Pembunuh Seklur Tambunan berkeliaran, warga Makale resah
A
A
A
Sindonews.com - Satu bulan pasca peristiwa pembunuhan Sekretaris Kelurahan (Seklur) Tambunan, Kecamatan Makale Utara, Pither Paningo (51), jajaran Kepolisian Resor (Polres) Tana Toraja, belum juga berhasil menangkap pelaku pembunuhan bernama Raning (31).
Kecewa dengan kinerja aparat Polres Tana Toraja, keluarga korban berencana melaporkan kasus tersebut ke Polda Sulselbar.
“Kami memberi waktu satu minggu kepada Polres Tana Toraja untuk menangkap pelaku Raning yang menikam korban hingga akhirnya meninggal setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit,” ujar Atjafar Topang, mewakili keluarga Pither Paningo di Makale, Kamis (18/7/2013).
Dia menyatakan, sejak awal pihak keluarga korban sudah menyerahkan kasus ini kepada aparat kepolisian untuk menangkap pelaku yang masih bebas berkeliaran. Kalau memang aparat Polres Tana Toraja tidak bisa menangkap pelaku dalam satu minggu ke depan, pihak keluarga akan melaporkan kasus ini ke Polda Sulselbar.
Menurutnya, pihak keluarga dan beberapa pihak sebagai saksi juga sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Tana Toraja. Bahkan, pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan jika pelaku memberikan perlawanan saat mau ditangkap polisi bisa mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan pelaku.
Namun, satu bulan pasca peristiwa pembunuhan, polisi belum berhasil menangkap pelaku yang tidak lain keponakan dari korban Pither Paningo.
“Pihak keluarga berencana melapor ke Polda Sulselbar untuk turun tangan menangkap pelaku karena kecewa dengan kinerja aparat Polres Tana Toraja,” jelasnya.
Dia menyatakan, masyarakat beberapa kali memergoki pelaku Raning berkeliaran di lingkungan mereka, pada malam hari dan mencuri barang milik masyarakat setempat. Masyarakat juga berusaha mencari pelaku di tempat persembunyiannya, tetapi pelaku selalu berhasil kabur dari kejaran masyarakat.
Setiap malam, masyarakat menduga, pelaku bersembunyi di tebing-tebing yang curam yang tidak jauh dari pemukiman warga RT Buntu Dena. Menurutnya, pelaku yang masih bebas berkeliaran, membuat pihak keluarga dan masyarakat kelurahan Sarira kecamatan Makale Utara, resah.
Bahkan, siswa sekolah yang biasanya pergi dan pulang sekolah sendirian, kini harus diantar orang tuanya lantaran anak-anak trauma dan takut dibunuh oleh pelaku Raning. Untuk itu, pihak keluarga meminta polisi segera menangkap pelaku sehingga masyarakat tidak lagi resah pelaku berkeliaran di lingkungan masyarakat.
“Semua masyarakat resah karena trauma takut dibunuh oleh pelaku. Untuk itu, kami mendesak pelaku segera ditangkap agar masyarakat tidak diliputi rasa ketakutan,” jelasnya.
Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Res dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tana Toraja AKP Mathius Tappi menyatakan, Polres Tana Toraja terus mencari keberadaan pelaku pembunuhan Seklur Tambunan. Pelaku juga sudah masuk dalam daftar pencaharian orang.
“Kami terus berupaya mengejar dan menangkap pelaku. Pelaku diduga bersembunyi di tebing-tebing curam dan sering berpindah tempat. Itu juga yang menyulitkan kami menangkap pelaku,” jelasnya.
Diketahui, peristiwa pembunuhan Sekretaris Kelurahan Tambunan, Pither Paningo terjadi di rumah korban, di RT Buntu Dena, Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara, pada Minggu 23 Juli 2013.
Saat itu, korban hendak bersiap hendak pergi beribadah ke gereja. Saat berada di bak mandi di belakang rumahnya, korban tiba-tiba ditikam oleh pelaku dari belakang, menggunakan senjata tajam yang dimodifikasi menyerupai tombak. Korban sempat mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga jam, hingga akhirnya meninggal.
Kecewa dengan kinerja aparat Polres Tana Toraja, keluarga korban berencana melaporkan kasus tersebut ke Polda Sulselbar.
“Kami memberi waktu satu minggu kepada Polres Tana Toraja untuk menangkap pelaku Raning yang menikam korban hingga akhirnya meninggal setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit,” ujar Atjafar Topang, mewakili keluarga Pither Paningo di Makale, Kamis (18/7/2013).
Dia menyatakan, sejak awal pihak keluarga korban sudah menyerahkan kasus ini kepada aparat kepolisian untuk menangkap pelaku yang masih bebas berkeliaran. Kalau memang aparat Polres Tana Toraja tidak bisa menangkap pelaku dalam satu minggu ke depan, pihak keluarga akan melaporkan kasus ini ke Polda Sulselbar.
Menurutnya, pihak keluarga dan beberapa pihak sebagai saksi juga sudah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Tana Toraja. Bahkan, pihak keluarga sudah membuat surat pernyataan jika pelaku memberikan perlawanan saat mau ditangkap polisi bisa mengambil tindakan tegas dengan melumpuhkan pelaku.
Namun, satu bulan pasca peristiwa pembunuhan, polisi belum berhasil menangkap pelaku yang tidak lain keponakan dari korban Pither Paningo.
“Pihak keluarga berencana melapor ke Polda Sulselbar untuk turun tangan menangkap pelaku karena kecewa dengan kinerja aparat Polres Tana Toraja,” jelasnya.
Dia menyatakan, masyarakat beberapa kali memergoki pelaku Raning berkeliaran di lingkungan mereka, pada malam hari dan mencuri barang milik masyarakat setempat. Masyarakat juga berusaha mencari pelaku di tempat persembunyiannya, tetapi pelaku selalu berhasil kabur dari kejaran masyarakat.
Setiap malam, masyarakat menduga, pelaku bersembunyi di tebing-tebing yang curam yang tidak jauh dari pemukiman warga RT Buntu Dena. Menurutnya, pelaku yang masih bebas berkeliaran, membuat pihak keluarga dan masyarakat kelurahan Sarira kecamatan Makale Utara, resah.
Bahkan, siswa sekolah yang biasanya pergi dan pulang sekolah sendirian, kini harus diantar orang tuanya lantaran anak-anak trauma dan takut dibunuh oleh pelaku Raning. Untuk itu, pihak keluarga meminta polisi segera menangkap pelaku sehingga masyarakat tidak lagi resah pelaku berkeliaran di lingkungan masyarakat.
“Semua masyarakat resah karena trauma takut dibunuh oleh pelaku. Untuk itu, kami mendesak pelaku segera ditangkap agar masyarakat tidak diliputi rasa ketakutan,” jelasnya.
Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Res dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tana Toraja AKP Mathius Tappi menyatakan, Polres Tana Toraja terus mencari keberadaan pelaku pembunuhan Seklur Tambunan. Pelaku juga sudah masuk dalam daftar pencaharian orang.
“Kami terus berupaya mengejar dan menangkap pelaku. Pelaku diduga bersembunyi di tebing-tebing curam dan sering berpindah tempat. Itu juga yang menyulitkan kami menangkap pelaku,” jelasnya.
Diketahui, peristiwa pembunuhan Sekretaris Kelurahan Tambunan, Pither Paningo terjadi di rumah korban, di RT Buntu Dena, Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara, pada Minggu 23 Juli 2013.
Saat itu, korban hendak bersiap hendak pergi beribadah ke gereja. Saat berada di bak mandi di belakang rumahnya, korban tiba-tiba ditikam oleh pelaku dari belakang, menggunakan senjata tajam yang dimodifikasi menyerupai tombak. Korban sempat mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga jam, hingga akhirnya meninggal.
(san)