3 ABK penyelundup warga Iran tertangkap
A
A
A
Sindonews.com - Tiga Anak Buah Kapal (ABK) yang kabur meninggalkan kapal berpenumpang delapan warga Iran, di tengah perairan Pantai Selatan Sine, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, tertangkap.
Patong Baja (37), Dito Rosidi (22), dan Rahman Jalilan (34), berhasil disergap di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. Ketiganya diidentifikasi sebagai warga Desa Condo, Kecamatan Suli, Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (bukan Madura).
"Sementara tiga ABK lain termasuk Nahkoda masih dalam pengejaran," ujar Kapolres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Polisi Wisnu Hermawan Februanto, kepada wartawan, Rabu (17/7/2013).
Dari pemeriksaan lanjutan, termasuk cek sidik jari dan foto setengah badan, ketiga orang itu diduga kuat sebagai jaringan sindikat penyelundup imigran gelap ke pulau Christmas Australia.
Ketiganya diduga sengaja melarikan diri disaat kapal yang ditumpangi warga Iran bocor dan mesin mati di tengah lautan. "Kasus ini termasuk ketiga orang ABK yang tertangkap tersebut langsung kami limpahkan ke Polda Jawa Timur," terang Wisnu.
Informasi yang dihimpun, kasus imigran gelap menjadi atensi Mabes Polri. Karenanya, untuk penanganan kasus diserahkan penyidik sejajar Polda. Mengenai delapan warga Iran yang sebelumnya diperiksa di Mapolres Tulungagung, kata Wisnu, sudah dilimpahkan ke Kantor Imigrasi Blitar.
Menurut Wisnu, kedelapan warga asing tersebut dipastikan sebagai imigran gelap yang tidak mengantongi dokumen izin tinggal, visa, dan paspor.
Orang asing itu hanya memiliki selembar surat keterangan yang dikeluarkan UNHCR. "Mereka itu (warga Iran) pernah ditangkap Polri dan ditempatkan di kantor Imigrasi Bogor. Namun rupanya berhasil kabur, dan berusaha ke Australia kembali," pungkasnya.
Patong Baja (37), Dito Rosidi (22), dan Rahman Jalilan (34), berhasil disergap di wilayah Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung. Ketiganya diidentifikasi sebagai warga Desa Condo, Kecamatan Suli, Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (bukan Madura).
"Sementara tiga ABK lain termasuk Nahkoda masih dalam pengejaran," ujar Kapolres Tulungagung Ajun Komisaris Besar Polisi Wisnu Hermawan Februanto, kepada wartawan, Rabu (17/7/2013).
Dari pemeriksaan lanjutan, termasuk cek sidik jari dan foto setengah badan, ketiga orang itu diduga kuat sebagai jaringan sindikat penyelundup imigran gelap ke pulau Christmas Australia.
Ketiganya diduga sengaja melarikan diri disaat kapal yang ditumpangi warga Iran bocor dan mesin mati di tengah lautan. "Kasus ini termasuk ketiga orang ABK yang tertangkap tersebut langsung kami limpahkan ke Polda Jawa Timur," terang Wisnu.
Informasi yang dihimpun, kasus imigran gelap menjadi atensi Mabes Polri. Karenanya, untuk penanganan kasus diserahkan penyidik sejajar Polda. Mengenai delapan warga Iran yang sebelumnya diperiksa di Mapolres Tulungagung, kata Wisnu, sudah dilimpahkan ke Kantor Imigrasi Blitar.
Menurut Wisnu, kedelapan warga asing tersebut dipastikan sebagai imigran gelap yang tidak mengantongi dokumen izin tinggal, visa, dan paspor.
Orang asing itu hanya memiliki selembar surat keterangan yang dikeluarkan UNHCR. "Mereka itu (warga Iran) pernah ditangkap Polri dan ditempatkan di kantor Imigrasi Bogor. Namun rupanya berhasil kabur, dan berusaha ke Australia kembali," pungkasnya.
(san)