Ratusan kapal nelayan diterjang banjir
A
A
A
Sindonews.com - Banjir bandang akibat luapan Kali Kutho di kampung nelayan Kecamatan Rowosari, Kendal, Jawa Tengah masih menyisakan genangan air dan endapan lumpur.
Warga terlihat mulai membersihkan rumah mereka yang sebelumnya terendam air setinggi satu meter. Di sejumlah titik lokasi genangan air masih terlihat cukup tinggi mencapai 10 centi meter.
Mereka terlihat bahu membahu membersihkan lumpur bercampur sampah yang memenuhi sudut-sudut rumah. Begitu pula dengan ruas jalan di kampung mulai dibersihkan secara bergotong royong.
Warga juga mulai membersihkan sekolah dan tempat ibadah yang tak luput dari terjangan banjir.
Kapal-kapal milik nelayan yang rusak akibat terjangan banjir terlihat teronggok di pinggir sungai. Para nelayan belum mengangkat kapal mereka untuk dikembalikan ke sungai karena terkendala alat berat.
Kondisi itu membuat aktivitas ekonomi warga belum sepenuhnya pulih. Pasar - pasar juga masih terendam lumpur. Begitu juga pasar ikan.
Seperti di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang ketebalan lumpur mencapai 40 centi meter. Aktivitas pelelangan ikan lumpuh total, karena para nelayan menghentikan kegiatannya dan konsen membersihkan rumah mereka.
Menurut salah seorang warga bernama Warsono, banjir bandang kali ini merupakan bencana terbesar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya.
"Ini banjir terbesar, sampai sekarang jumlah kapal yang hilang tercatat 12, ratusan yang lain sudah ditemukan dengan kondisi rusak," tukas Warsono, Senin (15/7/2013).
Warga terlihat mulai membersihkan rumah mereka yang sebelumnya terendam air setinggi satu meter. Di sejumlah titik lokasi genangan air masih terlihat cukup tinggi mencapai 10 centi meter.
Mereka terlihat bahu membahu membersihkan lumpur bercampur sampah yang memenuhi sudut-sudut rumah. Begitu pula dengan ruas jalan di kampung mulai dibersihkan secara bergotong royong.
Warga juga mulai membersihkan sekolah dan tempat ibadah yang tak luput dari terjangan banjir.
Kapal-kapal milik nelayan yang rusak akibat terjangan banjir terlihat teronggok di pinggir sungai. Para nelayan belum mengangkat kapal mereka untuk dikembalikan ke sungai karena terkendala alat berat.
Kondisi itu membuat aktivitas ekonomi warga belum sepenuhnya pulih. Pasar - pasar juga masih terendam lumpur. Begitu juga pasar ikan.
Seperti di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang ketebalan lumpur mencapai 40 centi meter. Aktivitas pelelangan ikan lumpuh total, karena para nelayan menghentikan kegiatannya dan konsen membersihkan rumah mereka.
Menurut salah seorang warga bernama Warsono, banjir bandang kali ini merupakan bencana terbesar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya.
"Ini banjir terbesar, sampai sekarang jumlah kapal yang hilang tercatat 12, ratusan yang lain sudah ditemukan dengan kondisi rusak," tukas Warsono, Senin (15/7/2013).
(lns)