian meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging.
“Kami memang sengaja meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan fogging, karena wilayah Dipan memang termasuk wilayah endemik demam berdarah,” jelasnya.
Sahlani (38) orang tua Moh Sidiq dan Adelia mengatakan, kasus demam berdarah pertama kali terdeteksi pada anak pertamanya kemudian disusul anak kedua seminggu kemudian.
Diawali dengan panas dan demam selama tiga hari, hasil tes laboratorium juga menunjukkan jika trombosit hanya 90.000
“Saat ini tinggal anak pertama yang masih mondok, anak saya yang kedua sudah keluar. Sebenarnya kami sudah beberapa kali mengajukan penyemprotan melalui RT tapi baru direspons sekarang,” katanya.
(lns)