Sopir taksi di Bali demo tuntut kenaikan tarif argo
A
A
A
Sindonews.com - Sopir taksi di Bali melakukan aksi demonstrasi ke Gedung DPRD Bali Renon, Denpasar, untuk memperjuangkan kenaikan tarif argometer.
Ketua Persatuan sopir taksi Bali, Ketut Witra mengatakan, hal itu diminta karena sejalan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kami meminta kenaikan tarif argometer dari Rp3.500 menjadi Rp6.000 hingga Rp7.000 atau untuk sekali buka pintu. Kenaikan harga BBM bersubsidi berimbas pada pendapatan sopir taksi,“ ujar Ketut Witra, di Denpasar, Selasa (15/7/2013).
Selain itu, kenaikan harga BBM dikatakannya juga berimbas pada kenaikan harga spare parts dan setoran yang naik pula ke pihak perusahaan taksi.
"Makanya kami meminta DPRD mengabulkan keinginan kami," jelasnya.
Belum lagi, kabar rencana penambahan armada taksi baru semakin menambah beban berat sopir taksi karena persaiangan akan semakin ketat.
“Karenanya, kami menuntut adanya kenaikan argo taksi serta menolak adanya penambahan armada baru. Pendapatan sopir taksi setiap harinya mencapai Rp30 ribu perhari,“ tegas Witra.
Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya didampingi Wakil Ketua Gusti Made Widjera yang menemui mereka berjanji akan menindaklanjuti keluhan para sopir taksi dengan memanggil Dinas Perhubungan Bali.
Kepada pendemo Wakil Ketua DPRD Bali, Ida Bagus Putu Sukarta, meminta pemerintah serius memerhatikan nasib sopir.
“Kami meminta jangan sampai ada penambahan armada dan pengeluaran izin taksi baru. Pemerintah mesti memerhatikan aspirasi masyarakat dan jangan mengeluarkan kebijakan yang meminggirkan rakyat kecil,“ tegas politikus Partai Gerindra ini.
Ketua Persatuan sopir taksi Bali, Ketut Witra mengatakan, hal itu diminta karena sejalan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kami meminta kenaikan tarif argometer dari Rp3.500 menjadi Rp6.000 hingga Rp7.000 atau untuk sekali buka pintu. Kenaikan harga BBM bersubsidi berimbas pada pendapatan sopir taksi,“ ujar Ketut Witra, di Denpasar, Selasa (15/7/2013).
Selain itu, kenaikan harga BBM dikatakannya juga berimbas pada kenaikan harga spare parts dan setoran yang naik pula ke pihak perusahaan taksi.
"Makanya kami meminta DPRD mengabulkan keinginan kami," jelasnya.
Belum lagi, kabar rencana penambahan armada taksi baru semakin menambah beban berat sopir taksi karena persaiangan akan semakin ketat.
“Karenanya, kami menuntut adanya kenaikan argo taksi serta menolak adanya penambahan armada baru. Pendapatan sopir taksi setiap harinya mencapai Rp30 ribu perhari,“ tegas Witra.
Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya didampingi Wakil Ketua Gusti Made Widjera yang menemui mereka berjanji akan menindaklanjuti keluhan para sopir taksi dengan memanggil Dinas Perhubungan Bali.
Kepada pendemo Wakil Ketua DPRD Bali, Ida Bagus Putu Sukarta, meminta pemerintah serius memerhatikan nasib sopir.
“Kami meminta jangan sampai ada penambahan armada dan pengeluaran izin taksi baru. Pemerintah mesti memerhatikan aspirasi masyarakat dan jangan mengeluarkan kebijakan yang meminggirkan rakyat kecil,“ tegas politikus Partai Gerindra ini.
(rsa)